01

1.7K 386 42
                                    

"Ya! lo begadang lagi?!"

Seulgi berteriak sambil membulatkan matanya tak percaya begitu melihat Lisa kini berjalan lemah menghampirinya bak mayat hidup.

Menganggukkan kepala, Lisa mendudukkan bokongnya dengan kasar ke sofa single. Saat ini mereka tengah berada di ruang utama penthouse Seulgi.

"Ini udah lewat seminggu brayy! Lo masih kepikiran aja omongan tuh cewe!"

Mengusap wajahnya kasar lalu Lisa membalas dengan frustrasi, "Ya karena tuh cewe gila satu - satunya yang ngatain gue jelek seul! J-E-L-E-K!"

"Oh c'mon! Mungkin tuh cewe ngomong asal karena dia kesel sama lo. Anggap angin lalu aja lah!"

"Gue harusnya lebih kesel sama dia! Bayangin aja gimana sakitnya di tampar dua kali, aset sama kaki gue ditendang sama dia!"

Seulgi lansung ngilu refleks memegangi pipi dan penisnya sendiri membayangkan jika ia berada di posisi Lisa.

"Bener juga ya, ah! yaudahlah! Mending kesampingin dulu masalah itu, sekarang masalah utamanya lo kapan mau cari calon istri?"

Perkataan Seulgi semakin membuat Lisa bertambah frustrasi. Ia menatap tajam beruang tampan itu, "lo sebenernya sahabat gue atau sahabat kakek gue sih?!"

"Gue ngingetin lo! Ini udah bulan september! Bulan desember lo ga nikah - nikah juga, asli jatuh miskin lo!"

"Iya gue juga tau! Masalahnya gue ga nemu yang cocok. Apa gue nikah sama Irene aja?"

Mata Seulgi lansung menajam, meprotes, "Lo mau gue siram kopi panas? Irene pacar gue!"

"Yaudah kita nikah bertiga aja, biar pas malem pertama bisa threesome."

Tuk!

"Aww!"

Lisa meringis sakit karena Seulgi menjitak pucuk kepalanya.

"SETAN! SEMBARANGAN!"

"Haish! Bercanda kali Seul! Baru diplototin Irene aja udah kena mental gue!"

Ting!

Ponsel Seulgi berbunyi, begitu memeriksa pesan ternyata itu dari sang kekasih.

Mata Seulgi melebar lalu menghela nafasnya berat. Ia kembali menyimpan ponselnya sambil berkata, "Lo mendingan sekarang temenin gue ke kota tua."

"Dih! Ngapain? Males banget!" Tolak Lisa mentah - mentah

"Gue juga males banget tapi Irene pengen gue foto di depan museum Fatahillah! Dia lagi menstruasi, kalo ga diturutin panjang urusannya! Bisa - bisa ngambek sampe tahun depan!"

"Yaudah lo aja sana! Gue jagain penthouse lo aja."

Seulgi bangkit berdiri mengambil kunci mobilnya sambil berkata, "Gabisa, lo harus ikut! Lo kalo gamau ikut mending persahabatan kita putus!"

Lisa memutar bola matanya malas lalu ikut bangkit berdiri, Ck! Dasar tukang ngancem! Mobil gue tinggal sini aja, gue nebeng."

"Nah gitu dong! Oke deh!"

Mereka pergi meninggalkan apartement menuju Kota Tua.

......

📍 Kota Tua

Duo sahabat itu kini berjalan menuju Gedung Museum Fatahillah sambil memegang payung masing - masing karena cuaca hari ini sangat panas terik matahari, tak hanya itu mereka juga memakai kacamata hitam menghindari silau cahaya yang akan menusuk mata meteka.

Sampai disana, telinga Seulgi menangkap suara keributan yang terjadi tidak jauh dari jarak mereka. Ia lantas lansung menghentikan langkahnya lalu menoleh kesamping ke tempat suara. Hal itu membuat Lisa lansung mengikutinya.

Love Me Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang