03 : BAD TWINS END

104 16 1
                                    

Rara terus-terusan menghembuskan napasnya kasar, soal-soal yang di berikan guru membuat kepalanya mau pecah. Berkali-kali rara mencoba untuk mengerjakannya tapi selalu berakhir dengan rasa pusing di kepalanya.

Lomba sebentar lagi, karna itu guru menyuruhnya dan kun untuk mencoba mengerjakan soal-soal yang di perkirakan akan keluar pas lomba nanti.

Kun selalu berhasil menjawab dengan sempurna, berbeda dengan rara yang selalu mendapatkan poin rendah. Membuat bu ina merasa heran karna soal seperti ini bukan hal besar untuk nana.

"Na, lo ga papa?" tanya kun, dia masih setia menemani gadis itu menyelesaikan soalnya.

Kun sendiri mulai heran dengan perubahan nana yang jadi sangat aktif di kelas dan selalu tidur ketika pelajaran mulai membosankan.

Sama sekali tidak seperti nana yang kun kenal.

Rara yang sejak tadi menunduk langsung mendongakkan kepalanya menatap kun, "Kun.. gue ga bisa ngerjain ini lagi. Kepala gue mau pecah rasanya" keluh rara.

Kun mengusap rambut rara lembut, "Bukannya soal kaya gini biasa ya buat lo na? Bahkan soal olimpiade lebih susah dari ini, kenapa sekarang pusing!" tanya kun.

Rara terdiam, enggan menjawab ucapan kun.

"Itu karna gue rara bukan nana!" batin rara yang mulai kesal dengan keadaannya sekarang.

"Na, lo tau ga? Jujur aja gue tuh kagum sama lo yang pinter tapi ga pernah pelit ilmu. Gue suka ketika lo mau ngajarin anak-anak" kun tersenyum lembut pada rara yang masih terdiam di tempatnya.

"Kalo aja lo ga dingin na, ish kenapa si lo dulu dingin banget? Gue jadi takut buat temenan sama lo, takut lo nya ga suka atau risih. Padahal gue tuh pengen banget jadi temen lo dari dulu nana" lanjut kun dia masih asik bercerita tentang kekagumannya pada nana.

Dia tak tau jika ceritanya itu membuat rara merasa sesak, hatinya mendadak sakit mendengar pengakuan kun.

Jadi yang selama ini dia sukai bukan rara tapi nana, sifat baiknya selama ini hanya untuk nana bukan rara.

Harusnya rara sadar itu, tapi dia terlalu terbawa suasana, dia sampai lupa jika saat ini dia sedang bertukar peran dengan saudara kembarnya.

Posisinya saat ini adalah posisi nana, jadi kun bersikap baik padanya karna dia pikir jika dia adalah nana bukan rara.

"Tapi gue seneng akhirnya gue bisa deket sama lo na, akhirnya gue bisa jadi temen lo" kun terus menunjukkan senyum menawannya.

Rara tersenyum miris, tanpa sadar dia menangis. Rara memang tak bisa berpura-pura kuat seperti nana, dia selalu berterus terang dengan perasaannya.

Kun yang melihat rara menangis langsung panik, "Na, loh ko nangis? Kenapa? hey" kun memeluk rara mrmbuat gadis itu makin terisak di dalam pelukan kun.

Rara sudah tak bisa lagi bersandiwara, dia sadar sekarang dia sudah benar-benar menyukai kun. Jika dia terus berperan menjadi nana, hatinya akan semakin sakit karna mengetahui fakta jika yang kun sukai bukan dirinya.

"Kun---" rara melerai pelukannya dengan kun, gadis itu menatap mata kun dengan serius. "---gue bukan nana"

Kun tampak terkejut, tapi dia masih diam tak memberikan reaksi apapun. Membuat rara jadi tak memiliki keberanian lagi untuk menatap mata kun. Rara menunduk dengan menahan isakannya.

"Maaf, gue ga maksud buat mainin perasaan lo dengan pura-pura jadi nana. Gue rara, gue yang sejak awal ngusulin ide buat tukeran peran sama nana. Gue minta maaf kalo bikin lo kecewa, maaf.." rara terus menunduk dan terisak.

BAD TWINS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang