prolog

1 1 0
                                    

----

Hai namaku Ivanka Prischanara Alexandra, aku duduk di bangku 11 di SMA terfavorit se-Jakarta. ya, itu adalah SMA Angkasa Mandiri. Aku pindahan dari Bandung karena ikut mama yang super super sibuk di Jakarta, jadi mau tidak mau aku juga pindah ke Jakarta. Dan masuk di SMA Angkasa kurang lebih satu Minggu.

Ivanka Prischanara Alexandra, bisa terbilang siswi terbaik di sekolah SMA Angkasa Mandiri di angkatannya, anaknya terkenal dengan kesopanannya, ceria, cantik, pintar. Pokoknya siswi yang cocok menjadi siswi terfavorit di sekolah.

Ia memiliki mata berwarna coklat yang indah, rambut hitam sedikit kecoklatan yang panjang, wajahnya yang tegas, warna kulit putih bersih, senyumnya sangat cantik, manis, indah, pokoknya orang melihatnya tidak akan bosan. Sangat manis, hanya itu yang bisa dikatakan jika seseorang melihat senyumnya.

Ivanka sedang berjalan menuju kelasnya sambil membenarkan bajunya yang sedikit berantakan dan...
Brakkk....

Tiba-tiba seseorang menabrak Ivanka dari belakang hingga membuat Ivanka dan orang tersebut jatuh.

"Gimana sih! Kalau jalan tuh jangan di tengah jalan!" Ucapnya kesal lalu pergi tanpa meminta maaf ataupun merasa bersalah sedikitpun.

Ivanka langsung berdiri sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor.

"Good morning my bestiiiiii!!!" Teriak seseorang dari belakang lalu memeluk tangan Ivanka dengan manja.

Dia adalah Nadira Poetri, teman Ivanka dari SMP. Kami sangat dekat sudah terbilang seperti anak kembar, kata orang sih wajah kami sangat mirip hingga membuat orang mengira kami bersaudara. Padahal menurut kami berdua, kami adalah dua orang yang sangat berbeda, mulai dari sifat dan penampilan. Nadira memiliki memiliki lesung pipi, rambut pendek sebahu, dan memiliki mata yang sedikit tajam. Nadira orangnya terbilang pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Mandarin, orangnya bar-bar, suka ceplas-ceplos, ceria sama seperti Ivanka. Namun, Nadira mempunyai sedikit misteri dalam hidupnya, Ivanka sendiri tidak tau apa misterinya.

"Aduh Ra, bisa kan jangan teriak kayak gitu. Sakit tau telinga aku dengar teriakan kamu pagi-pagi.." ucapnya sambil menggosok pelan telinganya yang sakit.

"Hehe maaf yah..." Jeda Nadira cengigir. Lalu fokus melihat wajah Ivanka tidak seperti biasanya.

"Oh my ghattt... Lo kenapa? Kok muka Lo bete gitu?"  Tanya Nadira sambil memegang kedua pipi Ivanka.

"Ihh...Ra, aku gak papa." Ucapnya sambil menyingkirkan tangan Nadira dari pipinya.

"Yakinnnn????" Tanya Nadira kurang percaya.

"Eee tadi tuh ada orang yang nabrak aku."

"Terus? Lo gak kenapa-napa kan?!! Siapa yang nabrak Lo? Berani banget tuh orang!" Sambar Nadira sambil memutar badan Ivanka untuk melihat luka Ivanka.

"Ihhh Nadira aku gak papa, cuman tadi tuh kesel aja. Lagian itu orang yang salah, malah aku yang di salahin. Udah salah, nyalain orang, terus gak minta maaf lagi!." Ucapnya jadi sedikit kesal.

"Siapa sih orangnya?" Tanya Nadira.

"Gak tau, aku belum pernah lihat sebelumnya." Ucapnya.

"Udah deh gak usah di bahas, mending kita ke kelas." Ajak Ivanka.

-----

Jam istirahat pun tiba, tentunya itu adalah waktu tepat untuk para siswa mengisi perut mereka yang sedari tadi keroncongan. Kantin terlihat sangat ramai, semua siswa tentunya pergi ke kantin dan membuat suasana kantin sangatlah ramai.

Ivanka berdiri menjauh dari kerumunan, ia menunggu Nadira mengambil pesanan mereka dan mereka akan makan di taman samping lapangan bola basket.  karena Ivanka terbilang belum cukup lama bersekolah di sini jadi semua orang di matanya terlihat masih asing, dan belum mengetahui semua tentang sekolah ini.

bad life (don't trust other people)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang