Kok sakit ya?

1.8K 205 10
                                    

Ke empat pemuda yang tak lain adalah Cheongsan, Gyeongsu, Junyeong, dan Daesu berjalan sambil menatap stand street food yang berjajar rapi di sebelah kanan dan kiri mereka.

Junyeong dan Daesu sudah memilih street food yang akan mereka beli meninggalkan Cheongsan dan Gyeongsu yang masih berjalan melihat-lihat stand food.

"Jadi mau beli apa San?" tanya Gyeongsu lelah juga berjalan terus mengikuti pemuda labil yang sialnya adalah sahabat dekatnya.

"Terlalu banyak pilihan, Aku bingung," jawab Cheongsan cemberut dengan pipi menggembung sambil celingak-celinguk menatap berbagai stand street food. melihat itu Gyeongsu kembali membuka suara

"Bagaimana kalau kita beli Odeng? Atau Sundae? Corndog? Ddakochi? Twigim? Gurita kering? Kentang tornado? Hotteok? Bbokpi? Bunggeopang? Jipangi ice cream?" Cheongsan menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Gyeongsu kesal.

"Cukup! Kamu berisik, kamu menyebut semua makanan street food di sini!" kata Cheongsan kesal, Gyeongsu menggaruk tekuknya tak gatal.

"Mian," kata Gyeongsu dengan senyum pasta gigi, Cheongsan menghela nafas lalu berbalik hendak melanjutkan perjalanan sebelum netranya menangkap Suhyeok sedang mengobrol bersama Jiho di sebuah stand street food.

"Gyeongsu, sepertinya Aku ingin yang pedas-pedas," kata Cheongsan tanpa mengalihkan pandangannya dari kedua pemuda yang asik mengobrol, Gyeongsu mengerutkan keningnya memegang tangan Cheongsan lalu meletakkan tangan yang sebelahnya di kening yang sedikit lebih tinggi.

"Kau kan tidak suka pedas bodoh," kata Gyeongsu menoyor kepala Cheongsan, Cheongsan hanya meringis kecil, menatap Gyeongsu tak terima.

"Apa Aku peduli?, Aku sedang ingin yang pedas-pedas, tolong belikan Aku odeng dan berikan bubuk cabai ke dalamnya!" Cheongsan sambil memberikan 5000 won pada Gyeongsu. Mau tak mau Gyeongsu menuruti anak bungsu keluarga Yoo yang sedang mengidam.

Setelah beberapa saat Cheongsan menunggu akhirnya Gyeongsu kembali dengan sebungkus Odeng, Cheongsan langsung merebut bungkusan itu dan memakan odengnya dengan terburu-buru. Namun, baru saja menelan setengah tusuk Odeng, Cheongsan langsung merasakan lidahnya terbakar.

"Hah! Kenapa ini sangat pedas?!!" pekik Cheongsan pada Gyeongsu yang berbalik menatap Cheongsan tak terima.

"Kau yang memintanya, bodoh, Aku hanya menambahkan sedikit bubuk cabai. Tidak akan sepedas itu!" jelas Gyeongsu lalu mengambil Odeng itu dan memakannya baru beberapa detik mengunyah Gyeongsu terdiam.

"Aku sadar, Aku memang gila menaruh bubuk cabai se banyak itu," kata Gyeongsu meremas lengan baju lalu bersandar di bahu Cheongsan.

"Jangan diam saja ambil air!" titah Cheongsan sambil memakan Odeng pedas itu, meski pedas tapi rasanya enak.

"Kenapa Kau masih memakannya itu pedas!" kata Gyeongsu heran.

"Ini pedas tapi enak," jawab Cheongsan, Junyeong dan Daesu menghampiri kedua boti itu dengan ekspresi heran.

"Kalian kenapa?" tanya Junyeong sambil memelankan kunyahannya, Cheongsan dan Gyeongsu berbalik menatap Daesu dan Junyeong yang menatapnya sambil memeluk dua botol minum. Gyeongsu langsung merebut botol minum Junyeong sedangkan Cheongsan merebut milik Daesu.

"Kalian seperti belum minum seratus abad lamanya," komentar Daesu sambil melahap hotdog di tangannya, Gyeongsu mengembalikan botol air itu pada Junyeong sambil mencuri permen dalgona milik Junyeong.

"YA! Gyeongsu," pekik Junyeong kesal, Daesu hanya menggeleng kemudian memberikan permen dalgona miliknya pada Junyeong setelah mengambil botol minumnya dari Cheongsan.

Enemy Of Love - Hyeoksan [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang