Hinata menggigit bibirnya, sepanjang perjalanan menuju altar di dampingi sang ayah benar-benar membuat tubuhnya bergetar, bukan karena takut tapi hinata masih belum bisa menerima kenyataan.
Ya memang sih sasuke itu tampan, tapi hinata tidak suka dengan sifat playboynya, bisa-bisa hinata makan hati nanti.
Di depan sana sasuke sudah menunggu dengan gagahnya, pria itu terlihat semakin tampan dan berkharisma dengan setelan tuxedo berwarna putih.
Hinata menggeleng, tak mau mengkategorikan dirinya sebagai wanita beruntung karena berhasil menikahi pria incaran seantoro jepang, justru sasukelah yang harus merasa bersyukur karena berhasil menikahi wanita yang baik hati, rajin menabung dan tidak sombong seperti dirinya.
Seharusnya pernikahan ini bisa ditunda 1 minggu lagi, tapi usul dari itachi uchiha membuatnya harus menikah hari itu juga.
Ya....hari itu juga, tak tau hinata harus mengatakan apa, karena semuanya sudah di atur.
.....
"Kupikir tidak perlu menunggu 1 minggu lagi, sekarang saja". Itachi yang sedari tadi nampak diam kini mulai menyerukan isi pikirannya.
Hinata yang mendengar itu melotot tak terima, ia tau tak ada yang tak mungkin bagi seorang uchiha, dan hinata tau itachi tak pernah main-main dengan ucapannya.
"Sasuke pasti sudah tidak sabar, jadi aku sudah mengurus semuanya, kalian tinggal berdandan dan datang ke resepsi malam ini juga".
Ingin rasanya hinata mengutuk itachi saat itu juga, malam ini apanya, ia belum bilang akan setuju kan?.
Baru saja hinata ingin membuka mulutnya, perkataan sasuke mampu membuatnya kembali bungkam.
"Atur saja, kami akan ikut".
Apa?....
Hinata menelan salivanya susah payah, kenapa, kenapa sasuke menyetujuinya?, Bukankah pria itu tak suka dengan pernikahan dan semacamnya?.
Kamisama tolong aku...
Saran itachi disetujui oleh semua orang yang ada disana yah....kecuali hinata, hinata seperti butiran debu yang argumennya pasti tak akan diterima oleh siapapun.
Dan pada akhirnya hari itu juga hinata digandeng dan langsung didandani, satu hal yang menjadi pertanyaannya, karena ternyata semuanya sudah di atur, mulai dari gedung pernikahan, undangan pernikahan, bahkan gaun pengantin pernikahan, oh....hinata sepertinya bisa gila karenanya.
Kapan mereka memiliki waktu untuk mengatur semua ini?, Sedangkan bagi hinata ini sangatlah mendadak dan merugikan dirinya.
.
Hinata menatap sasuke yang memasangkan cincin ke ibu jarinya, hinata tak akan bertanya kapan pria itu menyiapkan cincin bermahkotakan berlian di atasnya, hinata pasrah dengan kegilaan uchiha padanya.
Dengan senyum terpaksa hinata juga memasangkan cincin itu pada jari manis sasuke.
Oh hinata tak menyukai bagian ini, bagian ciuman pernikahan, bibir hinata masih perawan, bagaimana mungkin ciuman pertamanya harus sasuke?.
Wajah sasuke mendekat lalu mencium singkat bibir hinata, setelahnya pasangan yang baru menikah itu menghadap para tamu lalu memamerkan cincin pernikahan mereka.
"Aku baru tau, selain playboy kau juga pandai ber'akting". Bisik hinata sehingga membuat sasuke yang awalnya menghadap para tamu melirik padanya.
"Apakah kau sakit jika sehari saja tak berdebat denganku?".
"Aku tidak mendebatmu". Kata hinata setengah berbisik, takut-takut jika ada yang mendengar percakapan mereka.
"Terserah kau saja". Kata sasuke akhirnya, sepertinya ia tak mood jika harus berdebat dengan istri barunya.
.
Resepsi pernikahan mereka berjalan cukup lancar meski hinata cukup lelah karena harus mengganti 3 gaun sekaligus, acaranya bahkan baru selesai jam 5 pagi.
Bayangkan jam 5 pagi, orang gila mana yang melakukan resepsi pada jam itu?.
Hinata mendengus, memperhatikan seisi kamarnya dengan pandangan memicing.
Ini apartemen sasuke, oh...bosnya sekarang berganti pangkat menjadi suaminya.
Hinata mengalihkan pandangannya pada pintu kamar mandi yang terbuka, sasuke keluar dengan rambut basah juga dada yang dibiarkan telanjang, melihat hal itu hinata hanya terdiam tanpa mau mengalihkan perhatiannya.
Oh...apa ini yang mereka inginkah dari seorang uchiha sasuke?.
Melihat hinata yang tak berhenti memandanginya membuat sasuke mendengus, ia berjalan ke arah lemari lalu melemparkan handuk pada wanita itu.
"Mandi sana, kau bau keringat".
Hinata menangkap handuk itu lalu menatap sasuke tak suka.
Untuk seukuran pria hinata akui sasuke orang yang bersih, setelah resepsi bahkan pria itu menyempatkan mandi.
Melihat hinata yang masih tak beranjak membuat sasuke mengernyit.
"Cepat mandi". Katanya tak sabaran, ia ingin cepat merebahkan dirinya tanpa hinata yang sedari tadi menatapnya horor.
"Hmm..., Kau tau, terkadang pakaian wanita dibuat lebih susah dari pakaian pria".
Sasuke kembali menatap hinata dengan kernyitan yang semakin menjadi, sebenarnya wanita itu ingin mengatakan apa?.
"Begini...maksudku, terkadang kau bisa dengan mudah membuka bajumu, tapi tidak dengan wanita, iya kan?".
Melihat sasuke yang masih berdiam diri membuat hinata mendesah lelah.
"Kau tau tidak kalau meski dirancang oleh desainer yang sama, tapi baju yang dihasilkan pasti berbeda".
Mengetahui sasuke yang tak merespond, hinata hanya bisa menggaruk kepalanya yang memang gatal karena seharian harus disanggul ala tuan putri kerajaan.
"Bisakah kau membantuku membuka gaun ini?". Hinata akhirnya to the point dengan memperlihatkan bagian belakang gaunnya, dimana resleting bertengger menutupi bagian punggungnya.
Sasuke menggelengkan kepalanya, lalu beranjak untuk membantu hinata.
Resleting itupun terbuka menampilkan bahu dan punggung mulus hinata yang entah kenapa membuat sasuke mengalihkan pandangannya ke samping.
Setelah dirasa bajunya sudah bisa diatasi hinata pun berbalik, lalu berjalan ke kamar mandi tanpa memperdulikan sasuke yang masih berdiri dengan wajah tegang.
Sial....
Sepertinya sekamar dengan istrinya tidak baik bagi kesehatan juniornya.
Mungkin sasuke akan mempertimbangkan pisah ranjang saja.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd
Teen Fictionjika sasuke adalah seorang player, maka hinata adalah coachnya, lihat saja bagaimana caranya membuat uchiha busuk itu bertekuk lutut di bawah kaki jenjangnya. "uchiha san, seharusnya kau berlutut layaknya kau menyembahku". tch....