"SooHyun sangat pandai mendidik Mark." Kata Chanyeol, pria itu mengambil selembaran foto keluarga itu.
"Aeri, ayo kita foto keluarga. Sudah sangat lama rasanya kita ga menghabiskan waktu berdua."
Aeri tersenyum kecut, keluarga ya? Bahkan hanya tersisa mereka berdua, Aeri iri pada Mark. Ibunya sangat cantik disamping ayahnya yang sangat mirip dengan Mark. Chanyeol yang memperhatikan Aeri menatap ibu Mark langsung berkata,
"Hey, tak apa tanpa seorang ibu. Seengganya ada ayah disisi mu." Kata Chanyeol sambil menepuk pundak Aeri.
"Kenapa ayah ga nikah lagi?"
"Pertanyaan konyol macam apa itu Aeri, apa kamu ingin mengantikan ibu mu dengan wanita lain?" Tanya Chanyeol, Aeri menggeleng pelan.
"Apa ayah ga kesepian dulu? Tanpa aku bahkan ibu."
"Ya sangat kesepian, tapi sekarangkan engga lagi. Sekarang ada kamu yang akan terus bersama ayah, sampai nanti kamu menikah."
"Ayah.."
"Nanti ketika kamu menikah, ayah akan kesepian lagi." Chanyeol tersenyum, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Entah kemana arah pembicaraan ini, tapi Aeri yakin. Ayahnya sangat takut jika kehilangan dirinya, ia sudah kehilangan seorang istri dan sekali lagi akan kehilangan anak.
"Ayah udah dong, kenapa ngomongin itu sih!" Kata Aeri, lalu berdiri dan berkacak pinggang.
Chanyeol terkekeh sambil mengusap matanya, lalu memeluk Aeri didalam dekapannya Chanyeol berbisik pada putrinya, yang membuat Aeri tersenyum sedih.
"Siapapun laki-laki yang akan menikahimu, ayah harap dia bisa menjagamu seperti ayah menjaga kamu." Bisiknya pelan.
•
•
•Mark kembali ke apartement miliknya, itu adalah hadiah kembalinya Mark kedalam keluarga. Mark tentunya bahagia, setelah bertahun-tahun tidak bertemu bahkan memeluk keluarganya.
Saat masuk kedalam apartement, Mark bisa melihat Taeyong tengah membereskan apartement miliknya dengan layar televisi menampilkan berita tentangnya. Mark duduk disofa, lalu menghela napas.
"Kak, gue udah bilang jangan beres-beres. Udah ada pembantu, ini juga berita bikin gue ga bisa bebas kemana-mana sekarang." Kata Mark,
"Ga papa kali, ini juga lagi gabut." Balas Taeyong.
"Oya, gimana udah ketemu Jaehwa?" Tanya Taeyong, Mark mengangguk tipis.
"Kenapa hem? Coba sini cerita." Kata Taeyong mendekat lalu duduk disamping Mark.
"Tadi ga sengaja tabrak dia, tapi dia malah langsung pergi. Dia cantik kak dan gue kangen pengen peluk dia."
Mark menunduk, kini mereka serasa asing. Padahal rasanya baru kemarin Mark memeluk Aeri ditaman belakang sekolah dan sekarang bahkan menatap mata saja tidak.