Hai semuanya. Semoga kita sehat selalu yah. Dan lebih semangat lagi membacanya. Meskipun cerita ini sempat di non publish.
Follow IG/tiktok : mianputry1414
IG : mianputry1414
Tiktok khusus cerita :
lautbiru_bercerita
Mianputry1414|
|
|Awan hitam di sertai angin kencang menerpa pepohonan, dedaunan itu terbang bebas di udara. Tubuh ini semakin menggigil bersamaan dengan air hujan yang turun dari atas langit. Aroma khas tanah lembab tercium begitu menyengat. Suara guntur semakin mencekam diiringi suara air hujan yang terus menetes diatas atap asrama sekolah.
Pria berkulit coklat itu mencangkul tanah yang semakin dalam di belakang asramanya. Getaran giginya terdengar begitu jelas, tudung Hoodie hitam yang menutupi wajahnya itu memperlihatkan betapa indahnya manusia satu ini. Garis wajahnya sangat sempurna, alisnya tebal, rahangnya begitu tegas. Tangan beruratnya itu, dia ayunkan beberapa kali ketanah yang subur ini.
"Dingin," lirihnya. Suaranya seakan berbisik kepada derasnya hujan yang membasahi seluruh pakaiannya.
Cangkul itu lepas dari tangannya. Kedua mata birunya menengok kearah benda yang ada di belakang batu besar tidak jauh sepuluh langkah darinya. Kedua kaki panjangnya melangkah, dia mengambil peti harta Karun berukuran kecil yang terbuat dari kayu berwarna hitam lekat dan menguburkannya.
Pria itu mendongakkan kepalanya dimana pohon beringin ini tengah menatapnya. "Wahai pohon beringin tua."
Suasana ini seakan mencekam diiringi rintik hujan serta langit kelabu.
"Lo akan menjadi sebuah tanda bisu dari semua kejadian ini!" Teriaknya sambil menunjuk pohon tidak bersalah tersebut.
Dia, memundurkan langkah kakinya. Helaan nafas berulang kali terdengar, Isak tangisnya diiringi alunan rintik hujan yang sendu.
Kedua mata biru itu hanya_Gumilang yang memilikinya di sekolah ini.
Tanpa dia ketahui sepasang mata hitam sedang memperhatikannya. Gadis pendek itu, tersenyum tipis.
"Dia mempersiapkan semuanya karena dia tahu ajalnya sudah semakin dekat," gumamnya.
Gadis itu memegang name tag miliknya, dia adalah Lilac. Dia membiarkan hujan mengguyurnya seperti ini, rasanya semuanya sangat damai.
***
"Anggap saja kejadian nanti sebagai kremasi. Mereka akan tetap abadi di sekolah ini."
Beberapa guru di sekolah ini tengah berdiskusi. Mereka begitu khawatir dengan nabisnya kali ini.
"Kami rela mati demi menutupi keburukan sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Janda Berkedok Siswi (Membunuh Atau Dibunuh!)
Mystery / Thriller"Membunuh atau di bunuh!" *** "Kenapa setiap murid harus menaruh sajen di bawah pohon beringin tua itu?" Tentang 2 janda yang menyamar sebagai seorang siswi. Mereka adalah korban kejahatan sekolahnya dulu, sekaligus saksi bisu dari peristiwa kelam y...