01. Kitagawa Daiichi

402 62 15
                                    

"Cucu kakek udah siap?" Tanya Kazuyo, kakek Tobio sembari tersenyum kecil menepuk-nepuk kepala Tobio.

Hari ini adalah hari pertama Tobio masuk sekolah. Sekolah menengah pertama tentunya. Dia keterima di Kitagawa Daiichi sekolah elit daerah Miyagi yang mana dirinya satu sekolah dengan Rei.

"Mnm, Kazuyo-kun!"

"Bagus, kalau begitu keluarlah. Rei-kun pasti sudah menunggumu."

Tobio menggenggam tali tas selempangnya, kemudian berlari kecil keluar. Melihat bahwa Rei sudah menunggunya di depan pagar dengan tangan sibuk memainkan ponsel, dia datang menghampiri.

"Rei!"

Rei yang mendengar itu langsung menoleh. Tangan memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Sudut bibirnya secara otomatis tertarik ke samping hingga lekukan dalam kecil terbentuk di kedua sisi pipi.

"Pagi Tobio.." sapanya kemudian meregangkan kedua tangan menghadap Tobio.

Tobio langsung berhambur ke pelukan Rei. Wajahnya mengusap-usap pada dada bidangnya. Dia berucap lirih, "Pagi Rei."

Rei terkekeh pelan. Dia melepaskan pelukan itu, kemudian menggenggam tangan Tobio. Mereka berdua mulai melangkahkan kaki menuju sekolah.

Tobio bersenandung ria dengan tubuh berjingkrak-jingkrak sepanjang jalan. Dia terlihat bersemangat. Tangannya yang menggenggam milik Rei terayun-ayun.

"Senang, huh?"

Tobio menoleh, kepala sedikit terangkat menatap manik hijau zamrud milik Rei. Bibir tersenyum kemudian mengangguk cepat. "Jelas, Rei!"

"Bagus kalau gitu."

Tidak sampai tiga puluh menit mereka akhirnya sampai. Rei menarik Tobio menuju papan pengumuman sekolah untuk melihat dimana letak kelasnya dan Tobio berada.

Tobio sendiri tidak bisa diam ditempat. Kepala menoleh ke kanan lalu ke kiri melihat bangunan sekolah barunya. Kedua bola mata tampak membulat takjub melihat betapa besarnya gedung itu.

Merasa sudah bisa menghapal denah dengan sempurna, kepala Rei mengangguk mantap. Dia lalu menoleh menatap Tobio, "Ayo ku antar ke kelasmu."

Tatapan mata Tobio kemudian pindah pada Rei, dia mengangguk dengan semangat. "Oke Rei!"

Rei menarik kembali tangan Tobio yang masih ia genggam. Ketika berjalan di lorong sekolah, banyak pasang mata yang tidak bisa lepas dari mereka berdua, terutama Rei.

Kalau ada siswi yang sekiranya bukan murid baru, mereka pasti akan mengenal siapa Rei dan menyapanya. Rei sendiri membalas dengan senyum yang biasa ia tebarkan ke semua orang, yaitu senyuman hingga kedua matanya berubah menyipit. Itu jelas tidak memunculkan senyuman yang hangat dan tulus bagi Rei, tapi setidaknya mampu membuat orang-orang berjingkrak kesenangan.

"Kau sangat populer, huh?" Tanya Tobio dari belakang. Mata melirik kesana kemari melihat para kaum hawa yang tampak terpesona hingga pipi memunculkan semburat kemerahan karena aura berjalan Rei yang tampak berwibawa. Bahkan tak sedikit juga ada kaum lelaki yang tampak tersipu malu melihat ke arah Rei.

Merasa tidak nyaman dengan semua tatapan itu, badan Tobio mendekat ke arah punggung hingga menempel. Tangan yang tidak digenggam menarik seragam sekolah Rei.

Rei yang mendengar dan merasakan tarikan Tobio, kepala sedikit menunduk berusaha menutupi senyumnya. Lesung pipi secara tidak sadar terbentuk. Dirinya terkekeh pelan, "Hanya perasaanmu saja, Tobio."

"Jelas-jelas mereka melihat ke arah sini, oke?"

"Mungkin mereka melihatmu? Kau kan sangat imut."

"Urusai, Rei!"

Obedient KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang