Hari Bersamanya

0 1 0
                                    

"Mas Bima!" 

"Hai Den," sapaku.

"Jadi abis ini langsung ke bioskop?" Tanyanya.

"Iya, seperti yang aku bilang di telepon tadi. Oya kenalin ini temanku Maudy,"

Mereka pun bersalaman.

"Hai mbak, aku Deni. Akhirnya kita ketemu juga. Mas Bima ini sering cerita lho tentang mbak...," 

"Sudah sudah kenalannya, yuk kita jalan," sergahku sebelum Deni bicara macam-macam.

"Oya, cerita tentang aku? Kok bisa?" Tanya Maudy penasaran.

"Nanti aku ceritakan," kataku sambil memberi kode pada Deni untuk tutup mulut.

Akhirnya kami berjalan menuju parkiran mobil.

Sepanjang perjalanan menuju bioskop aku terus memelototi Deni agar dia tidak bicara apapun tentang curhatku padanya. Mereka sedang ngobrol tentang kampus. Karena kebetulan Deni adalah junior Maudy walaupun beda jurusan.

"Wah jadi mbak Maudy anak PSM? Pengurusnya juga? Satu angkatan ku cuma 2 orang lho yang lolos audisi!" Kata Deni sambil menyetir mobil.

"Memang harus audisi segala?" Tanyaku.

"Iya mas, kayak Indonesian idol gitu lho. Kalau ga bisa nyanyi ya ga bisa jadi anggota padus tho!" 

"Hmmm.. aku malah baru tau Mod kalau kamu bisa nyanyi." Tanyaku pada Maudy.

"Haha, iya aku juga ga nyangka. Dulunya cuma hobi nyanyi di kamar mandi. Sekarang jadi tersalurkan deh, bakat terpendam kali ya," jawab nya.

"Berarti wisuda bulan depan Mbak nyanyi juga dong," tanya Deni.

"Iya kayaknya begitu,"

"Tuh Mas Bima beneran harus dateng ke wisuda nya Mbak Santi. Sekalian lihat Mbak Maudy lho. Ya kan Mbak?" 

Maudy hanya tersenyum melihat tingkah sepupuku itu seraya bertanya,

"Mbak Santi siapa Den?"

"Kakakku Mbak, dia jurusan Komunikasi."

Lalu mereka melanjutkan obrolan, dalam hatiku berharap bisa datang ke kampus Maudy di hari wisuda itu. Semoga bisa dapat jatah libur.

Sesampainya di bioskop kami langsung antri membeli tiket. Saat menunggu studio dibuka, aku dan Maudy membeli minuman berdua tanpa Deni yang tiba-tiba mengeluh sakit perut dan berlari ke toilet.

Saat kami mengobrol, aku merasa seperti sedang diperhatikan seseorang.

Aku mengedarkan pandangan ke sekitar, tapi tidak ada orang yang ku kenali disini. Mungkin hanya perasaanku saja.

Kami pun segera menuju studio tempat film diputar setelah mengirim pesan pada Deni untuk cepat menyusul.

"Bagus banget ya filmnya tadi," seru Deni.

"Iya seru," Maudy menimpali.

"Menurut Mas Bima gimana?" Tanya Deni.

Aku memandang dua orang di hadapanku,

"Emm, ya bagus," Ujarku akhirnya.

Padahal selama di studio tadi aku tidak terlalu memperhatikan jalan cerita film superhero itu. Aku lebih sibuk memperhatikan seseorang yang duduk di samping ku, asyik menonton film sambil sesekali mengunyah popcorn. Rasanya masih sulit ku percaya, kami menonton film bersama.

"Mas Bima abis ini mau ke rumah dulu kan?" Tanya Deni membuyarkan pikiran ku.

"Iya, kita antar Maudy pulang dulu ya ke kost nya." Jawabku

Tentang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang