༺SECUNDUS༻

84 7 2
                                    

____________________________________

Australia, adalah salah satu negara yang ingin Fuyuki kunjungi, namun alasan sebenarnya ia pergi ke negara karena ia tau bahwa keluarga nya tidak memiliki hubungan bisnis ataupun cabang perusahaan di negara ini. Namun sayangnya, peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu membuat Fuyuki merasa takut dan kehilangan kepercayaan diri nya untuk hidup bebas dan sendiri.

Di tengah keramaian, Fuyuki berjalan sambil menggenggam tangan Luca agar ia tidak terpisah.

Hari ini Luca mengajaknya berkeliling dan mencari perlengkapan untuk kebutuhan Fuyuki, karena itulah mereka berada di sini.

"Apakah ada sesuatu yang kau inginkan?"

Fuyuki hanya terdiam sambil menatap ke arah sebuah toko― ralat, ia menatap ke dalam toko tersebut, tepatnya melalui jendela toko nya.

Sebuah layar televisi menampilkan potret dirinya di sana, secepat itu? Bahkan ia baru saja berada di sini selama tiga hari. Apakah itu adalah ulah orang tua nya? Atau kedua kakak dan adik kembar nya?

Penampilan nya saat ini cukup untuk membuatnya terlihat berbeda dengan dirinya yang biasanya, ia sangat berterima kasih kepada adik perempuan Luca yang bersedia mendandani nya sebelum mereka berangkat.

Namun sebenarnya Fuyuki tetap takut ketahuan, ia takut untuk pulang, ia takut dengan kedua orang tua nya, ia takut pada saudara dan saudari nya, ia takut dengan kehidupan nya di Jepang, dan ia takut Luca dan seluruh anak buahnya dituduh sebagai orang-orang yang menculiknya.

Menyadari bahwa Fuyuki kembali ketakutan, Luca pun mencoba mengalihkan perhatian nya.

"Hey, Yuki. Mau mampir ke suatu tempat?"

Berhasil, atensi gadis tersebut kembali pada Luca.

Tanpa mendengar persetujuan Fuyuki, Luca langsung menarik nya ke dalam sebuah cafe terdekat.

"Pesan lah apapun yang kau mau, dessert juga boleh," ucap Luca sambil menyodorkan buku menu ke arah Fuyuki.

"Tapi aku tidak suka makanan yang manis, Sir."

"Oh, aku punya rekomendasi untuk mu."

"Lemon dessert cake?"

"Yep, ini tidak terlalu manis, jadi ku rasa kau bisa memakan nya."

Senyuman samar terukir di wajah Fuyuki, ia ngangguk pelan, kemudian memesan kue tersebut.

"Terima kasih, Sir."

―🌹🗡️🌹―

"Kaneshiro! Angkat tangan mu!!"

Si surai pirang membalikkan tubuhnya sambil menyeringai, mendapati seorang laki-laki yang sangat tidak asing untuk nya.

"Sonny Brisko, huh?"

Dor!!

―🌹🗡️🌹―

"Oh, kau sudah pulang, dear? Apa saja yang kalian beli??"

Rifleks Fuyuki menoleh ke arah sumber suara, tak jauh darinya, ia mendapati seorang perempuan yang terlihat sangat mirip dengan Luca, dan berumur sekitar satu tahun lebih muda dari Luca. Perempuan tersebut adalah saudari perempuan Luca, Lucy.

"Miss? Aku sudah pulang sejak tadi, tapi Sir bilang dia punya beberapa urusan, jadi dia mengantar ku kembali lebih dahulu. Ah, iya, kami membeli ini," sahut Fuyuki sambil menujukkan beberapa baju dan perlengkapan untuknya.

"Oh, tidak ada yang terlupa, POG!" ucap Lucy, senyuman nya melebar.

Perempuan tersebut tertawa pelan, sembari berjalan menghampiri Fuyuki.

"Nah, Yuki, kamar mu ada di lantai dua, di samping kamar ku. Tenang saja, sudah ku bereskan semua barang-barang nya."

"Terima kasih, Miss," ucap Fuyuki, malu-malu.

Ekspresi Lucy berubah menjadi cemberut dalam beberapa detik, perempuan tersebut mengelus pelan kepala Fuyuki, "Tidak masalah, dear. Alasan kami menerima mu dengan cepat adalah karena kami mengerti perasaan mu."

"Miss."

"Tumbuh di wilayah yang asing sendirian bagi mu mungkin akan terasa cukup sulit, jadi jangan sungkan pada kami, ya?"

Senyuman di wajah Fuyuki mengembang, sambil mengangguk, ai pun berucap, "Terima kasih, Miss!"

Kriett―

Atensi Fuyuki yang sebelumnya terpaku pada Lucy, seketika teralih ke arah pintu rumah nya――pintu rumah Luca setelah ia mendengar suara pintu terbuka.

Di sana, laki-laki bersurai pirang tersebut berjalan masuk dengan luka di daerah perut dan bahu nya.

"Sir!"

Secara otomatis tubuh Fuyuki bergerak, ingin membantu Luca berjalan menuju sofa, namun suara Lucy membuat pergerakan tubuhnya seketika berhenti.

"Luca! Yuki, tolong ambilkan medical kit!"

Fuyuki segera pergi mengambil medical kit, sedangkan Lucy segera menuntun Luca dan membantu laki-laki tersebut untuk melepaskan mantel bulu dan jas nya.

Setelah Fuyuki kembali, Lucy segera mengobati luka di tubuh Luca.

"Kita tidak pergi ke dokter?" tanya Fuyuki dengan volume suara yang kecil, suaranya teredam oleh tangan nya sendiri. Sebenarnya ia merasa mual dan takut setelah melihat luka tersebut, tapi di lain sisi ia juga merasa khawatir pada Luca.

"Tidak perlu, Yuki. Ini hanya luka kecil," ucap Luca sambil terbatuk-batuk.

Fuyuki hanya bisa terdiam, padahal yang ia lihat luka yang ada di perut Luca adalah luka tusuk, sedangkan yang di bahu nya adalah luka tembak.

"Mungkin karena Sir adalah mafia, karena itu luka seperti ini bukan masalah untuknya," batin Fuyuki.

"Terkadang kau membuat ku lupa kalau kau itu Boss Mafia, dari mana kau mendapatkan luka-luka ini?" tanya Lucy.

"Luka tembak ini karena dia tiba-tiba menembak ku, lalu luka tusuk ini, karena aku merebut senapan miliknya," sahut Luca.

Fuyuki menyerah untuk membayangkan bagaimana kejadian itu terjadi, gadis itu pun mengalihkan pandangan nya dari Luca, tapi sial nya, ia malah menatap ke arah kapas-kapas dan kain yang dipenuhi oleh darah.

Seketika itu juga Fuyuki segera berlari ke arah kamar mandi dan mengeluarkan semua isi perutnya.

"Yuki?" panggil Lucy dan Luca secara bersamaan.

Setelah kejadian itu, Fuyuki selalu menjauh ketika Luca sedang mengganti perban nya.

―――――――――――――――――
🌹🌹🌹🌹 ― AFRAID ― 🌹🌹🌹🌹
―――――――――――――――――

『AFRAID』❅ L.Kaneshiro x OC! F.MiyukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang