_03_

0 0 0
                                    

Happy Reading

_03 : Hama(Parasit)

Langit bergemuruh menandakan akan turun hujan.
Langit yang tadinya biru cerah berubah hitam yang membuat siswa siswi SMA Bina Sakti berbondong bondong pulang ke rumah sebelum hujan turun.

Sama halnya dengan Athan.
Setelah menyelesaikan urusan yang diberikan bu Lindra, lelaki itu berjalan terburu-buru menuju mobil dan bersiap untuk pulang.
Sepertinya hujan akan turun lama, menurut ramalan cuaca hujan akan turun disertai badai dan petir dan itu membuat Athan malas.

Baru saja membuka pintu mobil, Athan di kejutkan dengan pemandangan seorang gadis yang sudah tertidur pulas di di salah satu kursi mobilnya.
Athan berdf fecak sebal karena mendapati Lamia yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut kesayangannya.
Ya, gadis itu adalah Lamia.

"Ck, sejak kapan lo disini?? terus ngapain juga lo pake selimut kesayangan gue!" sentak Athan yang langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Lamia.

"Athann! ganggu aja sihh."

Menyadari Athan yang sudah ada di depannya sambil menatap garang, Lamia mencoba mengalihkan pembicaraan sebelum di sembur.
Sebenarnya, sedari tadi Lamia tidak tidur, ia hanya menutup mata.

"Turun," tuding Athan.

"Hah? jangan lah Thann, Teo ga bisa jemput gue hari ini," mohon Lamia sambil menatap Athan penuh harap.

"Itu bukan urusan gue."

"Masa lo tega sih Than ama gue,"

Lamia mengeluarkan air mata buaya sambil memegangi salah satu seragam lengan Athan.
Terlihat Athan yang berdecak kesal.

"Udahlah nggak usah keluarin air mata buaya segala, nggak mempan," sentak Athan.

"Hehe yaudah ya izinin gue numpanggg."

"Ck iya iya asalkan lo diem jangan berisik."

Lamia menganggukkan kepalanya senangg dan langsung mengambil pose duduk maniez.

Sepanjang perjalanan, tidak ada interaksi yang terjadi diantara keduanya.
Athan yang fokus menyetir,dan Lamia yang melamun entah memikirkan apa.

"Than, lo masih simpen gelang pemberian gue?"

Karena merasa suasana canggung yang kentara Lamia memutuskan untuk membuka pembicaraan.

"Hm? gelang apa?" tanya Athan.
Lelaki itu menoleh sebentar ke arah Lamia, namun sedetik kemudian ia kembali memfokuskan pandangannya ke arah jalanan.

"Gelang yang itu loh, yang gue kasih pas lo mau pindah," jawab Lamia sambil memandang semangat ke arah Athan.
Senyumnya merekah menunggu jawaban Athan.

"Oh yang itu, udah gue buang," jawab Athan santai.
Senyum Lamia runtuh seketika mendengar jawaban santai tanpa beban dari Athan.

"Yahh, kenapa lo buang sih? gue udah capek beli manik manik terus bikinin buat loo," kesal Lamia.
Ekspresinya seperti tengah menahan tangis.

"Shit, lo mikir lah.
Ya kali anak cowok umur sembilan tahun make gelang full manik manik."

"Tapi hargain kek, gue mana tau selera anak cowok waktu ituu," kecewa Lamia yang mulai meneteskan air mata.
Tangannya bergerak menutupi kedua matanya yang tengah menangis.

"Eh lo kenapa?" tanya Athan.
Menarik salah satu tangan Lamia yang menutupi matanya, lengan Athan malah di sentak kasar.

"Jangan liatt!!" sentak Lamia kemudian bergerak duduk membelakangi Athan.

"Lo masih cengeng aja. Sama persis kek Lamia yang gue kenal dulu," kekeh Athan sambil melihat Lamia yang masih membelakanginya.
Athan tau, pasti gadis itu tengah menangis.
Lelaki itu melemparkan selimut kesayangannya ke arah Lamia untuk menutupi badannya.
Cuaca yang semakin dingin membuat Athan khawatir gadis itu kedinginan.

"Ck berisik, gue emang nggak berubah," sebal Lamia.
"Lo aja yang berubah," sambungnya dengan suara pelan.

"Hah? apa? gue nggak denger," suara hujan yang semakin deras membuat Athan kesulitan mendengar suara Lamia.

"ck, yaudah," kesal Lamia sambil menarik selimut yang di berikan Athan.
Diam diam Lamia menyembunyikan senyum kecil dibalik selimut.
Yah, meskipun Athan sudah berubah, setidaknya masih tersisa beberapa sikap manis yang sering diberikannya dulu.

To Be continued..

FATAMORGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang