Malam hari di mansion yang seperti istana milik keluarga Ryouichi.
Di salah satu ruang aula yang luas.Terdapat seorang gadis berusia 10 tahun. Duduk di atas tahta dengan mata penuh amarah. Sementara di depannya terdapat 11 orang dewasa, 7 anak dan 3 balita. Masing-masing orang dewasa memiliki luka parah di sekujur tubuh mereka.
Anak-anak di belakang mereka bergetar ketakutan dan 3 balita di gendong oleh masing-masing pelayan. Setiap bayi memiliki kondisi kritis.
"Ku pikir aku sudah memberikan peringatan kepada kalian..... Kenapa kalian malah melanggar peringatan ku? Tidak hanya itu, KALIAN BERMAIN-MAIN DENGAN SELURUH UANG DAN WANITA. KALIAN GILA? KALIAN TAU KAN SUMPAH YANG TELAH DI BUAT LELUHUR KITA DAHULU?! Lihatlah sekarang. Rasanya keluarga ini tercoreng karena perbuatan br***sek kalian"
Gadis itu membentak dengan keras yang membuat setiap dari mereka semakin ketakutan."Nona, saya sudah mendapat kabar bahwa saham di Inggris sedang dalam kondisi kritis. Kita harus menyelesaikan masalah saham di Inggris secepat mungkin. " pelayan wanita yang berdiri di belakang gadis itu memberikan informasi setelah menerima telfon.
"Haa.... Apakah sebegitu serius? " tanya gadis kecil itu dengan wajah lelah.
"Ada pengkhianatan di perusahaan"
Satu kalimat itu membangkitkan amarah sangat gadis.
"Pastikan untuk menahan mereka sampai aku datang" kata gadis itu lalu dia berdiri dan berjalan ke pintu luar aula sambil menatap sinis orang-orang yang masih berlutut.
"Ku pikir kau tau apa yang harus di lakukan pada mereka bukan? " gadis itu berhenti di tengah jalan sambil melirik pelayan wanita yang tadi memberikannya info.
"Semua akan sesuai dengan keinginan anda" pelayan itu membungkuk dengan sedikit melebarkan gaun pelayannya.
Gadis itu tersenyum miring dan kembali melanjutkan jalannya ke pintu keluar.
Sama sekali tidak menghiraukan teriakan permintaan tolong dari 11 orang dewasa dan tangisan dari 7 anak dan 3 balita.Setelah ia keluar, di dalam aula. Pelayan wanita itu menatap jijik 21 manusia di depannya.
"Kalian tidak pantas untuk menjadi pemandangan nona kami" pelayan wanita itu dengan cepat mengintruksikan pelayan lain di sekitarnya untuk membunuh 21 manusia itu.
Sementara 3 pelayan yang membawa balita itu langsung menyayat leher balita yang mereka gendong membuat setiap balita menghela nafas terakhir mereka.
Namun sayang, tidak ada tanda sedih dalam mata para pelayan itu. Hanya ada mata kosong tanpa emosi di dalamnya.
Mereka kemudian menjatuhkan balita yang sudah meninggal itu ke lantai dan berjalan pergi tanpa rasa kasihan.Para orang dewasa dan anak yang menjadi tawanan itu hanya bisa berteriak ketakutan melihat 3 balita itu mati.
Mereka sama sekali tidak kasihan atau sedih terhadap ke 3 balita itu, tapi mereka takut bahwa merekalah yang selanjutnya akan merenggang nyawa.**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚***•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Dalam salah satu jet pribadi, dengan gaun yang menampilkan sosok dewasanya, Ryouichi Miyo menatap berkas di tangannya dengan kesal.
"Apa-apaan ini? Ya ampun" Miyo memegang dahinya pusing.
"Apakah anda ingin beristirahat? " tanya pelayan pria di depannya.
"Tidak, aku masih bisa membaca berkas-berkas ini. Hanya saja aku bingung, bagaimana bisa aset perusahaan di Inggris di ketahui oleh pekerja biasa?!!
Apakah mereka gila? Sudah jelas-jelas ini adalah perbuatan dewan direksi. Arghh sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐲𝐨𝐮𝐢𝐜𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐲𝐨, 𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐞𝐝 𝐁𝐮𝐭𝐭𝐞𝐫𝐟𝐥𝐲
FanficMari kita ingat-ingat kembali. Saat itu para agen FBI sedang melakukan aksi tembak-menembak dengan para anggota Black Organization, dimana mereka menemukan seorang anak perempuan berusia 9 tahun pingsan di pinggir tempat perang. Anak dengan rambut...