00: Prolog

195 16 0
                                    

Nana menatap jam tangannya, ini udah waktunya pulang sekolah tapi rara belum juga nyamperin dia di parkiran.

Setiap hari mereka biasa pulang pergi sekolah bareng, karna cuma nana yang bisa bawa mobil juga udah punya sim.

Nana mendengus kecil ketika ponsel gadis itu tak aktif.

Sudah dua puluh menit dia menunggu seperti orang bodoh di parkiran.

"Ish! Masa harus nyamperin ke kelasnya si?" gumam gadis itu.

Kelas Rara dan Nana memang berbeda, Nana memilih masuk ke IPA sedangkan Rara di IPS. Alasannya sangat jelas, Nana tipe gadis yang cerdas dan sedikit ambisius sangat cocok berada di IPA.

Sedangkan Rara, dia hanya ingin menikmati masa sekolahnya dengan bersenang-senang sangat cocok dengan identitas kelas IPS.

Dengan kesal nana berjalan kembali memasuki area sekolahnya, kelas XII IPS-6 ada di lantai dua tepat di samping toilet. Nana kadang heran kenapa saudara kembarnya itu bisa masuk ke kelas paling buruk di sekolah mereka itu. Padahal Rara itu pintar jika saja dia tidak malas.

Nana memakai tudung hoodie, berjalan santai di koridor lantai dua. Tangannya dia masukan kedalam saku hoodie-nya, saat kakinya berdiri tepat di depan kelas Rara. Gadis itu mengernyit melihat kelasnya sudah sepi, kakinya masuk ke dalam untuk memastikan jika memang kelas itu kosong.

Tidak ada siapapun, nana semakin mendengus kesal. Jika tau rara sudah pulang, dia tidak akan sampai repot-repot ke kelas gadis itu.

Saat nana berbalik hendak pergi, gadis itu langsung terkejut saat melihat ada cowo yang berdiri tepat di depannya.

Cowo itu tampak mematap nana dengan sangat tajam, membuat gadis itu agak merinding melihatnya.

"Bagus lo belum pulang!" ucap cowo itu.

Nana mengernyit, kemudian cowo tinggi berambut merah jambu itu meraih tengkuk nana dan dalam hitungan detik bibir mereka berdua saling menempel.

Mata nana terbelak saking terkejutnya, kemudian riuh sorakan dari beberapa anak cowo yang entah sejak kapan sudah ada di depan kelas membuat Nana langsung mendorong cowo yang nana anggap brengsek itu.

Nana menatap cowo itu marah, sedangkan si cowo rambut merah jambu tersenyum miring.

Bugh

Nana yang menyandang sabuk hitam karate langsung meninju pipi cowo itu sampai tersungkur di lantai, kemudian tanpa menunggu lama nana langsung memiting kepalanya dengan tangan membuat cowo itu merasa agak sesak karna tercekik.

"Apa maksud lo seenaknya nyium gue!" sewot nana tangan lainnya menjambak rambut cowo itu dengan murka.

Teman-teman si cowo rambut merah jambu itu langsung panik, mereka tak tau jika nana akan semarah itu.

"Woi itu si yuta bantuin!" ucap salah satu cowo yang keliatan paling panik

"Duh bukan ga mau bantuin, gue serem liat rara ngamuk gitu mark" saut cowo yang lain.

Nana yang denger omongan meraka langsung paham kalo cowo yang lagi dia piting lehernya ini salah sasaran.

"Ra--Woi! Gue kecekek bego!" umpat yuta si cowo berambut merah jambu itu.

Nana mendengus, kemudian dia melepaskan yuta dan berdiri dengan angkuh di depan yuta. Tangan gadis itu membuka tudung hoodie membuat rambut hitamnya terlihat jelas.

"Gue bukan Rara, lo salah orang! Lain kalo mau ngerjain saudara gue, pastiin dulu itu dia atau bukan!" ucap nana kemudian dia langsung pergi begitu saja meninggalkan Yuta yang mematung di tempat.

BAD TWINS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang