Tubuh mungilnya yang dibalut oleh seragam duduk di depan kelasnya. Ia bingung jemputan tak kunjung tiba. Jemarinya gelisah dan matanya mulai memerah hendak mengeluarkan butiran bening nan hangat. Tibalah seorang lelaki menghampirinya.
"Eh Lala kok belom pulang? Belom dijemput ya?", tanya lelaki itu. Anak yang disapa Lala tersebut mengangguk sembari menahan tangisnya.
"Lala jangan nangis, gimana kalo kita main aja. Lala main sama kakak di taman bermain di belakang, setuju?" Lala mengangguk tanda persetujuannya dengan sang gurunya itu
Lala hendak turun dari kursinya dibantu oleh gurunya, Junkyu. Junkyu menarik lembut lengan Lala hendak mengajaknya pergi menuju taman bermain sekolah. Dari arah berlawanan muncullah seorang gadis yang terengah-engah dan berlari menuju Lala. Ia berteriak
"LALA!"
Sontak Junkyu dan Lala menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang. Lala melepaskan tautan tangannya dengan sang guru dan berlari mengahampiri tantenya itu
"Aduh maafin kakak ya, ayo kita pulang" Kamu hendak melanjutkan langkah namun terhenti karena adanya pertanyaan yang diucapkan Junkyu
"Maaf mba, mbanya siapa ya? Kok bisa jemput Lala?", tanya Junkyu dengan sopan
"Saya tantenya, mamanya lagi pergi ke luar kota jadi nyuruh saya jemput dia. Kenapa? Kamu mau nyulik ponakan saya, ya?", jelasmu dengan nada ketus
"Eh engga mba, perkenalkan nama saya Junkyu. Saya gurunya Lala di sekolah ini. Maaf saya tidak kenal mba, soalnya setahu saya Lala selalu dijemput mamanya. Iya kan Lala?", jelasnya dengan ramah. Lala mengangguk dan tersenyum
"Oh gitu, maaf ya pak-"
"Eh jangan panggil bapak dong. Junkyu aja, kayanya kita seumuran?", tawarnya sembari melemparkan senyum manisnya
"O-oh okey, Ju-Junkyu", balasmu dengan terbata-bata meskipun sebelumnya kamu menuduh Junkyu sebagai penculik keponakanmu, namun tak dipungkiri parasnya cukup tampan dan body proporsionalnya yang sulit ditebak bahwa ia adalah guru TK
"Yaudah, saya pamit ya. Maaf dan terimakasih", pamitmu kepada Junkyu
"Oh ya, hati-hati" Kamu meninggalkan Junkyu bersama dengan Lala. Namun ada getaran asing di hatimu begitu juga dengan sang lawan bicara saat kalian berpisah.
Seperti biasa, kamu menjemput Lala dari sekolahnya dan otomatis kamu bertemu Junkyu setiap harinya. Awalnya Junkyu yang membuka topik pembicaraan, mulanya hanya membahas kesukaan Lala agar Junkyu bisa lebih dekat dengannya.
Namun lama kelamaan kalian semakin dekat dan ada obrolan lain yang membuat kalian tertarik satu sama lain. Tanpa kalian sadari, kalian menaruh hati namun selalu mengelak perasaan itu.
Seiring berjalannya waktu, kalian terkadang menghabiskan waktu bersama di luar jam menjemput Lala. Sampai suatu hari ada perempuan sebaya kalian yang mendekati sang adam. Hatimu tidak terima namun kamu menyadari bahwa kalian tidak ada hubungan apa-apa. Namanya Nika.
Cara Nika berkenalan dengan Junkyu sama seperti awal kalian bertemu dan hal itu membuatmu sedikit gusar, takut-takut Junkyu malah menaruh hati pada perempuan itu. Nika mulai mendekati Junkyu dan kamu sadar bahwa Nika menaruh hati pada Junkyu.
"Kyu, kamu sukanya apa sih? Nanti aku masakin, itung-itung rasa terimakasih soalnya udah bantuin Reno", ucap Nika yang tak sengaja kamu dengar dibalik tembok. Reno adalah keponakan Nika dan Junkyu membantu anak tersebut saat Reno jatuh di ayunan.
"Gausah makasih, Nik", tolak Junkyu halus
"Ih gapapa, Kyu. Kamu bilang aja mau makanan apa, aku jago masak loh pasti kamu suka"
"Gausah, Nik. Lagian aku udah punya pacar, aku gamau dia salah paham", bohong Junkyu. Nika terkejut
"Hah? Katanya kamu ga punya pacar?"
"Kapan aku bilang? Kamu yang suka deket-deket sama aku, kamu yang berkali-kali godain aku padahal ini di sekolah loh banyak anak kecil"
"Pokoknya aku kecewa sama kamu", ujar Nika meninggalkan Junkyu yang sedang kesal
"Dih aneh tuh cewe", ucapmu yang muncul tiba-tiba dibalik tembok. Junkyu terperanjat
"Ngagetin lu"
"Hahaha maaf, dia siapa sih?"
"Bukan siapa-siapa"
"Ooo bukan siapa-siapa, kayanya dia suka sama lu"
"Emang, menel mulu. Risih gue"
"Jadi pacar lo yang mana? Kok ga pernah cerita sama gue?", tanyamu tiba-tiba
"Eh gue bohong soal itu, i-itu biar dia ngejauh aja dari gue", jelas Junkyu yang sebenarnya maksud ia pacar itu adalah kamu
"Oh gitu"
Hening. Keduanya tidak membuka obrolan hanya ada angin yang berhembus menerpa netra mereka.
"Kalo lu punya pacar?", tanya Junkyu
"Ha, eh engga. Kenapa?"
"Kalo gue jadiin pacar mau?", tanya Junkyu. Kamu yang semula menatap Lala sedang bermain, sontak memalingkan mukanya dan menatap Junkyu
"Hah? Ma-maksud lo gimana?"
"Iya, kita kan sama-sama gaada pacar. Kalo gue jadi pacar lo gimana?"
"Ehm, gue gatau", cicitmu dengan menundukkan kepala
"Gapapa, gue ga maksa kok. Take your time aja, jawab sebisa lu", ujar Junkyu sembari mengelus rambutmu pelan namun terasa dan beranjak dari kursinya meninggalkanmu. Namun langkahnya terhenti karena panggilanmu
"Kyu"
"Ya?" Junkyu berbalik dan menatapmu yang sudah mengangkat kepala kemudian netramu menangkap wajah manis dan tampan lelaki yang kamu sukai itu
"Gue mau" Junkyu terperanjat dan mendekatimu
"Seriusan?"
"Dua rius"
"Masih aja becanda"
"Hehe maap, iyaaa mau", jawabmu sembari tertawa malu. Junkyi reflek memelukmu dan tak sadar masih ada siswa TK yang bermain disitu
"Heh lepas, diliatin anak-anak nanti"
"Emang kita udah punya anak?", jahil Junkyu
"HEH BUKAN GITU JUBAEDAH" Junkyu tertawa lepas karena reaksimu, kamu yang kesal sekaligus malu malah mengikutnya tertawa
Tak disangka pertemuan kalian yang awalnya saling curiga malah membuahkan akhir yang bahagia
hai-hai gimana nih, ngefeel ga?? maaf ya baru update, soalnya suka buntu sama ide😭😭