4

1.9K 135 12
                                    

“Selamat datang Tuan Muda.”
“Selamat datang Tuan Muda.”

Suara langkah sepatu terus berjalan tak menghentikan para pelayan melakukan tugasnya. Sebilah ponsel bergetar pelan membuat Jeno berhenti hal itu sontak pelayan di belakang bergerak mundur.

Ekspresinya sangat tenang ketika membaca sebuah pesan disana, Jeno kemudian kembali berjalan menuju kamarnya sembari memerintahkan sang pelayan. “Siapkan pakaian untukku. Aku akan bertemu Kakek malam ini.”

“Baik Tuan Muda.”

Handuk putih yang melilit setia menutupi pusaka dan bongkahan seorang Alpha bertubuh penuh otot yang menawan. Belum sampai ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, Jeno menangkap seorang pengawal setia sedang menatap datar di pintu kamar. “Mau kutendang? Hampir saja kau membuat jantungku berhenti sialan.”

“Maaf tentang hal itu.”

Jeno kembali berdecih, menatap sebentar pengawalnya yang sedaritadi diam tak kunjung bicara setelah permintaan maafnya. Malas untuk berbicara, Alpha ras dominan itu masuk ke kamar mandi sambil melucuti handuk putihnya tanpa malu.

Kesal. Bibirnya menuking keatas setelah mendapati tuan nya yang sudah lama dicari malah mengacuhkan dirinya begitu saja. Seorang pengawal dengan latar belakang Alpha itu berjalan dengan cepat menghampiri Jeno dikamar mandi.

“Tuan Jeno!!! Dari mana saja dirimu?! Tahukah jika aku mencarimu kemana-mana?! Aku hampir saja bunuh diri jika sampai tak bisa menemukanmu! Apa yang harus ku katakan pada Tuan dan nyonya jika mereka menanyakan tentang Tuan?!”

“Diamlah Jisung. Nanti saja mengomelnya. Aku sedang tidak punya waktu, setelah ini aku akan bertemu Kakek. Siapkan aku mobil.” Bibir seorang pengawal yang bernama Jisung bergetar kecil matanya membulat sempurna seakan tak percaya apa yang baru saja ia dengar dari tuan nya. “T- Tuan besar? datang? Kapan beliau-”

“Aku juga tidak tahu, Minhyung hyung juga bahkan juga datang. Apakah dia belum pulang?”

“T- Tuan Minhyung? Kenapa tidak ada yang memberitahu soal ini?! Aku bahkan tidak mendapat informasi apapun selain dirimu yang menghilang satu bulan.”

Jeno memijit pelipisnya pelan, sesuatu pasti ada yang tidak beres. Selama satu bulan dirinya pergi hanya untuk menemani Haechan ketika Omeganya sedang terpuruk karena berita pesan singkat kematian kedua orang tuanya  yang dikirim oleh seseorang.

Selama satu bulan aura Omega itu selalu tidak stabil. Amarahnya terus meluap, sedihnya tak kunjung sirna tiap hari Omega itu selalu mabuk menghabiskan waktunya di bar dan club sampai akhirnya Jeno memutuskan membeli sebuah penthouse untuk mereka berdua dan memaksa Haechan untuk tinggal bersamanya sampai emosi Omega itu membaik.

-

“Apa yang kau lakukan? Keluar.”

“Maaf Tuan, aku tidak bisa kehilanganmu lagi.”

Jeno membuang nafasnya kasar, ia kemudian memasuki mobilnya di bagian penumpang. Setelah kepergian tuannya Jisung menjadi sedikit posesif dari biasanya. Senyum kecil dibibir Jisung ketika melirik kecil pergerakan Jeno yang langsung memasuki mobil dan tidak banyak bicara. Ia tahu jika nyawanya seperti kartu yang mudah dibalik bila membuat murka tuannya namun karena sudah lama bekerja dengan Jeno mental Alpha itu bagai tentara yang sudah terlatih.

Mereka akhirnya sepakat untuk pergi bersama ke kediaman Jung. Selama diperjalanan, Jeno benar-benar dibuat sibuk dengan pikirannya perasaannya campur aduk walau sedaritadi mencoba untuk tenang. Bukan karena bertemu sang kakek namun entah kenapa ada sesuatu yang tidak beres dengan kedatangan yang tiba-tiba ini.

𝐓𝐇𝐄 𝐅𝐄𝐀𝐑𝐋𝐄𝐒𝐒 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang