[UTAMAKAN FOLLOW, VOTE, AND KOMENT!!-]
Hubungan yang adem ayem nan indah tanpa suatu masalah yang menimpa pasti menjadi impian semua pasangan makhluk hidup dimuka bumi.
Fajri Kiangara dan Cirelia Primata menjalin hubungan yang dipandang lucu oleh or...
"Permisi Sir. Tuan muda Fajri Kiangara telah tiba. Dan dia sudah berada diruang tamu." Ucap pelayan rumah memberi informasi kepada tuan terhormatnya, Ferry Andrico.
"Baik. Saya akan segera turun."
Mr. Ferry Andrico terhormat adalah Papa kandung dari seorang remaja lelaki bernama Fajri Kiangara. Mereka sama-sama memiliki sikap keras kepala. Dan karena tuan Ferry memiliki paras tampan, tentu turun kepada anak laki-laki semata wayangnya, Fajri Kiangara.
Saat ini, Ferry Andrico berada di ruang kerja rumahnya dilantai 3. Setelah ia menerima informasi yang ia tunggu-tunggu, yaitu kehadiran anaknya, ia langsung turun dengan senyum tipis yang mengambang di wajah sangarnya. Saat tiba di ruang tamu, ia berjalan dengan langkah dermawan melewati pelayannya dengan menebar bau duit. Duda kaya raya.
Fajri yang berdiri di dekat sofa dengan memandang sekelilingnya. Ini pertama kali Fajri kerumah papanya. Pertama kali? Yah, karena sedari kecil ia tinggal di Surabaya bersama Mama dan Papanya. Setelah orangtuanya berpisah, ia masih menetap di Surabaya bersama Nenek dari Papanya.
Fajri melihat papanya melangkah kearahnya dengan senyum tipis. "Welcome, my son! Hug me, boy," Ferry merentangkan tangan dan mencoba seakrab mungkin, walau Fajri merasa awkward. Mereka memang tidak dekat satu sama lain. Fajri memasang senyum tipis dan menerima rentangan itu. Mereka berpelukan sesaat tapi cukup membekas di hati.
"Bagaimana perjalananmu? Apa kamu suka dengan sekolah barumu?," Tanya Ferry masih dengan senyum tipisnya.
"Not bad, Dad," Singkat, padat, dan membuat Papa Ferry tertegun.
"Ah! Sepertinya kamu belum terbiasa. It's okay. Kamu langsung beristirahat saja dikamar. Pelayan akan mengantar dan membawakan kopermu." Ferry menyadari gelagat anaknya yang tidak bersahabat dengannya. Lain kali ia harus mencoba pendekatan yang lebih serius.
Dibenak Fajri, Papanya adalah manusia yang peka terhadap lingkungan didekatnya. Fajri tersenyum dan berlalu mengikuti pelayan yang lebih dulu berjalan.
"Anakmu tidak nyaman berada disini. Itu semua karena paksaan mu, Tuan Ferry Andrico," Tutur Hendraka yang sedari tadi menyimak.
"I know. Dan aku sengaja karena aku ingin lebih dekat dengannya, Okey" Jawab Ferry santai. Ferry yakin, ia bisa akrab dengan anak laki-laki semata wayangnya. Walau membutuhkan waktu lama, ia akan mencoba.
"Dia sudah menerima dengan terpaksa ajakan untuk tinggal disini, maka tuan jangan mengekangnya. Karena yang ada dia akan semakin membencimu, tuanku yang terhormat." Setelah mengucapkannya, Hendraka berlalu pulang karena hanya menjemput dan mengantar Fajri saja tugasnya harini.
Ferry tertegun. Ia tau yang terbaik untuk anaknya. Tetapi, belum tentu Fajri menerima perlakuan baik dari papanya. Semua itu karena masa lalu Papa dan Mamanya yang membuat Fajri membenci Papanya.
~~~
Kini, Fajri berbaring memandang langit-langit kamarnya. Ia tahu, tujuan papanya membawa Fajri ke rumah ini yang tak lain tak bukan karena ingin dekat dengannya dan cepat atau lambat, Papanya akan membahas tentang masa lalu keluarga mereka. Fajri sudah menebaknya, dan ia berusaha tersadar agar tak terpengaruh. Ia akan membenci papanya atas perbuat yang dilakukan papanya dulu. Fajri hanya berpihak kepada Mamanya. Tanpa diketahui, Fajri hanya salah faham karena saat itu ia masih kecil.
"Kenapa Mama ngga ajak gue tinggal sama dia, yah? Padahal gue pengen banget tinggal bareng Mama," Dari dulu hingga kini, hanya itu yang terbesit di benaknya. Lelah berfikir yang tidak-tidak dan ditambah hembusan angin semerbak dari jendela kamarnya yang terbuka, Fajri terbawa suasana dan terlelap dengan tenang.
Ditempat lain, seorang anak gadis bersama kakak laki-lakinya bernama Roi Pramata, sedang asyik melihat Bunda tercinta mereka memasak nasi goreng untuk keduanya. Lia sesekali melirik abang posesifnya dengan senyuman andalannya. Rio yang menyadari tingkah adiknya, menoleh kearah Lia.
"Kenapa, Lia?"
"Hehee, tak apa-apa."
Diotak Lia, ia sedang flashback ke beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Lia dan Rio melakukan hal yang sama dengan saat ini, memandangi Bunda mereka memasak nasi goreng, Bunda Dessy. Tetapi, bedanya, saat itu ada anggota keluarga andalan mereka semua, Ayah Rizalli Pramata.
"Lia kangen Ayah," bertopang dagu dengan bibirnya manyun setelah mengalami flashback tersebut.
"Kakak juga kangen kali, Lia." Rio tentu peka terhadap adik satu-satunya. Kakak laki-laki posesif ini, juga sekilas mengalami flashback di keadaan yang sama dengan Lia. Mereka sama-sama merasa dejavu.
"Udah, dong. Anak-anak Bunda kenapa jadi galau gini sih. Nih! Nasi goreng pesanan Lia udah siap!" Bunda tidak tahu, kalau kedua anak tercintanya sedang galau kezaman saat keluarga mereka masih dengan formasi anggota lengkap, sebelum Ayah meninggalkan mereka.
"Lia kangen Ayah, Bunda."
Yang pada awalnya Bunda tersenyum lebar dengan panci nasi goreng di tangannya, kini ia meletakan panci tersebut di hadapan anak-anaknya dengan perubahan mimik wajah. Bunda tentu juga rindu terhadap suaminya. Bahkan, bunda masih tidak ikhlas menerima ini semua.
Ayah telah meninggal 13 tahun yang lalu, saat usia Lia 4 tahun sedangkan Rio 10 tahun. Karena Lia yang masih sangat balita sedangkan Rio yang sudah memahami sekitarnya. Rio tahu betul atas kejadian apa yang menimpa Ayahnya. Ayahnya kecelakaan tertabrak oleh motor sport yang mengakibatkan Ayah mengalami benturan hebat di kepalanya.
Rio bahkan melihat siapa yang menabrak Ayahnya. Dari dulu hingga sekarang, Rio enggan melupakan wajah pelaku. Ia hanya berpikir untuk membalaskan dendamnya kepada pelaku tersebut. Rio juga sudah tahu biografi asli si pelaku. Sayangnya, pelaku adalah pengusaha terkenal. Dan karena itu, Rio masih sangat membenci pelaku.
"Mau siapapun dia, gue harus tetap balas dendam atas perbuatannya. Kalau perlu, nyawa di balas nyawa"
bersambung.......
~~~
Hai hai, how about this part?
Janlups, vote and coment yahh guys ❤️
THANKS YOU😻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ig : @moca_tralaala
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.