how much?

181 16 6
                                        

Marco

Everything feels boring. And I don't know why I'm still doing it. This routine, this job, everything.

"Selamat pagi, Sir."

"Apa kau akan terus menggunakan bahasa formal saat hanya berdua denganku?" Jarvis hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal sambil berjalan masuk kedalam kamar hotel tempatku menginap semalam. Sudah sering ku katakan kepadanya untuk bersikap biasa saja ketika tidak ada urusan pekerjaan, tapi sepertinya ia sudah terbiasa bersikap demikian.

"Apa jadwalku hari ini?" tanyaku sambil menuangkan segelas air minum.

Entah kenapa musim dingin di New York kali ini malah membuatku lebih sering haus dibanding musim dingin biasanya. Well, sebenarnya aku tidak sering datang kemari kecuali ada urusan mendesak mengenai pekerjaan.

"Hanya ada satu pertemuan dengan Hoover Corp pagi ini."

"Lalu?"

"Jadwal anda kosong hingga penerbangan besok malam." lanjutnya yang hanya ku balas anggukan mengerti.

Sebagai CEO baru dari J Corp, aku merasa rutinitas bepergian jauh terjadi begitu sering akhir-akhir ini. Tidak ada yang salah dengan hal itu, karena hal tersebut merupakan progres bagus dimana artinya kerjasama yang ku bangun dari berbagai perusahaan sudah menemui titik perundingan atau bahkan hingga sampai penandatanganan kontrak.

"Apa yang akan anda lakukan malam ini?" tanya Jarvis.

"Berkencan."

"Eh? Bukankah anda baru saja menjalin hubungan dengan salah satu model waktu itu?"

Gerakan tanganku pun seketika terhenti ketika aku menyadari sesuatu. Sial, kenapa aku mengatakan akan pergi berkencan kepada Jarvis.

"No, I mean we're still together..." Seketika aku memutar bola mata malas ketika Jarvis dengan cekatan langsung mencari informasi melalui internet. Tentu saja dari mana lagi kalau bukan media online? Ku pastikan berita itu akan bertengger dengan manis dibagian atas dengan judul berita konyol seperti biasanya.

Gabriel Adoria known as a Victoria Secret's model. Who doesn't know her? Wanita yang terkenal sulit ditaklukkan oleh pria, tetapi dengan begitu mudah jatuh dalam pesona laki-laki sepertiku. Aku tidak ingin menyombongkan diri, hanya saja begitulah faktanya.

"Oh, c'mon... Not this time, I beg you."

"Maaf, Sir. Anda sudah berjanji kepada Ayah anda bahwa kencan ini adalah yang terakhir."

Aku hanya bisa menghela nafas panjang sambil memikirkan ide ayahku yang terdengar begitu konyol. Perjodohan di zaman sekarang? Tidakkah ada lelucon yang lebih bagus dari ini?

"Apa kau akan membiarkanku di nikahkan dengan wanita sembarangan?"

Jarvis berjalan menghindar ketika aku berusaha mengambil tablet miliknya yang ku yakin akan segera ia gunakan untuk melaporkan perbuatanku pada Ayah.

"Tuan Nicho tidak akan memilih wanita secara random apalagi wanita itu akan dinikahkan dengan anaknya sendiri." kata Jarvis yang membuatku jadi sedikit sebal.

"Kau mau mengajariku soal wanita sekarang?"

"Maaf, Sir. Aku tahu anda pandai dalam hal pekerjaan, tapi soal wanita sangatlah jauh. Anda adalah seorang amatir." ujarnya pada seorang playboy yang sudah memacari lebih dari 10 wanita di tahun ini.

Untuk sesaat aku dibuat tidak berkutik dengan kata-katanya barusan. Sialan.

"Hey, kau ingin ku pecat?!" seruku tidak terima dengan kata-katanya barusan.

PERFECT DEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang