Prolog

592 42 1
                                    




Kamisama arigato












Kini terlihat 2 anak kecil yang tengah bermain ayunan dan di sana juga banyak anak kecil yang tengah bermain berlari lari dan bermain bola sebenarnya 2 anak itu sangat ingin melakukan sesuatu dan tapi sepertinya tak mungkin karena salah satu dari 2 anak itu memiliki tubuh yang lemah .

" ten ayo kita bermain bola kita kekurangan orang nih " kata anak yang cukup dewasa dari 2 anak itu dan yang dia ajak melirik orang yang berada di sebelahnya lalu dia mengelengkan kepala

" aku tak ingin main bola " kata anak itu dan terlihat anak satunya yang menundukan kepala dia tau kalo saudara kembarnya tak tega meninggalkan nya

" ten ni ikut saja aku akan melihat mu dari sini " kata anak itu tersenyum walau dalam hati dia tak mau sedirian

" tidak riku aku tak mau kau sendirian , jika kau sendiria  pasti mahluk di sini akan membawa mu pergi , kau ingat kejadian kemarin , asma mu sampai kambuh karena mahluk itu menujukan hujud aslinya kan " kata anak itu menatap anak satunya

Yap mereka nanase riku dan nanase ten walau wajah mereka tak mirip tapi mereka adalah saudara kembar,  dan saat ini mereka tinggal di sebuah gubuk di sebrang sana dan di lingkungan kumuh karena keluarga mereka meninggal dunia .

saat mereka umur 6 tahun dan sekarang usia mereka 7 tahun , mereka tak mau tinggal di panti asuhan,  karena pasti nanti mereka akan terpisah jadi mereka memilih tinggal di gubuk itu , entah itu punya siapa tapi dengar dengar itu sudah lama kosong dan mereka berani tinggal di sana , sebenarnya riku rak bisa tinggal di sana di karnakan udara malam pasti sangat dingin dan seringkali riku kambuh saat malam hari .
Kalo untuk menyambung hidup terkadang mereka mengamen atau kadang mereka.

mengumpulkan botol botol bekas ,tapi kadang juga mereka tak makan seharian atau 2 hari karena kadang uang mereka di rampas oleh pereman preman yang tega pada mereka , dan riku adalah anak special yang punya kelebihan yaitu bisa melihat yang orang tak bisa lihat terkadang riku tak bisa membedakan yang mana manusia atau mahluk kasap mata , mereka sudah lama putus sekolah karena mereka tak bisa membiyayai sekolah kadang makan saja susah apalagi sekolah .

" huk huk huk , ten ni pulang yuk di sini dingin " kata riku mengelus tangan nya ten yang melihat prilaku riku hanya mengangguk dan mereka pun pulang

" ten ni riku laper " kata riku

" mmmmm gimana kalo kita ngamen lagi riku uang nya belom kumpul " kata ten menunduk kepala nya

" ayo ten ni di sana banyak orang ayo kita kesana " kata riku menujuk lestoran di sana

Saat mereka mengamen dengan suara merdu dan ternyata di sana , tampak seseorang pria memperhatikan riku dan ten dengan menikmati lagunya namun saat ten berkeliling meminta uang riku di dekati pria itu ,dengan takut riku sedikit mundur dari posisinya

" hy adik manis nama mu siapa nama ku korito rey, nama mu ? " kata rey rey tersenyum

" mmmm nama ku nanase riku nisan " kata riku sedikit takut

" mmmm riku ya oh , suara kalian bagus kalian tinggal di mana ? " kata rey tersenyum dan ten melihat adiknya bertemu orang asing ten berlari ke arah adiknya dan mencoba menjauh dari rey dan tak lupa ten mengengam erat tangan riku

" maaf anda saiapa ya ? , dan ada urusan apa dengan adik ku ? " kata ten sopan namun tetap berhati hati

" oh kalian kembar ya , kenalin aku kirito rey , kalo kau ? " kata rey tersenyum

" riku ayo pulang , kan sudah ten ni bilang jangan bicara dengan orang asing " kata ten dengan wajah marah

" maaf ten ni " kata riku menunduk

" oh ya apa kalian mau makan ayo sini aku traktir " kata rey dan ten melihat rey dari ujung rambut dan kakinya

" maaf tuan saya akan pulang saja , lagian kita tak saling kenal jadi akan merepotkan nanti untuk balas budi karena kita tak cukup bayak uang , kami permisi ayo riku " kata ten megangam tanga riku sebelum itu riku tersenyum ramah pada rey dan sedikit melambaykan tangan nya


Kini mereka sampai di gubuk mereka dan mereka makan yang baru saja mereka beli

" riku maaf hanya ini yang kita dapat " kata ten menatap nasi dan kerupuk tak ada lauk atau apapun

" tak apa apa ten ni ini juga sudah enak hem " kata riku makan dengan lahap


Kini waktu sudah menujukan larut malam cuaca kembali dingin menusuk kulit mereka kini ten dan riku yang tertidur saling berpelukan untuk menghilangkan dingin itu

" huk huk huk huk , te....n....ni " kata riku yang saat ini kesulitan bernafas kini ten mulai terusik tudurnya karena riku megengam bajunya dan menahan sakit

" riku jangan begitu nanti baju ku sobek " kata ten masih terpejam

" te   n ni sesak , huhuhuhu " kata riku kini ten bendengar itu ten membuka matanya dan menatap riku yang sudah pucat sekali menahan rasa sakit dan sulit bernafas

" riku riku bertahan lah di mana Inhaler mu riku ? " kata ten

mencari Inhaler milik riku, dan akhirnya dia menemukan nya dan memakaikan, nya tapi tetap saja riku kesulitan bernafas ,dan ten sangat panik lalu  membawa riku keluar menuju rumah sakit.

Ten mengendong riku walau dia terus terus terjatuh kini ten tengah meminta tolong pada seseorang , untuk membawa adiknya kerumah sakit , tapi tak ada yang perduli riku yang terus merasa lemas dan kesulitan bernafas .

" riku bertahanlah jangan tinggalkan ten ni riku " kata ten menangis mengelus adiknya dan taklama ada sebuah mobil yang berhenti dan membuka jendela dan melihat anak yang dia temui di tempat makan itu

" kalian , adik mu kenapa ten kun " kata rey

" tolong riku nisan tolong " kata ten menangis

" ayo bawa masuk ke mobil biar ku bawa ke rumah sakit " kata rey dan ten menganggu rey membantu ten membawa riku masuk ke dalam mobil

" terimakasih rey nisan " kata ten masih gemetar

" nanti saja terimakasih nya kau fokus dengan adik mu ten kun " kata rey melirik ten yang berada di belakang  lewat kaca depan

Kini setelah sampai riku di tangani oleh semua dokter , ten yang tengah panik memikirkan kondisi adiknya

" nisan terimakasih , aku janji akan ku ganti uang nisan , tapi aku tak bisa menganti semua langsung , aku akan menyicil nya , kalo boleh tau nisan tinggal di mana biar mudah nanti aku untuk ganti rugi nya " kata ten pada rey

" kau tak perlu megantikan itu ten kun aku ikhlas memberi bantuan itu , oh ya kalo boleh tau mana orang tua mu , biar ku kabari kalo riku kun sedang sakit " kata rey mengeluarkan ponselnya

" aku dan riku kun sudah tak memiliki orang tua , sudah lama orang tua kami meninggal atas kebakaran di rumah kami dulu " kata ten menunduk

" ah maaf ten kun aku tak bermaksud " kata rey bingung

" tak apa apa nisan , terimakasih ya " kata en tersenyum








Bersambung





""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

Terimakasih yang udah baca , terimakasih yang sudah mendukung ku dari cerita ku pertama hingga ke 3 ini , dan terimakasih atas vote dan comen nya

KAMISAMA ARIGATOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang