12

529 39 12
                                    

Aku menemukannya.

 











“Aku Xavia.”

Paras cantik dengan gerai rambut panjang terurai tak sedikitpun menutupi aroma feromon kaum alpha yang kini telah mengundang sang omega menginjakkan kakinya tepat di atap gedung kampus.

Seringaian kecil ditunjukkan  tak kan bisa membuat mimik wajah omega itu berekspresi. Mata menggulir Xavia menatap penampilan Haechan membuatnya sedikit takjub. Wajah tampan namun seksi merupakan salah satu perpaduan istimewa yang dimiliki omega didepannya ini. Pantas saja ras dominan itu menyukainya.

Tubuh tinggi yang nyaris sepadan tak ikut membuat Xavia malu. Wanita alpha itu justru menyukai perbedaannya dirinya dengan Haechan. Beberapa langkah mendekat, Xavia menatap Haechan dengan penuh pertanyaan di kepalanya. Kaki yang tetap berdiri kokoh walau feromon miliknya menyeruak mengerubungi Haechan membuat Xavia menggeleng heran.

“Aku mendengar ada seseorang dari salah salah satu kaum yang kini banyak dibicarakan orang-orang. Mereka mengatakan seseorang itu mampu melawan kaum kami. Seorang kaum rendahan itu, tak lain omega. Yang tengah dibicarakan ternyata dia benar-benar disini. Dihadapanku..

Apakah itu benar kau..

Seo Haechan?”

Raut wajah Haechan memekik ketika alpha wanita itu menyebut nama aslinya. Tubuh yang sempat membeku membuat kecupan lembut semakin dalam. Belum sempat memasukan lidahnya ke rongga mulut Haechan, Haechan langsung mendorong pundak Xavia dengan kasar hingga hampir terhempas bebas.

“Apa yang kau lakukan?! Dasar sinting!” umpat Haechan mengusap bibirnya menggunakan punggung tangan.

Xavia terkekeh pelan, menyadari jika hanya melihat bibir Haechan yang tampak seksi membuatnya tak tahan untuk mencicipinya. Dengan membenarkan postur tubuhnya yang sempat terjatuh, Xavia kembali mendekati Haechan. “Aku hanya ingin memastikan beberapa hal tentangmu. Dan salah satunya hubunganmu dengan Jeno.

Apakah kau kekasih Jeno atau hanya sebagai pelacur pribadinya, hm?”

“Apa?” lirih Haechan, kedua matanya menyipit rahangnya yang mengeras mendengar penuturan sang alpha yang terdengar lancang.

“Hahaha! Omega memang kaum rendahan dan tolol yang mudah diperalat. Berani sekali seorang lacur sepertimu mendekati seorang bermarga Jung. Ras alpha itu seharusnya takkan sudi mendekati kaum sepertimu kecuali hanya untuk memintamu mengangkang. Dasar jalang..”

Satu kalimat terakhir membuat tubuh Xavia melayang bebas di udara. Dengan amarah yang memuncak Haechan langsung menendang perut Xavia cukup keras hingga terpental jauh ke tepi pagar pembatas gedung kampus.

Warna bola mata biru yang cantik kini telah terambil alih oleh jiwa alphanya akibat ulah Haechan.  Aroma feromon Xavia menyeruak tak terkendali menatap tajam kaum rendahan baginya.

Hahaha.. sialan- Berani sekali kau menendangku, huh?

Haechan berjalan, kakinya mantap bergegas menuju titik targetnya satu tendangan diwajah berhasil membuat alpha itu terlentang pijakan kaki dileher sang alpha membuat pernafasannya kalang kabut mencari oksigen. Tangan Xavia bergetar beradu kekuatan dengan salah satu kaki yang menginjak lehernya.

Kau.. a- akan menanggung.. aki- batnya

“Yang pantas menjadi pelacur disini itu kau wanita gila! Bahkan tubuh kotormu membuatku jijik dasar iblis!”






Bugggh!!

Kayu balok berukuran besar dengan bobot yang begitu berat berhasil dilayangkan kepunggung Haechan cukup keras hingga omega itu tersungkur. Kedua tangan Haechan langsung ditarik kasar oleh dua alpha berjas hitam. Kayu balok kembali dilayangkan tepat mengenai perut Haechan nyaris membuat omega itu kembali tersungkur jika tangannya tidak ditahan.

𝐓𝐇𝐄 𝐅𝐄𝐀𝐑𝐋𝐄𝐒𝐒 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang