06. Awalan

177 16 10
                                    

836 words.
───────
️️️️ ️️

"Tsum?"

Atsumu yang merasa namanya terpanggil menoleh dan tergambar wajah si kembaran di sana. "Oy, Sam?"

"Mama papa ada urusan mendadak sore ini tadi mama nelfon gue keluar kota," ujar Osamu.

"Ohh," geming Atsumu menanggapi.

Ia dan Osamu sudah terbiasa ditinggal berdua oleh orang tua mereka yang sering berpergian ke luar kota. Bukan hanya sekali dua kali dan bukan hanya sehari dua hari, tetapi cukup sering dan cukup memakan waktu.

"Gue ke Bang Kita malem ini ada proyek dadakan dikumpul besok," ujar Atsumu lagi sambil mendorong ranjang voli masuk ke ruang perlengkapan.

"Mau makan apa lu? Gue siapin di rumah?" tanya Osamu sambil mengikuti kembarannya.

"Oh gak usah. Gue mau nginep. Gak akan kelar malem ini pasti."

Osamu membulatkan mulutnya kemudian beranjak keluar mendahului Atsumu dari dalam ruang perlengkapan.

"Sam," celetuk Atsumu tiba-tiba.

Osamu yang mulai merasakan ketegangan di ruangan itu menghentikan langkahnya. Ia tahu pasti bagaimana suara Atsumu memanggilnya saat sesuatu sedang tidak beres.

"Apa?"

"Sorry," ucap Atsumu kecil. "Buat semuanya."

Osamu menghela napas. Ia sudah tau apa yang akan dibahas.

"You're the worst brother you know," ucap Osamu terkekeh.

Kemudian ia membalikan tubuhnya dan mendapati Atsumu sedang mematung memandanginya.

"Sorry gue nyusah─" ucap Atsumu lagi.

Namun, terpotong saat Osamu sudah mengabiskan tiap inci di antara mereka. Ia merasakan lengan Osamu melingkari pundak dan lehernya, memeluknya dengan pelan dan hati-hati.

"Feel better?" ujar Osamu pelan.

Atsumu mengangguk dengan tatapan kosong. Tangannya terasa kaku tidak bisa membalas pelukan kembarannya itu.

"Sam, gue tau gue aneh. Kalo lu─"

"Tsum."

Ucapan Atsumu terpotong lagi.

Kemudian keduanya benar-benar terdiam masih dengan posisi yang sama.

"Nanti ada yang liat," celetuk Atsumu pelan tersadar bahwa posisi mereka berpelukan sudah cukup lama.

"Kenapa?" ucap Osamu pelan. "Lu kan abang gue?"

Untuk kesekian kalinya Atsumu ditampar lagi oleh kenyataan. Namun, ia tahu, ia cukup tahu harus belajar dari tamparan itu. Tangannya perlahan mulai bergerak membalas pelukan Osamu pada tubuhnya, memeluknya kembarannya itu dengan erat.

"Yup. Brother."
️️️️ ️️

──────────

️️️️ ️️
"Miya?"

Seseorang berhasil membuat Osamu mengangkat wajah dari layar ponselnya.

"Eh─ Akaashi, ya?" ucap Osamu sambil berusaha mengingat nama kawan baru yang diperkenalkan seniornya, Bokuto, beberapa waktu yang lalu.

"Iya. Bener kok," balas yang bernama Akaashi itu tersenyum.

"Baru mau pulang?" Osamu membenarkan posisi duduk dan menaruh ponselnya.

Last Night's World | atsuosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang