1. Bukan permen

1.7K 138 65
                                    

Underage readers, please be wise ya! 🌚🔞⚠️














Julian hampir mati kutu saat Jiel, sang keponakan menunjuk sebuah benda di dekat kasir toserba dan merengek minta dibelikan saat ini juga.

Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu meringis meminta maaf pada si mba kasir karena sang keponakan telah membuat keributan.

Anak gempal berusia lima tahun itu merajuk, menghentak-hentakkan kaki, masuk ke dalam mobil adik dari sang ibu dengan kesal karena keinginannya tidak dituruti.

Sedangkan Julian yang masih menahan malu pun keluar dengan memijit pelipis. Dalam hati merutuk, kenapa sih benda itu harus ditaruh di dekat permen dan kinderjoy? Kan ambigu!

Julian bukannya tidak pernah beli. Pernah, tapi langsung beli dari pabriknya dan itu nggak cuma satu. Jadi, harga dirinya agak sedikit terluka saat si keponakan merajuk. Karena di apartemennya pun stock masih satu lemari penuh.

Ia bisa saja memberikannya satu pada bocah ini. Tapi memangnya Julian sudah gila? Ia masih sayang nyawa apalagi ia harus mengantarkan sang keponakan selamat sampai rumah kedua orang tuanya.

Buat kalian yang bertanya-tanya, kenapa Julian bisa punya buntut hari ini, bukan hal yang aneh sebenarnya. Karena memang Jiel ini dari kemarin dititipkan pada Julian. Tapi pria itu hanya mengiyakan sehari. Sisanya, akan ia ungsikan ke rumah orang tuanya.

Ya apalagi kalau bukan karena kebutuhan akan mendesah yang amat sangat mendesak? Malam minggu pula. Sudah pasti ia akan menggempur Sheryl tanpa ampun. Terlebih ia sudah puasa semalam. Bisa dipastikan, keesokan harinya, wanita itu hanya akan merengek di ranjang dan meminta gendong kesana kemari karena ulah tidak berperikewanitaan seorang Julian.

Tapi memangnya dia perduli?

Julian justru tidak keberatan mengurung wanita itu di apartemen dan menjadikan pria itu babunya daripada membiarkan Sheryl pergi dan bertemu laki-laki lain.

Tidak, Julian tidak cemburu! Ia hanya takut Sheryl dengan senang hati mau membuka paha untuk sembarang orang!

Anak itu baperan, bund!

Mohon maaf nih, Julian belum siap terkena penyakit kelamin atau apapun itu karena Sheryl bergonta-ganti pasangan!

Ewh. Amit-amit! Jangan sampeeeee!

"Om? Kesambet ya?"

Astaga! Suara itu pun menyadarkan Julian dari lamunan. Ia lupa kalau penumpangnya belum ia antar sampai tujuan.

Ia pun meringis dan segera memutar kemudi menuju kediaman kedua orang tuanya yang mungkin sudah tiga bulan ini tidak ia sambangi.




***




Sudah ia duga, akan berakhir seperti ini.

Sedari tadi, Ayunda, ibu kandung dari Julian ini mengomel tidak karuan. Apalagi kalau bukan karena si anak bujang yang tidak pernah mampir ke rumah? Padahal apartemennya pun tidak terlalu jauh.

"Bisa-bisanya ya bertingkah kayak anak yatim piatu? Apa maumu emang begitu?"

Julian harus menggaruk telinga lagi dan lagi karena lengkingan suara sang ibu yang hampir merusak indra pendengarannya.

"Punya anak bujang satu aja bikin otak ibu mendidih. Gimana kalau bentukanmu ada dua?"

Julian lagi-lagi menghela nafas.

Salah terossss! Nggak di rumah, nggak di apartemen, Julian salah terosss!

Nggak ibunya, nggak Sheryl, bener terossss!

Teman Tapi aMbiguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang