_06_

0 0 0
                                    

Happy Reading

_06. Ada yang aneh

Suasana ramai di meja makan membuat Mama Lisa mengembangkan senyumnya.
Makan malam kali ini sangat berbeda dari biasanya.
Aila dan Syaki yang tengah bercanda tawa, dan Athan yang sesekali menimpali.
Tidak butuh waktu lama bagi Syaki untuk terbiasa dengan orang baru.
Jika biasanya Syaki selalu terlihat murung dan tidak perduli, kini ia terlihat senang bercanda tawa dengan Aila.
Hal itu tentu saja membuat Mama Lisa sangat senang.

Syakila Anastasya, anak kedua dari Mama Lisa dan Papa Dani.
Berusia lima belas tahun dan hanya berselisih satu tahun dengan kakaknya, sekarang gadis itu baru saja menduduki kelas tiga SMP.

"Terus kan kak, masa Bang Athan masih ngompol pas umur tujuh tahun," kikiknya sambil memegang perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa.

"Heh jangan ngarang cerita ya lo!" kesal Athan sambil menatap garang ke arah Syaki.
Sedangkan Aila hanya menimpali dengan kekehannya.

"Eits kalo malu bilang aja bang, jangan ngelak gitu," ucapnya sambil menatap jahil ke arah Athan.
"Bener kan mah," yakin Syaki menunggu jawaban ibunya.

"Udah udah, makan dulu nanti baru lanjutin," ujar Mama Lisa.

"Yahh, mamah nggak asik," cemberut Syaki kemudian kembali melanjutkan aktivitas makannya.

Suasana meja makan kembali sunyi.
Hanya ada bunyi dentingan sendok yang beradu dengan garpu.

Ketukan pintu membuyarkan suasana sunyi meja makan.

"Siapa ya yang bertamu malem malem gini," heran Mama Lisa.

"Bi Asih tolong buka pintu ya," suruh Mama Lisa yang langsung di angguki oleh bi Asih.

Karena sudah menyelesaikan aktivitas makan malamnya, Syaki dan Aila kembali melanjutkan cerita Syaki mengenai aib aib Athan saat masih kecil.

"Siapa bi?" tanya Mama Lisa dari ruang makan.

"Ini Nyonya, ada non Lamia," jawab bi Asih yang berjalan menuju meja makan diikuti Lamia di belakang.

"Eh Lamia, sini sayang makan bareng sama yang lain."

Mendengar nama Lamia di sebutkan, ekspresi Syaki berubah murung dan tidak semangat.

"Iya mah, aku udah makan kok tadi," menyadari ekspresi tidak suka Syaki, membuat Lamia enggan mendekati meja makan.
Bohong jika ia sudah makan, ia hanya menjauhi hal hal yang bisa membuat suasana memburuk.

"Cih! ngapain sih pelakor itu kesini!
usir dia dong kak Athan! Syaki muak liat pelakor + pembunuh itu masuk rumah kita," sentak Syaki kesal.

Deg, jantung Lamia berdetak kencang mengingat kejadian itu kembali.
Kejadian yang membuat kedua orang tuanya tiada dan Teo membencinya, kejadian yang membuat suasana rumah ini menjadi kacau.

"Huss, Syaki nggak boleh bilang gitu sama Lamia.
Minta maaf cepet," titah Mama Lisa tidak suka melihat perilaku Syaki.

"Nggak mau mah! ngapain juga aku minta maaf sama orang yang udah ngegoda papa ini!
Dasar anak pembawa sial, orang tuanya juga meninggal gara gara dia ka-"

"Cukup Syaki!! jangan ungkit masalah itu lagi."

Perkataan Syaki terpotong oleh bentakan keras Mamanya.
Syaki seketika kaget karena jarang jarang saja ia di bentak seperti ini.

"Ma-mama bela dia?" tanya Syaki tidak percaya.
Athan dan Aila hanya diam melihat apa yang terjadi di meja makan.

"Mama bukannya bela Lamia, tapi kamu udah keterlaluan! kapan mama ajarin kamu ngomong tanpa etika begitu sama orang yang lebih tua?"

"Stop mah, udah jangan berantem di meja makan, Lamia pergi dulu," pamit Lamia.

Melihat Syaki dan Aila yang sudah sangat akrab sampai memeluk Aila yang menangis membuat Lamia cemburu.
Apakah ia sudah tidak bisa sedekat itu dengan keluarga ini?

Berpamitan pulang, Lamia berjalan keluar dengan senyum yang ia paksakan.
Sialnya, saat melihat senyum itu Athan merasa sangat, sangat Iba.

To Be Continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FATAMORGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang