Chapter 2: Jay and Yuno

488 45 1
                                    

Bel berdenting pertanda ada seseorang masuk ke toko bunga miliknya. Doyoung yang masih sibuk meletakkan beberapa bunga ke dalam vas besar langsung berseru untuk menyambut pelanggannya.

"Selamat datang!!"

Selepas menempatkan bunga-bunga tersebut, ia kembali ke meja kasirnya. Siang ini hanya dirinya yang berjaga di toko. Kun bertemu dengan klien baru. Lucas, Jeno dan Haechan sedang mengantarkan berbagai pesanan.

"Oh! Ternyata alamatnya benar,"

"Selamat siang, tuan,"

Doyoung tersentak saat menemukan orang yang ditemuinya seminggu lalu, bahkan sempat makan siang dengannya. Ia datang bersama dengan asistennya yang mengekorinya, orang yang juga ditemuinya, yang menarik telinga Jay dan menyuruhnya pulang. Siapa namanya? Taehyun? Taeyoon? Astaga Doyong lupa.

"Selamat siang, Jay. Ada yang bisa aku bantu?" Sapa Doyoung diringi dengan senyuman.

"Oh my god, ternyata kau mengingat namaku?" Tanya Jay tak percaya, padahal mereka sekali bertemu. "Sebentar, Taeyong kau bawa list yang ku buat tadi?"

Ah iya, namanya Taeyong! Batin Doyoung.

Taeyong mengeluarkan kertas kecil dari saku jas yang ia pakai kemudian memberikannya kepada Jay.

"Kau bisa buatkan buket ini untukku?" Jay memberikan secarik kertas kecil kepada Doyoung yang berisi pesanan yang diinginkan. Doyoung membaca kemudian mengingat stok yang ia punya di tokonya.

"Anyelir Putih dan Ranunculus?" Tanya Doyoung untuk memastikan.

Jay mengangguk, masih dengan senyuman yang tidak lepas barang sedetik pun.

"Aku akan mencarinya terlebih dahulu di stok yang kami punya, kalian bisa tunggu dulu di kursi tunggu yang ada di belakang kalian," ucap Doyoung yang langsung dituruti oleh Jay dan Taeyong.

.

Tidak butuh waktu lama, Doyoung kembali dengan beberapa tangkai bunga dan peralatan untuk membuat buket.

"Kau ingin membuat buketnya seperti apa, Jay? Mungkin kau bisa melihat katalog kami terlebih dahulu untuk referensi,"

"Jay, yang ini saja," ujar Taeyong dengan menunjukkan gambar di katalog yang ia lihat-lihat tadi. Jay menggeleng dengan cepat lalu menghampiri Doyoung.

"Buatlah dengan desain yang kau suka, aku akan menerima apapun hasilnya,"

Doyoung mengangguk paham, ia pun mulai merangkai buket bunga pesanan Jay.

"Ingin memakai kartu ucapan? Kami juga menyediakannya," tawar Doyoung lalu menyodorkan sebuah kotak yang berisi berbagai macam kartu ucapan kepada Jay. Ia pun langsung memilihnya.

"Taeyong, kali ini kau saja yang pilih," Jay memberikan kotak tersebut kepada asistennya tersebut. Taeyong yang menerima perintah tersebut hanya bisa memutarkan bola matanya dengan malas. Sebenarnya Jay itu mau apa sih? Bunga itu juga untuk siapa? Sampai sekarang ia tidak diberitahu tujuan sebenarnya berkunjung ke toko bunga milik lelaki yang ia temui bersama Jay minggu lalu itu.

Taeyong melihat sebentar ke Doyoung yang berkutat dengan buket pesanan bos-nya. Ia mencoba menyesuaikan warna bunga dengan kartu ucapannya. Pilihannya jatuh kepada kartu ucapan berwarna putih dengan sedikit corak simple berwarna pink pastel.

"Ini," Ia menarik kartu ucapan pilihannya dan memberikannya kepada Jay.

"Okay, kau membawa pulpen?"

Taeyong langsung memberikan benda yang selalu ia bawa di sakunya tersebut.

"Jangan mengintip aku ingin menulis apa, Taeyong. Sana kembali ke kursi tunggu saja," Jay tanpa ragu mengusir asistennya itu untuk menjauh. Ia hanya tak ingin siapapun melihat pesan untuk orang spesialnya. Taeyong berdecak tak suka namun tetap melakukan perintah Jay untuk kembali ke tempat ia duduk tadi. Bagaimanapun Jay adalah bos-nya.

Look-alikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang