Kembali Bertemu

1 2 0
                                    

Seminggu ini waktu terasa berjalan sangat lambat. Diam-diam aku menantikan datangnya hari Sabtu. Apakah benar aku akan bertemu dengannya lagi?

Sudah pukul 8 malam. Aku tergesa-gesa kembali ke ruang latihan mengambil map partitur ku yang tertinggal.

Setelah kuambil aku segera keluar menyusul teman-temanku yang lain.

Kami baru saja menyelesaikan latihan paduan suara untuk acara wisuda bulan depan. Ini Jumat malam, aku ingin cepat-cepat sampai di kost, berharap ada seseorang yang memberi kabar akan kedatangannya besok.

Aku menuruni tangga dengan sedikit ragu. Kulihat ada segerombolan mahasiswa yang sedang mengobrol di bawah. Apa aku harus melewati mereka sendirian? Tak ada pilihan lain hanya ini satu-satunya jalan menuju parkiran motor. Sudahlah cuek saja, batinku.

"Permisi mas," sapaku saat melewati mereka.

"Eh iya silahkan mbak,"

"Sendirian aja mbaknya, tadi temen-temennya udah pada pulang ya," celetuk salah satu dari mereka yang kukenali sebagai pengurus BEM Universitas.

Aku hanya tersenyum sekilas.

"Maudy?" Panggil seseorang.

"Eh Mas Tian." Jawabku lega melihat seseorang yang kukenal.

"Sudah jangan digodain dia junior ku," tegur Mas Tian pada temannya.

"Waah, junior atau pacar baru nih? Kenalin dong Yan," teman-teman Mas Tian makin sibuk menggodanya saat Ia bangkit dan menghampiri ku.

"Baru selesai latihan ya?" Tanyanya sambil mengajakku menjauhi teman-temannya yang berisik.

"Iya," jawabku.

"Kok sendirian?" Tanyanya.

"Tadi ada yang ketinggalan jadi aku balik lagi." 

"Kamu bawa motor?"

"Iya mas,"

"Udah malem gini, kuanter aja ya, aku yang bawa motor kamu."

"Ga usah mas, kan Mas Tian lagi rapat,"

"Gapapa cuma ngobrol biasa ga penting. Sini kunci motor nya."

Selanya seraya meraih kunci motor yang sejak tadi ada di tangan ku. Mas Tian berjalan ke parkiran motor sambil bertanya keheranan,

"Kok malah bengong, yuk pulang!"

"Eh iya mas," jawabku sambil bergegas menyusul nya.

"Kamu udah makan?" Tanya Mas Tian saat kami sudah di jalan.

"Belum, tadi rencananya mau beli sekalian pulang."

Mas Tian memberhentikan motor di depan warung makan langganan ku.

"Mas Tian beli juga?" Tanyaku.

"Ga usah, tadi aku sudah makan."

Aku hanya mengangguk mendengarkannya.

Setelah selesai membayar, kami melanjutkan perjalanan.

"Ntar Mas Tian balik kampus lagi atau mau pulang?" 

"Balik kampus kayaknya, motorku masih di depan auditorium. Nanti aku minta temenku jemput ke kosan kamu. Kan ga jauh juga." Jelasnya.

"Makasi ya udah nganterin. Maaf juga jadi ngerepotin,"

"Gapapa Maudy. Kan aku yang maksa untuk nganter."

Akhirnya kami sampai di depan kost. Mas Tian langsung menelpon temannya.

Tentang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang