Kekejaman Ryouichi Miyo!! Warning!!!

194 22 4
                                    

Warning!! Ada beberapa kata kasar dan adegan tidak menyenangkan di dalam chapter ini. Ku sarankan agar kalian yang tidak terlalu suka adegan 'penyiksaan' untuk melewati scene-scene tersebut.

************

Di dalam sel penjara yang besar. Seorang gadis berusia 10 tahun sedang berdiri dengan gaun putih yang terkena cipratan dan noda darah.

'Ctak'

"Arghh!!! SAKITTT! "

Lagi-lagi, ini sudah lebih dari 26 kali sejak gadis itu memukul pria gendut di hadapannya dengan cambuk yang memiliki berbagai duri tajam dan beracun.

Berkat itu, kulit pria gendut di depannya menjadi berwarna ungu kemerahan dan bercak darah terus keluar dari tempat yang di cambuk.

"Ahh... Sh*t DIAMLAH!! Suaramu benar-benar menodai telingaku. Lebih baik teriakan perempuan jal*ng itu daripada teriakan seekor b*bi seperti dirimu" gadis itu menatap pria gendut dengan jijik dan terus menerus mencambuk nya.

Perempuan di sel sebelah pria tadi hanya bisa menangis dan terdiam. Dia baru saja menjadi wanita yang di gilir oleh para pria yang di perintahkan gadis kecil berusia 10 tahun.

Gadis kecil itu tidak bisa melihatnya karena ada pembatas yang menghalangi pandangannya, bagaimanapun juga dia masih tetap seorang anak berusia 10 tahun. Dia tidak ingin terlalu melanggar etika anak-anak.

"Nona, ini pisau yang anda minta" seorang pelayan pria (Butler) memberikan pisau kecil namun sangat tajam kepada gadis itu.

Gadis kecil bernama Ryouichi Miyo mengambil pisau itu kemudian memerintahkan pelayannya untuk membuat pria gendut yang menjadi 'mainan' nya duduk.

Segera, pria gendut itu duduk di sebuah kursi besi dimana alas kursi itu sangat panas karena baru di masuki ke dalam api.

(Ngerti ga sih? Jadi yang kayak misalkan mau melumerkan(?) besi itu lhoo yang kayak di TV TV. Jadi alas kursinya itu baru masuk ke dalam api, begitu)

"Aghhh-- Waaa!!!..... " pria gendut itu menetaskan butiran-butiran air mata terus menerus merasakan api yang menjalar di tubuhnya dan akan membakar dirinya.

Miyo tersenyum miring melihat ini. "Ya ampun, lihat ini. Tidak tidak tidak, kau tidak boleh pingsan. Aku masih ingin memotong ranting-ranting panjang dan berduri mu~ utu utu utu~ sabar ya sayang, aku akan pastikan bahwa kau tumbuh dengan 'sangat' baik, hahahaha"

Seperti orang tanpa kewarasan, Miyo tertawa melihat pria di depannya terus menjerit dan berteriak memohon.

"Ahaha, ha-ha-ha... " Miyo menghapus air mata yang ada di ujung matanya. Dia kemudian berjalan menuju pria itu dan mengangkat jari-jari gemuk pria itu.

Miyo mengelus nya sedikit lalu terkekeh. Dia meluruskan jari-jari gemuk itu dan....

'Krek'

Jari-jari itu ia remukkan dengan tangan kecilnya.

"Kkaaargghhh-- SA-SAKIT! HENTIKAN!! Arghh!!! "

Pria itu terus berteriak namun Miyo masih tetap meremukkan jari-jari nya. Dia tidak bisa bergerak karena tangan dan kakinya di ikat.

"Ara? Ranting ini sangat tipis hingga bisa di remukkan, ku pikir aku harus menggunakan pisau untuk memotongnya" Miyo berbicara dengan wajah polos.

"Tapi tetap saja, kita harus memotong nya agar tidak mengganggu bunga lain kan? "

'Sring'

Pisau yang tadi di berikan oleh pelayannya, ia keluarkan.

Dia tersenyum 'manis'. Kemudian.....

𝐑𝐲𝐨𝐮𝐢𝐜𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐲𝐨, 𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐞𝐝 𝐁𝐮𝐭𝐭𝐞𝐫𝐟𝐥𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang