"Siapkan penerbangan saya ke Korea dan jangan sampai media tau."
"Baik, tuan."
Kim Junmyeon atau biasa dipanggil Suho oleh klien-nya, tengah bersiap menuju Korea. Jiwa seorang ayahnya tengah meronta didalam dirinya, ia tak tinggal diam jika anaknya disalahkan.
Suho mengecek ponselnya, lalu menelpon seseorang ia yakin kalau orang yang ia telpon sangat tau masalah anaknya ini. Sekitar 3 menit ia berusaha menelpon, tapi tak ada yang menjawab.
"Brengsek!" Umpatnya, lalu memijat kepalanya sambil bersandar pada kursi kebanggannya.
"Tuan, pesawat anda sudah siap."
Tanpa mambalas, Suho langsung bergegas pergi. Bahkan sekertarisnya dengan cepat membawa barang penting Suho seperti laptop dan ponsel milik atasannya yang berada dimeja.
•
•
•Keesokan harinya, persidangan selesai dengan kesimpulan Doyeon mendapat hukuman di penjara seumur hidup. Aeri sudah menangis sejak mendengar hakim memberikan hukuman seumur hidup untuk Doyeon, gadis itu langsung berlari menghampiri dan memeluk Doyeon.
“Maaf. Maaf, aku belum bisa bantu kamu.” Kata Aeri, gadis ini memeluk Doyeon dengan erat tidak membiarkan Doyeon tinggal di jeruji besi.
Doyeon masih kaget dengan Aeri yang memeluknya tiba-tiba. Doyeon melihat Chanyeol seolah meminta izin apakah ia boleh menyentuh Aeri atau tidak, dan jawaban Chanyeol adalah sebuah anggukan.
Doyeon langsung membalas pelukan Aeri. Doyeon mengusap kepala Aeri. “Nggak apa-apa, ini emang udah hukuman buat aku karena dulu pernah jahatin kamu dan yang lain.” Kata Doyeon.
Aeri menggeleng, menolak ucapan Doyeon. “Kalo Jaemin sama Hyunjin aja bisa bebas, kenapa kamu nggak? Ini nggak adil namanya!” Kata Aeri, gadis ini melepas pelukan nya kemudian menatap Doyeon.
“Mereka juga pasti dihukum kok, cuman hukuman mereka beda sama aku.” Kata Doyeon.
“Kenapa harus kamu yang dapet hukuman paling berat,” Suara Aeri terdengar sangat lemah. Gadis itu kembali menangis.
“Hey, udah dong, berhenti nangis. Aku nggak apa-apa, kamu bisa ngunjungin aku setiap hari.” Kata Doyeon sambil mengusap pundak Aeri.
“Tidak aka nada yang bisa mengunjungi kamu Kim Doyeon.”
Doyeon, Aeri, dan semua orang yang ada di pengadilan itu menoleh ke arah pintu masuk dimana disana berdiri seorang pria dengan beberapa pengawal di belakangnya.
“Papa?” Gumam Doyeon.
“Pa-papa?” Balas Aeri, gadis ini mendengar gumaman Doyeon.
Pria itu berjalan mendekati Doyeon. Doyoung yang berada di sisi pengadilan juga terkejut dengan siapa yang ia lihat. Laki-laki itu langsung menghampiri Doyeon.
“Kak.. Papa dateng.” Kata Doyeon saat Doyoung sudah berdiri di sebelahnya.
“Kakak tau.” Balas Doyoung.
Pria tersebut tersenyum kepada Doyeon dan Doyoung. “Halo anak-anak Papa, apa kabar kalian? Maaf Papa lama nggak pulang ke Korea.” Kata pria tersenyum, senyum nya belum luntur melihat kepada 2 anak nya.
Kemudian atensi beralih kepada Aeri, kemudian tersenyum. “Aeri Park? Saya uncle kamu, kita belum pernah bertemu, tapi saya pernah mengunjungi kamu saat kamu baru lahir.” Katanya.
“O-oh iya uncle, aku Aeri.” Balas Aeri.
“Kim Junmyeon!”
Pria yang berstatus Ayah dari Kim Doyoung dan Kim Doyeon adalah seorang penguasa terbesar di Korea Selatan. Hal itu membuat semua orang di pengadilan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar.
“Hakim yang terhormat, saya akan membayar anda sebesar apapun yang anda mau. Putri saya tidak bersalah. Yang bersalah adalah saya.” Kata Suho.
Doyoung sangat terkejut, ia sama sekali tidak tahu tentang ini. Doyeon juga tidak ada cerita dengan nya.
“Dia.” Suho memperlihatkan foto Jaehyun. “Orang tua nya adalah teman dekat saya. Kami merintis usaha kecil bersama, kemudian orang tua nya pergi ke luar negeri dan membuat perusahaan yang sukses sedangkan saya di Korea tidak punya apa-apa. Kami kembali bertemu di London, namun orang tua nya malah menghina saya di depan banyak orang. Itulah sebab nya saya mengirim putri saya untuk menghabisi orang tua nya.” Jelas Suho. Penjelasan yang sebenarnya.
“Papa, papa kenapa tega ke Doyeon? Dia perempuan Pa.” Kata Doyoung.
“Papa cuman punya dia waktu itu, kamu sudah bekerja sama dengan mereka, apa papa bisa andalkan kamu? Kamu bahkan tidak bisa membantah, hanya menurut atas perintah mereka.” Balas Suho.
Doyoung menunduk, tidak berani melawan Papa nya lebih jauh lagi.
“Jika tuan hakim ingin tetap memenjarakan putri saya,” Suho menjeda kalimatnya. “Langkahi dulu saya, karena saya adalah perisai nya.” Lanjut Suho.
Chanyeol menggelengkan kepalanya, ponselnya dari kemarin bergetar terus menerus itu akibat Suho. Ia tau kalau anaknya dalam masalah, tapi bukannya Chanyeol tak ingin membantu. Tapi disini korbannya tak sedikit.
"Suho, dengar ini bukan waktunya untuk membela anakmu yang sudah terbukti salah. Biarkan Doyeon menembus kesalahannya dan–"
"Dan membiarkan putri saya membusuk didalam jeruji besi? Sebaiknya anda tutup mulut tuan Park."
Chanyeol menghela napas, ia tak bisa membalas perkataan Suho. Jika ia diposisi Suho, mungkin dia akan melakukan hal yang sama untuk putrinya.
"Dengar hakim, aku Kim Junmyeon akan memberikan hukuman yang pantas untuk anak ku. Dan masalah korban, aku akan bertanggung jawab. Ini adil, bukan?" Kata Suho dengan angkuhnya.
"Maaf tuan Kim, tapi–"
"Pengacara ku akan mengurus semuanya." Potong Suho, lalu menarik tangan putrinya dan juga langsung merangkul Doyoung.
Aeri langsung menarik lengan ayahnya, saat Aeri dan Chanyeol keluar. Tepat saat itu, Lucas datang dengan wajah marahnya.
"Lucas?"
"Aeri, plis gue ga habis pikir. Agrh!! Brengsek banget.." Lucas memukul keras dinding yang ada disampingnya, Aeri ingin menenangkan Lucas. Tapi sepertinya tak bisa, Lucas begitu emosi sekarang.
"Hey, denger Lucas. Doyeon masih seumuran sama gue, dia masih punya hak untuk bahagia."
"Dan lo juga Aeri, gue benci gadis itu. Dia udah bunuh Guanlin dan buat Jaehyun koma."
"Engga, itu salah mereka yang saling salah paham. Mereka yang salah karena terjebak dalam emosi masing-masing. Guanlin sayang gue, Cas. Dan kak Jaehyun emosi, mereka marah dan berantem dan berujung Guanlin pergi dan kak Jaehyun koma..."
Lucas perlahan tenang, sedangkan Chanyeol hanya bisa membalikan tubuh nya untuk tak melihat wajah Aeri yang tampak sedih, mengingat kembali masa lalu.
"... jadi lo jangan emosi yaa, gue ga mau pas kak Jaehyun sadar nanti lo malah kenapa napa. Okey?"
Tanpa membalas perkataan Aeri, Lucas langsung memeluk tubuh mungil itu. Lucas salah, selama ini Aeri tengah berjuang untuk kembali bahagia, tapi ia mengacaukan itu. Ia salah, dan ia harus minta maaf.
"Aeri, selama ini gue kira lo ga bahagia karena Doyeon habisi Guanlin dan Jaehyun. Tapi, gue salah. Maafin gue, maaf."
"Sssttt.. lo juga harus bahagia. Disini bukan gue yang cuma kehilangan, tapi lo juga. Lo kehilangan sahabat terbaik lo, gue juga minta maaf, gue ga bisa jaga kak Jaehyun dengan baik."
![](https://img.wattpad.com/cover/299715524-288-k415459.jpg)