2. Panik sana panik sini

1.6K 119 54
                                    

Underage readers, please be wise ya! 🌚🔞⚠️















Hari libur adalah hari yang selalu dinantikan bagi para kaum rebahan untuk melepas kepenatan.

Tidak terkecuali juga bagi putra bungsu Keluarga Wibowo.

Pagi ini, sinar mentari memang tidak terlalu menyilaukan. Panas yang disalurkan bahkan tidak cukup untuk menghangatkan tubuh.

Tapi semua itu berbeda jika Sheryl berada di sisi Julian. Karena sesedikit apapun hangat yang ia rasakan, bisa berubah menjadi panas membara dalam sekejap seperti api yang berkobar.

"Jul...hh"

"Hm? Masih gatel?"

"Masukin aja sih jangan digodain mulu"

"Desahannya masih segitu, nggak seru"

"Anj*ng emang! Apa hubungannya?" Dan tanpa aba-aba Sheryl langsung mencengkeram kebanggaan Julian yang sudah mengeras di bawah. Mengusapkannya pada milik Sheryl.

"Masukin nggak? Kalau nggak yang bawah nggak boleh masuk!"

Diancam begitu, Julian langsung menciut. Jemarinya berhenti bermain di sekitar payudara, membuat Sheryl menghela nafas lega. Mulut pria itu pun bergerak maju dan mulai menyusu.

Iew, rasanya? Geli-geli gimana gitu.

Tepat seperti yang Sheryl inginkan.

Aneh ya? Nggak tahu lah. Coba ditanya Sheryl nya. Emang lagi pengen aja dinenen sama Julian. Ya meskipun ujung-ujungnya pria itu kena marah. Tapi tetep enak sih hehe. Nggak nolak dia mah.

"Good boy!"

Kedua tubuh itu semakin rapat dengan Julian yang mendekap tubuh Sheryl erat. Sedari tadi jemari lentik wanita itu bahkan mengusap alis legam prianya dengan lembut. Seolah sedang menidurkan bayi.

Iya, bayi kingkong. Peranakan Wakanda-Indonesia.

Lama keduanya bertahan di posisi ini, membuat si bayi ala-ala merasa bosan. Matanya bergerak ke kanan lalu ke kiri.

Dan bukan Julian namanya jika tidak bisa memanfaatkan keadaan. Jemarinya yang bebas kembali bergerak dan memainkan puting satunya. Membuat Sheryl langsung menahan nafas.

"Jul.." panggilnya dengan mata sayu.

Sheryl hanya ingin bermain dalam artian menghilangkan gatal yang ia rasakan pada payudara. Tapi si kantung hormon berlesung pipi itu sepertinya tidak akan membiarkan kesempatan kali ini terbuang sia-sia.

Pria itu dengan lihai menggoda bahkan tanpa sadar membuat Sheryl memejam karena bagian bawahnya yang tiba-tiba minta dimasuki.

Jemari Julian turun ke bawah, memastikan sendiri dugaannya jika Sheryl telah basah, siap untuk dirinya.

Dan ya... seringaian pun terbentuk. Dengan cekatan, pria itu berganti posisi menindih Sheryl. Melepas segera susuannya dan mengecup puncak yang menegang itu dengan lembut.

"Ih, baperan banget!"

Astaga! Sepertinya Sheryl perlu berkaca. Wanita itu juga sama bergairahnya sekarang.

Teman Tapi aMbiguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang