10

2 1 0
                                    

"Khuk Khuk Khuk."batuk Indra ketika mendegar penuturan Rangga yang tiba tiba itu. " Lo serius ga?." lanjutnya bertanya.

"Menurut lo?" jawab Rangga dengan ekspresi wajah serius.

"Kok gitu sih lo. Jahat lo sama gue." balas Indra sambil memelas.

"Lah? Lo suka sama Rangga?." tanya Dika heran yang mendengar ucapan Indra.

"Gak anjing. Gue masih waras." sahut Indra sambil melotot kearah Dika.

"Ya biasa aja kali jawabnya." balas Dika setelah mendengar suara Indra yang sedikit menaikkan nada suaranya itu. "Jangan jangan beneran homo lagi." lanjutnya bergumam yang masih bisa didengar oleh teman teman nya itu.

"Gue masih bisa denger dik." sahut Indra yang memang masih mendengar gumaman teman nya itu.

"Lagian lo pun aneh ndra, Rangga baru aja ngomong gitu, lo udah kayak mau di putusin sama pacar lo aja." sahut Aldo yang baru menghabiskan makanannya itu.

"Gak gitu. Kalau dia jatuh cinta lagi kan sama cewek, ya iyalah jelas cewek yakali cowok, kecuali kalau dia homo. Trus dia bakalan fokus mengejar cinta tu cewek pastikan, trus teman gabut gue siapa lagi.Secara, setiap kita ngumpul kan teman gabut gue cuman dia. Si Reza sibuk main game terus, gak bosen bosen, gue doain matanya keluar karna main game mulu. Si Aldo sibuk sama cabang nya yang dimana mana, dikit dikit ada aja yang nyamperin dia. Si Dika yang sibuk banget ngurusin kucingnya yang hamil mulu, paling kalau udah bosen mikirin kucing nya tuh, sibuk chattingan sama Chania." ungkap Indra yang terkesan curhat itu sambil memasang wajah sedih.

"BODO AMAT." teman teman Indra yang mendengar penuturan Indra pun langsung menjawab dengan serentak dan langsung bangkit berjalan meninggalkan kantin.

"Gini banget nasib gue. Udah ngungkapin capek capek, malah ditinggalin." jawabnya yang merasakan nasibnya yang menyedihkan itu.

*****

"Assalamualaikum anak anak.. Ibu hari ini ada urusan mendadak, jadi di jam pelajaran ibu kali ini, kalian silahkan meringkas buku Agama Islam halaman 70-100 , dan kerjakan soal soal di halaman 102-105. Nanti kalau sudah bel jam pulang, kalian kumpulkan ke Reza, trus Reza tolong letakkan di meja ibu ya." ucap Bu Saniyah selaku guru Agama Islam yang baru saja memberikan tugas kepada siswa/i kelas XII IPA 3.

"Waalaikumsalam.. baik bu.." jawab murid di kelas XII IPA 3 dengan serentak, kemudian bu Saniyah pun pergi meninggalkan kelas tersebut.

"Cabut yok woi." ajak Rangga kepada keempat temannya itu.

"Ide yang bagus. Males juga gue ngerjain ringakasan begini." sahut Indra dengan semangat.

"Gak deh, nanti ayang Chania marah kalau liat gue bandel." jawab Dika dengan embel embel ayang.

"Najis tau ga denger lo ngomong gitu." jawab Indra spontan.

"Gue gak dulu deh, cape gue kalau harus kena hukuman lagi, mending tidur." jawab Aldo yang menolak ajakan Rangga.

"Gak asik lah kalian." ucap Indra yang menyahuti jawaban teman temannya itu.

"Ayolah za." suara Rangga yang dari tadi membujuk Reza untuk cabut jam pelajaran kali ini.

"Males." balasnya singkat.

"Gila lo ngajak Reza, ya jelas dia gak mau la bego, secara jabatan dia di sekolah ini KETUA OSIS." sahut Dika sambil memukul pelan kepala Rangga. Rangga yang mendapatkan pukulan itupun meringis pelan.

"Dih lebay amat. Baru juga Ketua Osis. Gue yang punya sekolah biasa aja." jawab Rangga santai.

Iyaps memang Rangga pemilik sekolah itu. Eh ralat. Ayahnya, bukan Rangganya, Rangga hanya sebagai ANAK PEMILIK SEKOLAH, walaupun ayahnya pemilik sekolah itu, tapi tetap saja kalau Rangga membuat ulah atau melanggar peraturan sekolah, dia tetap kena hukuman sesuai ketentuan sekolah, karna itu pesan ayahnya kepada guru guru disekolahnya. Kata ayahnya sih biar dia gak seenak nya aja berbuat ini itu.

DIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang