Eun Sung berjalan lesu sambil membawa sekantung plastik putih yang didalamnya ada dua buah bungkus mie instant. Di tepi jalan raya seoul, Eun Sung melangkah dengan nada yang terlihat sangat malas. Kakinya seperti enggan sekali untuk dilangkahkan, terasa berat dan sulit. Kedua mata Eun Sung juga tidak sibuk berpendar. Ia hanya menatap lurus kedepan, pandangannya kosong.
Hingga pada akhirnya seorang pria datang menepuk bahunya. Spontan Eun Sung terkejut dan langsung menolehkan kepalanya disertai kedua mata yang membulat.
Pria itu tengah menunduk sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Eun Sung menatap pria tersebut dengan tatapan yang sulit dimengerti. Eun Sung seperti sedang mencoba menebak siapa pria yang menepuk pundaknya.
"K-kau.. "
"Kim Jongin. Namaku Kim Jongin."
Eun Sung tertegun. Ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dan plastik yang sedari tadi ia genggam terjatuh ke permukaan aspal.
Jongin mungkin tidak tahu betapa terkejutnya Eun Sung saat ini. Eun Sung merasakan bahwa jantungnya berpindah tempat saat ia tahu bahwa lelaki itu adalah Jongin. Dan jangan lupakan rasa sakit yang menjalar-jalar dikepala Eun Sung. Wanita itu sempat merasakan seperti ada sebongkah batu besar yang menghantam kepalanya.
Jongin mendongak, giliran ia yang menatap Eun Sung dengan tatapan tidak mengerti. Pandangan Jongin seakan mengatakan ada-apa-dengan-gadis-ini-seperti-melihat-monster-saja. Ya, kira-kira seperti itu maksud Jongin.
"Untuk apa kau kemari?"
Eun Sung berkata disela-sela keterkejutannya. Tangan yang semula menutup mulut kini terjuntai di sisi tubuh. Tak lupa jari-jari lentiknya meremas kuat ujung rok yang ia pakai. Andaikan Jongin tau apa yang sedang Eun Sung lakukan sekarang, mungkin Jongin sudah mengatakan bahwa Eun Sung sangatlah aneh.
"Untuk apa aku kemari?" Jongin tersenyum miring. "Kau pikir jalanan ini milik nenek moyangmu sehingga kau bisa berkata seperti itu?" Jongin membuang muka, kemudian kembali menatap Eun Sung. "Ya! Kau hampir saja menabrak tiang. Masih bagus aku menghentikanmu, dan kau masih berkata seperti itu?" Jongin mencibir. "Percuma saja. Gadis ceroboh sepertimu mana mungkin tau apa yang aku maksud. Lupakan saja." Ucapnya. Lalu berbalik memunggungi Eun Sung. "Kalau begitu aku pergi dulu" lalu Jongin membuka langkah.
Sontak Eun Sung terkejut melihat Jongin yang mulai berjalan menjauhinya. Gadis itu maka segera memungut kantung plastik yang tadi ia jatuhkan, kemudian mengambil ancang-ancang, dan setelah itu berlari mengejar Jongin.
*****
Sebenarnya datang kerumah Eun Sung bukanlah keinginan Jongin, tetapi karena paksaan Eun Sung. Gadis itu tiba-tiba menghampiri Jongin dengan tergopoh-gopoh, lalu mengajukan sebungkus plastik tepat didepan wajah Jongin. Lelaki itu bahkan harus menjauhkan wajahnya kalau tidak mau terkena kantung plastik yang isinya adalah dua bungkus mie instant.
Dan sekarang bukannya diajak mengobrol atau sekedar berbasa-basi, gadis itu justru langsung menuju dapur dan sibuk melakukan pekerjaan disana. Sampai detik ini, Jongin hanya duduk di kursi, dihadapan meja makan, menunggu sesuatu yang tidak jelas. Jongin benci ini.
"Kau.. Jongin?"
Sebuah suara wanita tiba-tiba masuk ke dalam pendengaran Jongin. Lelaki itu langsung menoleh dengan gerakkan cepat.
"Bibi?" Ceplos Jongin saat melihat wanita paruh baya-Ibu Eun Sung- berdiri dibelakangnya. Wanita tersebut masih menggunakan apron yang mempunyai tulisan 'Han Noodle' pada bordirannya.
Nyonya Han menyungingkan senyuman pada Jongin. Lalu pandangannya beralih kearah dapur, seperti sedang mencari-cari sesuatu. "Apa Eun Sung sedang memasak di dapur?" Tanya Nyonya Han.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Kim Jong In
FanfictionKim Jong In namanya. Seorang pria yang mempunyai masa lalu yang kelam dan gelap. Hidupnya kini tidak terarah, tidak mempunyai tujuan. Hanya ada amarah dan dendam dalam hatinya. Siapapun yang berani menyentuhnya, sama saja membangunkan seekor harimau...