03. Aneh

245 23 3
                                    

405 words.
─────────
️️️️ ️️

"Tsum."

Suara Osamu di ambang pintu kamarnya berhasil mengalihkan pandangan Atsumu dari layar laptop di depannya.

"Apa?"

"Pinjem baju lu, dong. Baju gue masih di cucian ternyata."

Sejak kejadian alias pertengkaran waktu itu, Osamu lebih sering mengunci dirinya dalam kamar. Bahkan saat bertemu di clubvoli, Atsumu bisa merasakan hawa berbeda dari kembarannya itu. Dan itu membuat Atsumu harus berusaha menjaga suasana agar tidak ditanyai oleh kawan-kawan voli mereka.

"Acara apaan?" tanya Atsumu saat kembarannya mulai memilih baju dalam lemarinya.

"Event fakultas biasa." jawab Osamu singkat.

"Tumben amat. Sama siapa emang? Suna?"

"Ya.. Dia salah satunya."

Atsumu hanya ber-oh ria, kemudian kembali menatap layar laptop yang baru saja ia matikan.

Tunggu.

Atsumu melirik Osamu yang berada di belakangnya lewat pantulan laptopnya. Ia menaikkan baju yang ia kenakan dan melepasnya menghadap cermin.

Atsumu tersadar kalau badan kembarannya itu cukup bagus dipandang. Walaupun Atsumu sedikit lebih tinggi dan besar, tetapi osamu dengan badan yang seperti itu sesuai dengan dirinya.

Tunggu. Sesuai?

"Sorry." ucap Osamu sambil mengenakan kembali pakaiannya.

"Gue ganti baju di kamar gue aja. Gue bawa, ya." ujarnya lagi.

Atsumu yang seakan tersadar dari lamunannya dengan cepat membetulkan kacamata yang ia kenakan dan berpura-pura menatap ponsel yang ia pegang.

"Bawa aja." balas Atsumu singkat yang dibalas dengan sebuah anggukkan.

Atsumu memejamkan matanya.

Ia tahu ia tidak boleh begitu pada adiknya sendiri.

━━━━━━━━━━

Sudah sebulan lebih lamanya Atsumu merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada diri kembarannya, Osamu. Atsumu menopang dagunya di atas meja belajar sambil mengerutkan dahinya bingung.

"Aneh." ujar Atsumu berkali-kali tiap kali ia merasakan Osamu menjaga jarak dari dirinya.

Ia kemudian menatap layar ponselnya. Ia baru saja mengirimi Osamu pesan untuk pergi ke toko buku bersama-sama. Itu sudah merupakan kebiasaan mereka sejak kecil. Keduanya senang membaca. Entah bacaan apapun itu.

Gue lagi pergi bareng suna.

Begitu pesan terakhir yang ia baca dari Osamu.

"Kok Suna mulu, sih." ujar Atsumu dalam hati.

Kemudian ia mematikan layar ponselnya dan merebah dirinya di kasur. Ia sepenuhnya merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada kembarannya itu sampai-sampai Osamu begitu marah pada dirinya sekarang.

Atsumu larut dalam pikirannya. Ia bukan tipe orang yang suka menyakiti perasaan orang lain dengan perbuatan dan omongannya. Atsumu hanya senang bercanda dan menjahili orang yang dekat dengannya, juga Osamu.

Pikiran Atsumu melayang pada kejadian sekitar 2 bulan yang lalu, saat ia bertengkar dengan Osamu perihal kejadian 'itu'.

Atsumu tersenyum kecil.

"Mungkin gue harus berenti."

Last Night's World | atsuosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang