4

6.7K 557 10
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.


"YA ALLAH BOCIL, LO NGAPAIN... "

_______________________

"Ada apa sih mas kok teriak teriak? Nanti kalo baby bangun gimana?. " Tanya mami Vio yang baru saja memasuki kamar putrinya itu.

Rupanya Vio belum sadar bagaimana keadaan putrinya itu sekarang.

"Kamu liatin apa sih mas kok serius banget?. "

"Itu anak aku kan?. " Menunjuk Chesa yang masih dalam keadaan tengkurap dan kini sedang menatap polos kedua orang tuanya.

"Apa sih, kamu ragu kalo baby anak kita hah? Ngga inget kamu hampir setiap hari nge gempur aku?. " Maki mami Vio. Hah, belum sadar juga.

"Tapi itu... " Kembali menunjuk Chesa.

"Kenapa sih orang baby lagi tidur jug... " Ucapan mami Vio terhenti ketika melihat anaknya sedang tengkurap.

"Alhamdulillah anak gue udah gede. Besok langsung cari kerja aja ya nak. Mami dukung 100%." Ucap mami Vio dengan semangat.

'Ya Allah kenapa istri hamba seperti ini? Bisakah aku tukar dengan sebongkah berlian?. ' bathin papi Al menjerit saat mendengar perkataan mami Vio.

"Sayang, kamu apa apaan sih. Baby kan masih bayi, kok kamu malah nyuruh dia kerja. " Papi Al yang sudah frustasi dengan kelakuan istrinya hanya mampu mengacak-acak rambutnya.

"Kali aja dia besok mau mulung, eh kalau mulung kan dapet duitnya kan sedikit. Mending ngemis aja, iya bener ngemis. Nanti mami dandanin kamu biar lebih meyakinkan. Nah pagi kan udah ngemis, malemnya nanti kamu ngepet ya, kamu jaga lilin nanti biar papi yang jadi babinya. Gimana sayang, bagus kan ide mami?. " Mami Vio menaik turunkan alisnya.

"Kok aku jadi babinya sih sayang. Lagian aku masih mampu ya biayain kamu sama anak kita. " Sewot papi Al.

"Bercanda sayang, kamu mah baperan udah kaya cewek aja. " Mami Vio perlahan naik keatas ranjang king size milik Chesa.

Setelah sampai di samping Chesa, mami Vio langsung membalikkan tubuh anaknya seperti semula.

"Jangan kaya gitu lagi ya sayang, papi kaget loh. Nanti kalo papi jantungan gimana? Terus kalau sampe papi mati gimana?. " Tanya papi Al secara beruntut.

"Ya udah nanti mami nikah lagi aja sama duda kaya raya, iya ngga sayang?. "

Chesa diberi pertanyaan pun langsung mengangguk dan menunjukkan mata berbinar.

"Ululuh anak mami setuju ya mami nyari daddy baru buat gantiin papi. "

"Sayang, jangan ngajarin anak kita yang enggak enggak. Lagian kalaupun aku mati duluan, ngga akan aku biarin kamu nikah lagi. Aku bakal gentayangin kamu setiap hari. " Ah, sepertinya papi ngambek, terlihat dari bibir sexi nya yang di maju majukan.

"Ya udah, nanti kalau kamu dateng tinggal aku bacain ayat kursi. Gampang kan?. " Sepertinya mami tidak peduli dengan papi, yang sekarang tambah ngambek.

"Aaaaa, sayanggg~... " Teriak papi dengan suara yang di imut imut kan. Dan wajah cemberut nya yang tidak ketinggalan.

"Hihihi... " Chesa yang melihat papinya berusaha mendapat perhatian dari mami pun terkekeh geli.

"Baby kok kamu malah ketawain papi sih. Sayang liat tuh anak kamu, masa dia ketawain aku. " Dengan menghentak hen takkan kakinya kesal.

"Lagian kamu itu udah tua, jangan sok imut deh. Masih mending tuh Song Joongki. Umur boleh tua, tapi muka awet muda hahahah.... "

'Sumpah lama lama gue jadi ikutan gila kalau kaya gini terus. Semoga Rumah Sakit Jiwa penuh, biar gue ngga bisa masuk ke sana. Ammiin... ' Chesa berdoa dalam hati, Amiinn kan ya teman teman...

______________________

Canda tawa terus terdengar. Senyum manis tidak pernah pudar.

Ya hari ini bertepatan dengan aqiqah baby Dizcha. Dizcha? Iya, sekarang si bayi sudah mempunyai nama.

Dizcha Joulis Dvorak's. Gila, bapake dapet nama sebagus itu dari mana? Kalau kata mami sih nyolong di Google.

"Baby Dizcha cantik banget sih?. " Suara perempuan, tapi siapa?.

*oke sekarang kita panggil Chesa jadi Dizcha yaaa...

Dizcha yang tidak tau apa apa hanya mengernyitkan alisnya.

"Hohoho ponakan onty ini bingung ya sayang? Kenalin nama onty itu Hazelica Ghanis. Onty itu ade ipar bapake kamu. Salam kenal hihi... " Terang panjang kali lebar Hazel.

'Ya Allah, ni tante tante kenapa nyiumin pipi gue sih. Kan jadinya pipi gue bau jigong. Hueee mamake tolongin anak mu ini. ' Dengan mata menatap tajam Hazel, Dizcha terus mengumpat ah lebih jelasnya sedang mengapsen nama nama penghuni kebun binatang.

"Heh itu matanya loh, serem amat. " Nyali Hazel seketika menciut saat melihat tatapan mata ponakannya yang sangat tajam.

"Kamu kenapa sih sayang? Kok kaya takut gitu?. " Tanya mas suami Hazel- Gibran Tirta Dvorak's.

"Ini loh ponakan kamu, masa dia natap aku tajem banget. Kan jadi takut. " Adu Hazel.

"Coba siniin ponakan aku. Aku juga mau gendong. " Saat ini Dizcha sudah beralih pada gendongan Gibran.

"Ponakan uncle yang cantik kenapa natap onty jatem hmm. Mau uncle hukum hmm, mwuah. " Yah kecupan pada pipi kanan Dizcha.

'Gile gue dicium cogan cuk. Aaaa anak mu baper makk... ' - ya taulah siapa dia.

Dengan mata berbinar binar, serta tak mau dilepaskan dalam gendongan hangatnya membuat semua orang iri.

"Siniin anak gue. Ngga usah cium cium, nanti yang ada anak gue bau jigong lo lagi. " Ujar papi Al sambil mengambil alih baby Dizcha.

Tapi ya begitu, seorang Dizcha tidak akan mau melewatkan kesempatan ini. Lumayan kan, kapan lagi coba bisa digendong cogan. Bapake juga ganteng sih, tapi mau yang lain juga...

Dizcha menaruh tangannya di leher Gibran, seolah tak mau di lepaskan. Enak saja orang lagi enak enak di gendong cogan malah di ganggu.

Bapake yang melihat itu pun marah, mengambil paksa Dizcha dari gendongan ade laknat nya.

Dizcha yang sudah berada di gendongan bapake pun langsung memanyunkan bibir kecil+sexi nya.

"Heh sebenernya lo anak siapa sih bocil, dia apa gue? Kalau masalah ganteng, gue juga ngga kalah ganteng kok malah lebih ganteng gue. Kaya? Lebih kaya dari pada dia. Kamu kira mamake kamu mau sama bapake gara gara apa? Ya gara gara bapake kaya. " Ucap papi Al dengan sombongnya.

'Sumpah ada yang punya nomor Rumah Sakit Jiwa ngga? Kalau punya hubungi nomor gue yakk... '

"Udahlah bang, masa sama ade aja di cemburu in. " Cerocos Gibran.

"Terserah gue lah. Noh urus aja anak lo yang hobi nya makan itu. " Tunjuk papi Al pada seorang balita yang mungkin berusia 1 tahun itu.

"Itu sih bukan anak gue. " Ucap Gibran dengan pedenya.

"Terus, kalau bukan anak kamu anak siapa lagi hah? Anak buaya? Nih ya, walaupun kamu buaya darat tapi bukan berarti dia bukan anak kamu tau. "Maki Hazel sambil menjewer telinga suaminya itu.

"Udahlah, urus masalah kalain. Dan juga cepet pergi dari sini, jangan lupa bawa tuh bocah. Lama lama bisa bangkrut gue kalau dia makin lama disini. " Gerutu papi Al.

Gibran yang mendengar gerutu kaka tercinta pun tidak memperdulikan nya. Biar saja kakaknya itu marah. Dia tidak peduli!!!...

Dizcha yang mendengarkan obrolan tidak berfaedah pun mengantuk, entahlah mungkin dia menganggap obrolan tadi sebagai dongeng pengantar tidur.

__________________________

Jangan lupa vote+coment...
Typo bertebaran, jadi jika kalian menemukan kesalahan dalam penulisan segera hubungi saya...

Publish:16/3/2022

Transmigrasi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang