Seseorang di sebrang sana pun menyadari kehadiran seseorang yang ia rindukan--
Setelah lampu berubah menjadi hijau [Name] langsung pergi tergesa gesa tak ingin dirinya di ketahui.
***
[Name] merasa tangannya di tarik oleh seseorang, ia langsung menoleh dengan menundukkan kepalanya ia takut, takut untuk bertemu dengan keluarganya.
"[Name]..? Itu kau..?" Suaranya terdengar rendah dan sendu.
"Ma-maaf mungkin anda salah orang saya pergi dulu.."
Tak sempat [Name] pergi tangannya sudah di tarik kembali oleh Ramuda "Tolong jangan pergi.."lirihnya.
"Maaf.."
[Name] tak peduli, ia langsung pergi menjauh dengan rasa sesak di dada yang sudah lama ia rasakan, luka lama kembali terbuka dengan mudahnya, ia memang rapuh.
°°°°° bc
"Ramuda.."
Ramuda terisak diam, ia tak menyangka adiknya yang dulu masih terlihat polos sekarang sudah terlihat rapuh dan memiliki banyak beban terukir di punggungnya.
"Itu.. adik mu yang kau ceritakan…?" -Gentaro
Ramuda ingin buka suara tetapi mulutnya terasa terkunci "Tak apa.. tak usah di pikirkan Ramuda, lebih baik kita ke tempat judi! Mungkin akan menghilangkan rasa sedihmu!" Ucap Dice selaku teman mencoba menghibur Ramuda yang terlihat amat sedih.
"Pakai uangmu sendiri, kau sudah memiliki banyak hutang di kami"
"EEEEHH?! KALI INI SAJA! ONEGAAAI!!"
"Pffftt— sudahlah ayo kita pulang, ku buatkan dessert yang lezat!" Ujar Ramuda kembali ceria, walaupun dia berbohong dengan hatinya sendiri.
Dice dan Gentaro hanya bisa tersenyum tulus "Ha'i! Ore, akan membantu kali ini!" Ucap Dice semangat, melihat Ramuda tersenyum.
"Kau akan menjadi beban"
"LAGI?!"
"Demo, uso desu yo"
Mereka ber-3 tertawa lepas.
.
.
.[Name] berlari menuju ke rumahnya— tidak rumah Jakurai yang sudah ia anggap sebagai rumah ke duanya, setelah rumah sakit.
[Name] masuk dengan sedikit terengah-engah "Ta..tadaima.." tak ada jawaban, karena Jakurai masih belum pulang dari jadwalnya sekarang.
[Name] mengambil pil obatnya dan langsung meminumnya dengan wajah yang kembali memucat dan bibir yang sedikit gemetar.
"Lebih baik aku masak untuk makan malam" ucap [Name] membuka freezer dan mengeluarkan bahan bahan masak.
[Name] masih merasa bersalah di hatinya, tak sepatutnya ia meninggalkan keluarganya yang ia cari-cari sebelumnya.
"Kurasa aku harus minta maaf.." gumam [Name] mengingat kejadian tadi.
Tak lama kemudian masakan telah tersaji di meja makan, [name] tinggal menunggu seseorang datang sampai ia tertidur di sofa ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem Solving
Fantasy[Name] kehilangan kakak yang lebih tua 7 tahun darinya, Amemura Ramuda penyebabnya adalah 'Chuoku' mereka di jadikan bahan percobaan di laboratorium nya. "[Name]? Itu kau..?" "Ni-ni-san..?" HypnosisMic ©KING RECORD STORY ©yuzurikka