Chap 1 : Someone Like Me?

689 84 5
                                    

Berita-Tokyo, November 2016. Perundungan yang dilakukan oleh teman sekelasnya menyebabkan empat siswa terbunuh.

Televisi Jepang terutama Kota Tokyo saat ini dipenuhi oleh berita viral, siaran terus menjelaskan kronologi yang sama terkait dengan insiden mengerikan tersebut. Meski ada sedikit pelencengan fakta dimana keempat murid tersebut nyatanya hanya cedera parah tidak membuat berita itu semakin mereda. Penyebabnya tidak dijabarkan dengan detail seolah ditutupi oleh pihak terkait dan hanya memfokuskan pada kondisi keempat korban itu saja.

Kau sudah hafal teks berita tersebut di luar kepala saking seringnya topik itu dibicarakan, baik oleh media sosial, televisi, maupun gosip diantara anak-anak sekolah Shinjuku.

Sedari tadi kau hanya mendengarkan pembicaraan itu dari teman-teman sekelasmu. Memainkan bekal makananmu bosan, kau hanya bisa menghela napas kecil sembari mengingat akhir minggu kemarin dimana kau dipanggil ke salah satu sekolah agama di Tokyo.

"Bagaimana pendapatmu, (Name)?" tanya Ito Kirisame, gadis teman sekelasmu.

Kaget karena namamu tetiba saja dipanggil, kau hanya bisa menatap Kirisame heran. Sadar jika temannya ini sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri, dia mencubit hidungmu pelan. "Sudah kubilang, bagaimana pendapatmu terkait berita viral saat ini. Kau kan adik dari seorang guru, mungkin kau punya perspektif yang berbeda?"

Menjauhkan wajah agar cubitan Kirisame terlepas, kau mengusap-usapnya meski tidak terasa sakit. Melihat teman-teman yang menunggu jawaban darimu, mau tidak mau kau pun memberi pendapat asal, "ya.. Perundungan itu sudah menjadi rahasia umum setiap sekolah, kan? Tidak heran jika kita mendengar para korban perundungan yang bunuh diri dan sebagainya."

Ito Asatsuyu sebagai saudara kembar dari Kirisame ikut mengangguk setuju. "Benar sekali, tapi untuk kasus ini justru yang menderitanya adalah si pelaku perundungan itu! Bahkan katanya sampai terbunuh! Seolah karma langsung dijatuhkan pada mereka," ucapnya hingga membuat bulu kuduknya naik berdiri karena ngeri.

"Aah, sudahlah aku tidak mau membahasnya lagi. Selera makanku menjadi hilang gara-gara ini." Kini Kumagaya Touha menimbrung dalam pembicaraan, diantara lingkaran pertemananmu, Touha lah yang bisa dibilang paling penakut. "Oh ya, kakakmu jarang datang ke Shinjuku akhir-akhir ini, tidak heran sih dia kan seorang guru di Tokyo, tapi tetap saja kalau dia datang berkunjung, ajaklah aku ke apartemenmu, ya?" dan dia adalah orang yang paling menyukai pria tampan.

Kedua saudari kembar itu secara kompak memukul belakang kepalanya, membuat Touha meringis kesakitan dan memarahi mereka berdua.

Kau menyaksikannya dengan senyum tipis. "Maaf ya, Touha-chan, tapi sepertinya untuk saat ini aku yang harus sering menemuinya di sana. Dia ingin aku membantu dalam pekerjaannya di sekolah... Agama swasta itu." Mana mungkin kau bilang pekerjaan asli kakakmu.

Kini mereka bertiga yang memandangmu heran. Lalu Asatsuyu mengerti kenapa kau harus membantu kakak (sepupu)-mu itu. "Benar juga, tak heran kan kalau kakaknya meminta bantuan dia, secara dia berasal dari keluarga religius. Klan (Surname), kan?"

Sebenarnya ini adalah topik yang sensitif bagimu. Seluruh penjuru Jepang mengetahui tragedi Klan (Surname) yang sudah diskenariokan agar fakta-fakta disembunyikan dari media. Akan tetapi kau berusaha menutupinya, secara mereka pasti tidak akan langsung percaya jika kau menjelaskan kejadian aslinya.

"Yup, biasanya aku hanya membantu hal-hal sepele saja. Dia mengerti kalau aku juga punya kesibukan sendiri dan membiarkanku menjalani kehidupan anak SMP pada umumnya," jawabmu sembari memakan suapan terakhir bekal makanan. Kau menilai kakakmu begitu terobsesi dengan kehidupan yang seharusnya dijalani anak-anak muda, ia juga sebenarnya sebisa mungkin menjauhkanmu dari segala urusan soal hal-hal menyangkut pekerjaannya.

Epiphany ¦¦ Jujutsu Kaisen ¦¦ Spin-off |Female Reader|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang