3

8.4K 619 11
                                    

Hari senin pagi akan selalu menjadi hari yang Lala benci. Malas sekali rasanya bangun pagi, lalu melakukan kegiatan upacara di bawah teriknya matahari.

Gadis itu kini sedang berjalan santai menuju kelasnya, jam sudah menunjukkan pukul 07.05 yang artinya 10 menit lagi upacara bendera akan di mulai.

Sepertinya lebih baik Lala pergi ke UKS saja. Matahari saat ini sedang terik-teriknnya.

Sebelum menuju UKS Lala memasuki kelasnya dulu untuk sekedar menyimpan tas.

Saat memasuki ruangan kelas Lala melihat Ica yang sedang sibuk mencatat di bangkunya. Tumben sekali gadis itu sudah ada di sekolah.

Ica menoleh saat Lala baru saja mendudukkan dirinya di kursi samping gadis itu.

"Pr lo udah belum?," Tanya Ica yang kini kembali berkutat dengan bukunya itu.

"Pr yang mana?"

"Indonesia, gue gedeg banget sama bu Ningsih kalo ngasih tugas gak pernah tanggung-tanggung, tugas minggu kemaren aja belum gue kerjain."

Lala menepuk-nepuk pundak Ica sambil berdiri, bersiap menuju UKS karena tinggal 5 menit lagi upacara akan di mulai.

"Mau keman la?,"

"Gue mau ke UKS, bilangin aja sama Putri gue sakit."

"Dih bilang aja lo ga mau ikut upacara la." Tanpa menjawab ucapan Ica, Lala mulai melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

___________

Lala benar-benar terkejut ketika masuk kedalam UKS menemukan 2 orang pria yang juga kini sedang memperhatikannya.

Lala bersiap untuk kembali keluar dari UKS sebelum suara seorang pria itu menghentikan langkahnya.

"Long time no see my Lala."

Tubuh Lala memaku di tempat, gadis itu memandang permusuhan ke arah pemuda yang kini mulai berjalan kearahnya.

Saat laki-laki itu sudah berada tepat di depannya Lala mengangkat tangannya lalu melayangkan satau tamparan keras ke arah pipi laki-laki itu.

Plakk

"Dasar cowok mesum. Brengsek." ucap gadis itu dengan menggebu-gebu kekesalannya yang waktu itu belum sempat ia lampiaskan kini terlampiaskan sudah.

Nanta memandang takjub pada pemandangan di depannya, seketika mulutnya berucap 'wow'

Sementara El, laki-laki itu mengusap pelan bekas tamparan Lala, lumayan juga.

El memandang Lala dengan tatapan tajam, dia tidak suka di perlakukan kasar seperti ini.

Sementara Lala, mata gadis itu kini memerah menahan tangis. Lala juga takut pada laki-laki yang berada di depannya ini.

Lala tidak tahu dia siapa, yang jelas laki-laki itu satu kelas dengannya saat sd, dan mereka kemarin bertemu di acara reunian.

Saat bertanya pada Ica pun, Ica bilang dia tidak tahu kalau tidak melihat wajah cowok itu.

El mendorong tubuh Lala, tidak keras namun mampu membuat Lala mundur beberapa langkah hingga kini tubuhnya bersandar di pintu UKS sementara El mengurungnya dengan tangan kekar laki-laki itu yang di simpan di sisi kepala dan sisi pinggangnya.

Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang