Bab 1

10 1 0
                                    

Jangan lupa vote🌟

Brian Alexander, tampan dan mapan begitulah orang-orang melihatnya. Kapten basket SMA Harapan Bangsa yang begitu di kagumi oleh para gadis-gadis, selain memiliki wajah yang rupawan Brian juga memiliki otak yang cemerlang, beberapa kali Brian menyumbangkan medali emas olimpiade untuk sekolahnya, membuat orang lain segan padanya.

Namun sangat di sayangkan Brian sudah memiliki kekasih, sehingga membuat para gadis-gadis patah hati. Alya Mediani atau yang biasa di panggil Alya adalah kekasih Brian.   Gadis manis itu kini sedang duduk di pinggir lapangan sambil memegangi sebotol air mineral. Saat ini Alya sedang menyaksikan sang kekasih latihan basket bersama timnya. Senyum Alya mengembang saat melihat Brian memasukkan bola ke dalam ring. Sampai akhirnya permainan basket selesai dan Brian segera menghampiri Alya.

Alya memberikan sebotol air mineral kepada Brian, membuat gadis-gadis yang lain iri melihatnya.

"Thanks Alya" Ucap Brian

Alya tersenyum menanggapinya "sama-sama Brian" Ucap Alya

Brian dan Alya memutuskan untuk pergi dari lapangan setelah latihan basket Brian selesai, Alya dan Brian saling bergandengan tangan membuat orang-orang iri melihatnya.

Dyara melihat semuanya, melihat sahabatnya bermesraan dengan orang lain entah kenapa membuat hatinya teriris, namun Dyara tak bisa berbuat apa-apa. Kebahagiaan Brian adalah yang utama bagi Dyara. Kepala Dyara terasa sangat sakit, seperti banyak orang yang sedang berbicara di kepalanya. Dyara memutuskan untuk pergi dari lapangan basket. Iya, sedari tadi Dyara juga menonton Brian yang sedangan latihan basket.

Dyara memutuskan untuk ke rooftop, tak ada seorangpun disana membuat Dyara bisa mengeluarkan Isak tangisnya sejadi-jadinya, jantungnya berdetak kencang. Kepalanya seperti di hantam batu. Dyara merasa hancur, dia merogoh sakunya dan mengambil silet yang tidak sengaja di temukannya saat menyaksikan latihan Brian tadi. Dia menggoreskan silet itu ke pergelangan tangannya, tak terhitung berapa banyak goresan yang di buatnya. Sakit ditangannya tak sesakit yang ada di hatinya, darahnya bercucuran. Dengan kencangnya Dyara tertawa, mentertawakan kehidupannya yang tak pernah merasakan kebahagiaan.

"TUHAN NGGA ADIL" teriak Dyara

Dyara sudah tak terkendali, sedangkan Brian saat ini berada di kantin. Hatinya saat ini terasa tidak tenang, selama beberapa jam ini dia tidak melihat Dyara. Dia takut Dyara kenapa-napa, Dyara adalah prioritas utamanya. Jika terjadi apa-apa dengan Dyara Brian pasti tidak akan bisa memaafkan dirinya.

"Kenapa Bri?" Ucap Alya yang melihat kegelisahan Brian saat ini.

"Dyara" Ucap Brian membuat Alya sesak. Brian yang lebih mementingkan Dyara membuat dirinya harus menanggung rasa sakit di hatinya. Mungkin orang lain mengira bahwa Alya adalah segalanya bagi Brian, tapi nyatanya Dyara lah yang selalu Brian utamakan.

Alya membenci Dyara, sangat. Namun sayangnya Alya bukanlah orang jahat yang akan melakukan apapun agar Brian hanya menjadi miliknya. Dia tidak mau kehilangan Brian jika dia melakukan sesuatu kepada Dyara. Alya bisa melihat sesayang apa Brian kepada Dyara, bahkan Brian lebih memilih duduk sebangku dengan Dyara daripada dengan dirinya padahal mereka satu kelas.

Alya memaksakan diri untuk tersenyum "mungkin Dyara lagi di kelas Bri, kamu tau kan dia ngga terlalu suka berkumpul sama banyak orang" Ucap Alya sambil meyakinkan Brian.

Brian menganggukkan kepalanya, tapi entah kenapa perasannya sangat tidak enak.

Tidak lama kemudian bel berbunyi, Brian dan Alya pun segera pergi ke kelas. Sesampainya di kelas Brian tidak menemukan sosok Dyara. Brian segera menelpon Dyara namun tak diangkat. Beberapa kali Brian menelpon Dyara dan tak di jawab oleh Dyara membuatnya kelimpungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang