TDC14

92 12 2
                                    

_TheDARKCastle_


Dengan kecepatan kilat sebuah cahaya terbang masuk ke arah quorz yang berada di telapak tangan Clover. Dan di saat itu pula perempuan yang memakai penutup mata berwarna hijau itu terkulai lemas tanpa daya. Yang Clover pastikan perempuan itu meninggal seperti yang seharusnya.

Setelah menemukan yang ia cari Clover segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruangan miliknya.

"Backlariusamortus." Clover menggumamkan sebuah mantra yang membuat cahaya yang sempat masuk ke dalam quorz kembali keluar. Cahaya itu berputar tidak beraturan ke sekeliling ruangan.

"Di sini, Bell. " Clover mengambil sebuah boneka kecil ke atas meja. Menjadi wadah sementara untuk jiwa milik sahabatnya, Renebell.

Sebelumnya Clover sudah memasang pelindung di dalam boneka tersebut agar tidak ada yang bisa merasakan energi apapun dari bonekanya.

Buk

Boneka itu terjatuh setelah kilat cahaya masuk ke dalamnya. Kemudian terbang dan melayang di hadapan Clover.

"Aku tidak bisa melihat mu Clover, tapi aku masih bisa merasakan energi di sekitarku. Jadi aku tau jika kau datang ke penjara itu. " Sebuah suara keluar dari boneka tersebut.

Clover mengangguk, meletakkan kembali quorz yang sempat ia ambil ke dalam toples. Lalu menyimpannya di atas lemari dinding.

"Akhirnya aku bisa menemukanmu, Bell. Maafkan aku karena sudah membuatmu menunggu terlalu lama. " Ucap Clover mendudukkan tubuhnya di hadapan boneka Renebell.

"Aku mengerti, memang sulit untuk menemukan jiwaku di sana. Tempat itu dilindungi oleh pengunci yang membuat energi orang yang ada didalamnya tidak terdeteksi sampai luar. Tapi, beruntungnya para prajurit hitam tidak mengenali energi jiwaku saat masuk ke dalam tubuh perempuan itu."

Clover tersenyum setelah bisa mendengarkan kembali suara yang sangat ia rindukan selama ini. "Aku merindukanmu, Bell. " ucapnya sambil menghela napas.

Renebell yang mendengar suara lembut sahabatnya terbang mendekat. Lalu memeluk lengan Clover dengan tubuh bonekanya. "Aku pun merindukanmu, Clover. Sahabatku yang paling hebat. "

Clover menggeleng lalu merubah raut wajahnya menjadi serius saat mengingat suatu hal yang sangat penting.

"Bell, apa kau tau dimana tubuhmu disembunyikan? "

..........

Jeka mendekati rumah kuno yang cukup besar setelah keluar dari gua yang gelap.

"Lorr, apa ini tempatnya? " Jeka membangunkan Lorry setelah berada tepat di depan rumah tadi.

Lorry membuka matanya lalu terbang dari atas kepala Jeka. "Iya, inilah tempat yang selama ini kita tuju. " Naga kecil itu mengetuk pintu kayu rumah tersebut dengan tangan kecilnya.

Tok tok

"Tuan, ini Lorry sudah sampai. " Ucapnya masih mengetuk pintu.

"Tuan Volker! " Teriak Lorry yang membuat pintu itu terbuka.

"Sssttt." Muncul seorang remaja laki-laki  dengan jari yang menutup mulutnya. Laki-laki itu memiliki tinggi yang sama dengan Jeka.

"Jangan berisik, Lorry. Nona Yeri baru saja beristirahat. Nanti suara jelek mu bisa membuatnya terbangun. "

Jeka yang tadi hanya diam langsung mendekat saat mendengar nama Yeri disebut. "Yeri ada di dalam? " Tanya Jeka pada remaja yang belum ia kenal.

Remaja laki-laki itu menoleh ke arah Jeka lalu mengamati Jeka dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Dia siapa Lorry? "

"Dia yang datang bersama nona Yeri ke dunia ini, tuan muda Raynold. Jadi, dia juga rekan kita sekarang. " Sahut Lorry terbang ke dalam rumah meninggalkan mereka berdua di depan pintu.

Raynold yang ditinggalkan Lorry pun menyusulnya masuk ke dalam membiarkan Jeka begitu saja.

"Lah, gue ditinggal. " Jeka pun memilih mengikuti mereka masuk. Yakali dia diam di luar terus.

"Eh, Lorr. Yeri nya mana? " Baru juga masuk Jeka sudah menanyakan keberadaan Yeri. Dia tidak menemukan perempuan itu dimana pun.

"Nona Yeri sedang tidur di kamar Raynold. " Sahut Lorry yang sedang duduk di salah satu kursi. Sedangkan Raynold entah sedang ada dimana sekarang.

"Sebelah mana? " Perasaan Jeka tidak enak saat mengetahui jika Yeri berada di kamar laki-laki aneh tadi.

Jeka berjalan ke arah pintu yang sudah Lorry tunjukkan sebelumnya. Ia ingin memastikan keadaan Yeri.

"Tunggu! Kenapa kau berdiri di depan kamarku? "

Raynold menghalangi niat Jeka yang ingin membuka pintu.

"Aku kan sudah bilang, nona Yeri sedang istirahat kau jangan mengganggunya. " Ucapnya berdiri di depan pintu kamarnya.

"Siapa yang mau ganggu? Gue cuma mau memastikan keadaan temen gue, ribet amat dah lo. " Jeka yang merasa kesal mendorong tubuh Raynold agar tidak menghalanginya.

"Minggir!"

Raynold mencengkeram lengan Jeka yang ingin memegang gagang pintu lalu menyeretnya menjauh dari kamarnya.

"Lepasin tangan gue, anjir! " Jeka menarik tangannya kencang lalu menatap Raynold tajam. "Lo kenapa sih? Gue cuma mau liat keadaan Ye.. "

"Tidak boleh, dia sedang istirahat! Lebih baik kau menunggunya sampai besok pagi. "

"Kenapa lo ngelarang gue, emang siapa sih lo?!"

"Aku yang punya kamar, jadi aku berhak melarangmu untuk masuk ke dalam. "

"Oh ya? Tapi gue gak peduli tuh. Gue tetep bakal masuk. " Jeka membalikkan tubuhnya mencoba kembali ke kamar tadi.

Raynold yang melihat itu menarik kerah belakang baju Jeka, yang membuat sangat empu sedikit terjengkang.

"Lo berani sama gue. " Jeka menunjuk wajah Raynold dengan telunjuknya.

"Kenapa tidak berani? " Raynold mengangkat dagunya menantang. Tidak ada rasa takut sama sekali pada Jeka.

"Ooh gitu! " Jeka mendekat lalu mencengkeram kerah Raynold.

Raynold tidak mau kalah, ia juga mencengkeram kerah milik Jeka dengan kuat.

"Kenapa?! Kau pikir aku takut. Tidak sama sekali. "

Pertengkaran mereka berdua tidak luput dari penglihatan Lorry dari arah kursi. Naga itu terbang menghampiri mereka.

"Hey, sudahlah kalian tidak usah berkelahi. Sekarang sudah larut malam lebih baik kita segera mengistirahatkan tubuh. " Ucap Lorry setelah berada di samping mereka.

"Kalian berdua bisa tidur di ruangan Lorry. " Tunjuk Lorry pada sebuah pintu di ujung sana. "Biar Lorry yang tidur bersama nona Yeri, dadah. " Ucapnya tenang lalu berbalik badan menjauhi mereka berdua setelah mengucapkan kalimat tadi.

Jeka dan Raynold saling berpandangan singkat lalu saling melepaskan cengkeraman masing-masing. Kemudian berlari mengejar kepergian Lorry.

"Ughh." Leher dan ekor Lorry tiba-tiba ditarik oleh Jeka dan Raynold dari belakang.

"Ini kenapa Lorry di culik, Lorry kan hanya mau tidur dengan nyaman. " Protes Lorry.

"Enak aja, gak bakal gue biarin lo tidur nyaman bareng Yeri. Dasar naga mesum. "

"Kau harus tidur bersama kita, Lorry. Biarkan nona Yeri tidur sendiri. Kau tidak boleh macam-macam."

Lorry yang mendengar perkataan mereka hanya bisa pasrah. Padahal dia hanya ingin tidur di sofa yang ada di sana bukan satu kasur dengan Yeri.

"Dasar dua pejantan aneh. "






........
Jangan lupa vote&commet yak ges yak 👍
. ........
FYI: Raynold mengerti semua perkataan Jeka dan Yeri termasuk kata lo-gue karena informasi dari Lorry yang sudah lama berada di dimensi manusia.

The Dark Castle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang