Indra terus menggendong ku sampai ke mobilnya. Dia memakaikan ku seat belt.
Lalu mobil ini pun berjalan. Ya...indra yang nyetir mobil."Kita mau kemana, ndra?"
Indra diam saja, dia tidak menjawab. Entah kenapa
"Ndra, lu denger ga sih? Kita mau kemana?"
Suara ku sedikit kencang bertanya, melihat ke kanan kiri dan ini bukan jalan ke rumah ku.
"Ke rumah sakit" dengan juteknya indra hanya menjawab seperti itu.
"Ngapain?"
Tidak henti-hentinya aku bertanya.
"Jawab ngapain ndra?"
"Kaki, tangan lu luka. Jadi harus ke rumah sakit, biar bisa diobatin" ucap indra sambil melihat sedikit-sedikit ke arah ku.
"Tapi gua gpp kok, cuma luka kecil. Jadi ga perlu ke rumah sakit, kita pulang aja. Gua mau pulang"
"Bisa diem ga sih? Gua lagi nyetir. Pokoknya kita ke rumah sakit, gua takut lu ada luka dalam. Udah ya ga usah protes"
Indra sedikit marah dan kencang suaranya. Terlihat sekali, indra begitu peduli pada ku. Tapi aku acuh tak acuh kepada nya. Dia memang teman kecil ku. Indra, orang yang selalu ada untuk ku.
Mendengar indra berkata seperti itu. Akhirnya aku diam saja, mengikuti arahannya.
****
"Ini minum" indra memberikan ku air minum botol.
Aku mengambilnya, namun tidak ku minum. Hanya ku pegang saja.
"Kenapa ga diminum?"
Indra bertanya dan aku hanya diam saja, sambil memegang air minum botol itu.
"Kok lu diem aja? Alexaaa denger ga sih? Minum air nya"
"Tadi kan lu suruh gua diem, jadi ya gua diem aja. Gua ga haus" jawab ku dengan ketus
"Astaga alexa. Masih aja keras kepala. Kalo gua suruh minum, ya minum. Jalanan lagi macet, masih lumayan lama nyampe rumah sakit. Dari tadi lu ga ada minum dan lu habis jatuh. Jadi minum dulu sekarang"
Indra membuka botol minum itu dan memberikannya kepada ku. Melihat itu, akhirnya aku minum juga. Ya mau gamau, daripada indra terus marah kepada ku. Walaupun sebenarnya aku tidak haus.
Jalanan saat itu macet, cukup lama kami sampai ke rumah sakit. Indra sangat takut kalau aku ada luka dalam. Dia memang teman terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa
Teen FictionAlexa Ziviliana, gadis cantik, pintar dan kaya raya. Siapa sangka memiliki segalanya namun tidak bahagia? Rasanya seperti mimpi, setiap malam di hantui oleh waktu. Cinta yang hilang, rasa yang hilang, keluarga yang hilang. Aku hampir menyerah, nam...