¤ 3

47 2 0
                                    

18+

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian!.


¤¤¤


Jungkook dan haera memasuki rumah besar milik tuan jeon tangan mereka saling bertautan terlihat seperti pasangan bahagia pada umumnya, tetapi tidak dengan hati masing-masing jungkook tengah gelisah memikirkan seoji yang tiba-tiba pergi dari apartemennya kemarin malam.

"Selamat pagi semuanya" sapa haera sebagai ramah tamah, tangannya melepas genggaman jungkook berjalan mendekati nyonya i'm, sedangkan jungkook masih melamun memikirkan seoji.

"Kook kau tidak ingin duduk?" Tanya yeona lembut tetapi entah mengapa jungkook merasa muak mendengar suara mamanya itu, telinganya terasa gatal.

"Langsung keintinya saja, aku ada pekerjaan diluar kota setelah ini" ucap jungkook penuh kebohongan pasalnya ia akan menghadari reuni berharap seoji hadir ditempat yang sama.

"Haera juga akan ke daegu siang ini mama, haera harap ini tidak akan lama" tambah haera seperti mengerti kegelisahan jungkook.

"Baiklah" ucap nyonya i'm.

Mereka mendiskusikan pernikahan yang tinggal sebulan lagi, semuanya diatur orang tua tidak ada campur tangan kedua mempelai keduanya asik dengan pikiran masing-masing.

"Kesimpulannya, Butik yang akan digunakan sesuai yang dikirimkan jungkook tadi malam dan warna gaun beserta jasnya berwarna putih" ucap tuan jeon meneliti sang pengantin yang asik melamun.

"Kalian diam kami anggap persetujuan" ucap yeona membuat jungkook dan haera tersadar lalu mengangguk setuju.

"Ini sudah selesai kan? Aku harus pergi" ucap jungkook lalu bangkit dari duduknya mengambil kunci mobilnya lalu bergegas keluar tanpa peduli reaksi yang ditunjukan orang didalam rumah besar itu.

Haera menghela nafas saat jungkook meninggalkannya bersama orang tua gilanya, ia harus kuat batin menghadapi mereka semua dan membuat kebohongan-kebohongan seperti biasanya.

Sejujurnya haera ingin kabur seperti jungkook tapi ada daya saat sang papa menatapnya dengan tajam, melawan sang papa bukan pilihan yang benar.

¤¤¤

Jungkook melangkah tergesa memasuki gedung tempat mereka mengadakan reuni, tangannya masuk dalam saku, matanya terbingkai dengan kaca mata, lekuk tajam dari matanya terlihat jelas memindai teman-teman semasa kuliah dulu berharap orang ia cari ada diantara mereka.

"Mencari ku?" Pertanyaan mengalun dengan nada lembut membuat jungkook membalik badan lalu tersenyum teduh, lalu menggeleng sebagai jawaban.

"Mana mungkin dia mencari mu sayang" ucap lelaki yang baru saja datang langsung memeluk perempuan yang bertanya tadi dengan possesif.

"Sudah lama tidak bertemu presedir jeon, aku yoongi kapten basket waktu kita SMA dulu, jika kau lupa" ucap yoongi lalu menepuk pundak jungkook sebagai salam pertemuan kembali.

"Aku tidak setua itu untuk melupakan mu" ucap jungkook jengkel.

"Aku sedikit terharu"

"Ck, gila tidak berubah sama sekali"

Yoongi dan istrinya tertawa melihat wajah masam jungkook.

"Omong-omong bagaimana dengan seoji? Kalian sudah memiliki berapa anak?" Tanya reana setelah mereka duduk disalah satu sofa.

"Sayang kau lupa lagi? Mereka hanya berteman tidak mungkin menikah" ucap yoongi santai tetapi terdapat sindiran didalam katanya.

"Ops, aku kira setelah bertahun-tahun kau bisa membujuknya menikah, mianhe kook-ah" ucap reana penuh sesal, jungkook hanya mengangguk mengerti.

"Tidak masalah noona, kami memang bersahabat tidak lebih" ucap jungkook sedikit tidak rela.

"Bukan'kah itu seoji?" Ucap yoongi seraya menunjuk perempuan yang baru saja masuk.

Jungkook hampir saja tidak bisa berkedip melihat penampilan seoji malam ini, gaun sepaha berwarna hitam bermanik putih disepanjang gaun tersebut, wajahnya dipoles dengan natural karena seoji tidak menyukai make up, kaki jenjangnya dibalut dengan hels tidak terlalu tinggi cocok untuk seoji yang bertubuh lumayan tinggi.

"Kook kau sudah bisa berkedip sekarang" ucap yoongi dengan tawanya membuat jungkook sadar lalu tersenyum kaku.

"Dia benar-benar menawan" ucap reana, membuat jungkook kembali melepas pandangan dari seoji yang berjalan kearah tempat minuman.

"Aku harus pergi, yoon" ucap jungkook lalu membungkuk sedikit sebelum pergi meninggalkan pasangan min tersebut.

Dengan langkah lebar jungkook mendekati seoji yang tengah berbincang dengan jimin, mereka saling melempar candaan itu sedikit mengganggu jungkook apalagi dengan penampilan seoji yang sangat membuatnya gila.

"Oh oo, ku pikir aku harus pergi sekarang" ucap jimin melirik jungkook sebentar lalu tersenyum lebar kearah seoji sebelum pergi.

Setelah kepergian jimin, seoji kembali meneguk minumannya tanpa menghiraukan jungkooo yang menatapnya tajam.

"Seoji!" Ucap jungkook penuh penekanan, seoji akhirnya menoleh.

"Ada apa koo?" Tanya seoji santai mengabaikan wajah memerah jungkook yang menahan amarah.

"Kenapa kau tidak bisa dihubungi?" Tanya jungkook setelah menahan amarahnya, tidak akan berakhir baik jika mereka bertengkar disini terlebih lagi didepan semua teman-teman lama.

"Menikmati waktu ku, apalagi?. Jika ada sesuatu yang membuat mu menghubungi ku lagi, tolong berikan tugas itu pada seina saja dia sekretaris utama mu" jelas seoji panjang, matanya berkedip pelan lalu menampilkan senyum samar melihat keterkejutan dimata bulat jungkook setelah ia menyelesaikan kalimatnya.

"Apa maksud mu!, aku tidak akan menyerahkan tugas mu pada orang lain, ingat kau yang meminta tugas itu, kau sudah terikat kontrak dengan ku selamanya!" Tekan jungkook nyaris melempar gelas ditangannya, matanya menatap tajam seoji.

"Aku akan membayar--"

"Jangan pernah pergi dari ku, seoji" tegas jungkook, tangannya sudah memegang erat lengan seoji membuat gadis itu meringis pelan.

"Egois sekali diri mu kook, disana sudah ada haera kalian akan menikah dia akan menjadi sekretaris mu menggantikan ku, atau seina nanti" ucap seoji tenang, tangannya menyentuh dada jungkook yang terlalu dekat dengan tubuhnya.

"Kau menyakiti ku, koo" ucap seoji lirih lalu memukul tangan jungkook yang memegang lengannya.

"Kau maupun seina akan tetap menjadi sekretaris ku, tentang haera kami hanya menikah diatas kertas aku tidak pernah menyukainya, kau tau dan kau seolah tidak mempercayainya. Seoji aku hanya mencintai mu jangan pernah berpikir untuk pergi aku akan selalu mengejarmu kemana pun itu dan dimana pun itu aku akan tetap bersama mu, memilih mu menjadi jalan ku!" Ucap jungkook lalu menarik seoji kedalam pelukannya, dalam hatinya terus meminta maaf karena menyakiti seoji, dia takut seoji meninggalkannya.

"Jungkook aku harus pergi" guman seoji melepas pelukannya tetapi jungkook justru menarik tangannya untuk keluar dari gedung reuni.

"Keras kepala!" Teriak jungkook lalu mendorong seoji memasuki mobilnya, dengan kasar jungkook menindih tubuh seoji.

"Aku bisa saja melakukan hal-hal diluar pikiran mu" ucap jungkook lalu mencium bibir seoji dengan rakus, tangannya meremas pelan pinggang ramping seoji dengan lembut.

"Hmmmp!"

Jungkook terus memaksa seoji untuk membuka mulutnya tetapi seoji tetap tidak membuka mulutnya, dengan terpaksa jungkook meremas payudara seoji dan berhasil seoji mendesah pelan dan jungkook bisa mengakses bibir seoji dengan leluasa.

"Jung--hh, hikss-"

Jungkook terkejut mendengar isakan seoji lalu melepas pangutannya. Tangannya bergetar lalu merapikan rambut seoji yang berantakan karena ulahnya.

"Seoji, maaf, maafkan aku maaf"

"Hiks aku membenci mu, aku menbencimu jungkook!".

Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang