(O1)

322 23 0
                                    

Di ruang tamu yang hangat, Sena melirik Yujin dengan tatapan yang penuh arti saat ia bertanya tentang keberadaan ibunya Yujin. Yujin, tanpa mengalihkan perhatian dari permainan di handphonenya, menjawab sambil terus fokus pada layar.

“Bunda lo kemana, Jin?” tanya Sena, sambil berusaha menyeimbangkan diri di sofa yang empuk.

“Bunda pergi nganterin Seulhee les. Dia baru mulai les piano,” jawab Yujin tanpa menoleh, jari-jarinya cepat bergerak di atas layar handphone.

Sena duduk nyaman di depan televisi, seolah-olah rumah Yujin adalah rumah keduanya. Yujin yang sibuk bermain game, tiba-tiba tertarik saat melihat Sena asyik menonton Drama Korea di TV.

“Apaan tu?” tanya Yujin sambil mengalihkan perhatian dari permainan dan memandang tayangan di layar.

Sena mengangguk, “Kemarin trending 1 di Twitter. Katanya sih bagus banget.”

“Tentang zombie lagi?” goda Yujin, penasaran dengan drama yang sedang ditonton.

“Iya, si cowo-nya itu suka sama cewe-nya, tapi si cewe-nya nggak peka. Semacam friendzone lah,” jelas Sena dengan ekspresi serius, tapi tetap ada rasa geli di bibirnya.

“Gue baru sadar Lee Chanyoung se-cakep itu,” ujar Sena sambil memeluk bantal yang empuk di sofa.

“Gantengan juga gue,” kata Yujin dengan penuh percaya diri, membuat Sena meliriknya sambil tertawa geli.

“Besok kak Hyerim ulang tahun, tapi mama sama papa gue belum pulang rumah,” kata Sena sambil melirik jam dinding dengan khawatir.

Yujin, yang tadinya tiduran di sofa, langsung mengubah posisinya menjadi duduk. “Jadi lo bakal sendirian di rumah malam ini?”

Sena mengangguk, “Iya, mau tidur di rumah gue aja—” kata Yujin, tetapi Sena langsung memotong.

“Gila kali ya lo! Gak mau gue!” tolak Sena, tampak kesal namun geli.

“Emang kenapa? Lo juga nggak tidur bareng gue, lo kan tidur bareng Seulhee.”

“Minggu kemarin gue udah 4 hari nginep di sini, Jin. Nanti ngerepotin bunda lo,” kata Sena dengan nada menyesal.

Yujin meletakkan handphonenya dan menatap Sena dengan serius, “Lo cewek, masa sendirian di rumah? Lagian, Seulhee juga suka kalau ada lo.”

“Enggak ah, Jin. Gue ngerepotin beneran,” jawab Sena sambil mengangkat handphonenya.

Tiba-tiba terdengar suara dari telepon, suara yang sangat familiar bagi Sena—ibunya Yujin.

“Bun, Sena mau nginep di sini boleh nggak?” terdengar suara Yujin di telepon.

“Boleh dong! Mau nginep sebulan juga, bunda nggak masalah,” jawab ibu Yujin dengan penuh semangat.

Panggilan terputus, dan Yujin kembali menatap Sena dengan senyum kemenangan. “Udah kan? Bunda nggak nolak, dan nggak marah.”

“Tapi—”

“Nggak ada penolakan, Jung Sena.”

Sena mendengus kesal sambil tersenyum, “Dasar cowo!”

“Dasar lucu,” kata Yujin sambil tersenyum tipis.

Tak lama setelah itu, suasana ruangan dipenuhi tawa dan obrolan hangat. Keceriaan dan keakraban membuat rumah Yujin semakin terasa seperti rumah kedua bagi Sena.

____________________________________________

____________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC


ᥕᥱ ᥲrᥱ ιᥒ 𝗹𝗼𝘃𝗲 | HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang