Bab 5 🐳

126 121 105
                                    

Selamat membaca and
Semoga SYUKA💖💖





[note : beritau jika tersebar typo]🙏



Okey let's go😻

Sebuah mobil Ferrari 812 Superfast melaju membelah kota Bandung dipagi hari. Seorang pria tua duduk dikursi penumpang sambil melihat pemandangan luar.

"Permisi, Sir. Kita akan langsung ke restoran  yang telah dijanjikan oleh klien,"  asisten pribadi berucap dengan tablet ditangannya yang menampilkan agenda-agenda kegiatan sang bos.

"Oke, baiklah"

Sang supir memperlambat kecepatan mobil dan memasang lampu sein untuk berbelok ke kiri. Namun, tiba-tiba Motor Viar Vintech 200 memotong jalan dengan kecepatan tinggi yang membuat mobil tersebut mengerem mendadak.

"M-maaf Sir. Ada motor yang memotong jalan, padahal saya sudah memasang lampu sein, Tuan." supir itu berucap dengan takut.

"Anak muda jaman sekarang emang suka melaju seenaknya saja. Tidak ada yang terluka, bukan? Lanjutkan saja perjalanannya." Walau sang tuan cukup kaget, dia tetap memasang tampang Datar.

"Hahaha. Lain kali, akan ku buat mobil serta dirimu masuk dan meledak karena sebuah kecelakaan. Let's see, tua Bangka syialan." -sang pemuda bermotor.


***


"Eh eh, Lia. Kamu dipanggil guru TU," seorang murid laki-laki berkacamata berucap dengan nafas sesak sebab berlari mencari Lia.

"Aku? Dicari guru TU? Buat apaan?"  Alis Lia berkerut. Bagaimana bisa dihari pertama sekolah setelah kenaikan kelas langsung dipanggil oleh guru.

"Loh! Mana saya tahu! Saya hanya menyampaikan itu saja sesuai perintah guru TU. Mending kamu langsung ke sana saja biar tidak penasaran," setelah berucap demikian, murid berkacamata itu pergi begitu saja meninggalkan Lia.

"Dih, kok ngegas anjir." Lia berjalan santai menuju ruang TU.

Setelah sampai, ia mengetuk pintu dan membuka pinta perlahan tapi pasti. Terdengar suara orang berbincang samar-samar. Semakin lebar pintu itu terbuka dan semakin jelas suara manusia itu. Masuk lah Lia kedalamnya. Guru TU itu berbincang dengan seseorang yang membelakangi Lia.

"Oke. Terima kasih Ananda Fajri telah melengkapi berkas-berkasnya. Semoga kamu bisa beradaptasi dan menjadi pelajaran yang baik di sekolah ini," guru TU wanita itu berucap dengan lembut sambil tersenyum ke Fajri.

"Baik, Bu. Terimakasih kembali."

Guru TU melihat Lia berdirinya dan berujar, "Nah! Kebetulan Lia sudah sampai. Ananda Fajri bisa langsung keruang kelas diantar Lia."

"Baik Bu," Fajri berdiri dan berbalik badan.

Lia melotot dengan mulut terbuka saat murid laki-laki itu berbalik sempurna menghadapnya.

"KAMU!" ucap Fajri dan Lia serentak.

"Lia sudah kenal dengan murid baru kelas kamu ternyata". Guru itu ikut bersuara.

"Hah?! Murid baru?! Kelas Lia?!"  Lia ternganga begitu saja.

Fajri pun tak kalah kaget saat tahu ia akan satu kelas dengan wanita yang telah mengejek nya sebagai pria mesum.

Akhir tak Bahagia (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang