01 - Alzen dan pikirannya

5 3 0
                                    

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."

© Story of "SPIDERMINE" by @bubbletoodle

Jadilah pembaca bijak. Hanya ambil sisi positif dari cerita.

♡♡♡

Beberapa lelaki berumur dua puluh sampai dua puluh satu tahun kini tengah berkumpul di suatu cafe, mereka baru saja selesai latihan band.

"Mantep lah kita hari ini!" Ujar salah satu lelaki bernama Narendra.

"Ya jelas, keren kita mah! Tos dulu atuh." Sahut lelaki bernama Jeano seraya mengangkat tangannya.

Satu persatu lelaki disana menepuk telapak tangan Jeano.

"Mantap!" Jeano berseru senang.

Ting!

Terdengar notif pesan masuk dari handphone Alzen.

Ghazanvar menyenggol bahu Alzen pelan. "Itu diliat hp lo, bunyi terus daritadi." Ujarnya.

Alzen dengan sedikit malas mengambil handphone-nya yang ada di meja, lalu ia membuka pesan yang masuk.

Chat teratas berasal dari sang ibunda, dan tentu saja Alzen dengan segera membalasnya.

Setelah membalas pesan dari bunda-nya, ia menjadi penasaran sebenarnya apa yang ingin bunda bicarakan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan dari bunda-nya, ia menjadi penasaran sebenarnya apa yang ingin bunda bicarakan?

Tak berpikir panjang, Alzen langsung memasukkan handphone-nya ke dalam saku jaket, lalu ia segera mengambil kunci motornya yang berada di atas meja.

"Mau kemana sih bro? Buru-buru amat." Tanya Araja.

"Biasalah, nyokap nyuruh balik." Jawab Alzen seraya bangkit dari duduknya.

Teman-teman Alzen terlihat kecewa mendengar ucapannya, muka mereka berubah 180° saat tahu Alzen akan pulang. Teman-temannya bisa sangat kecewa seperti itu karena Alzen jarang sekali keluar rumah untuk sekedar nongkrong, ia hanya keluar rumah saat diperlukan saja.

SPIDERMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang