Bab 2

1.4K 163 15
                                    

Ketika Oikawa berkata dia harus istirahat untuk menjernihkan pikiran, dia malah berakhir membaca semua hal tentang omega sampai tuntas bahkan mencari informasi lain melalui internet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Oikawa berkata dia harus istirahat untuk menjernihkan pikiran, dia malah berakhir membaca semua hal tentang omega sampai tuntas bahkan mencari informasi lain melalui internet.

Hasilnya Oikawa seperti dilanda stress mendadak karena pikiran serta instingnya meneriakkan hal yang bertolak belakang. Alphanya terus menggeram, mencoba mengendalikan Oikawa sepenuhnya agar mereka kembali sejalan, namun Oikawa masih sempat kukuh bahwa insting alphanya kali ini salah.

Well, tidak mungkin lelaki omega itu fated matenya, "kan?

Ya, tidak mungkin... Harusnya, matenya adalah Alisa karena mereka jelas saling menyukai ... Harusnya begitu, kan?

Lagi, Oikawa mendengar geraman tidak suka dan juga rasa ngilu di dadanya. Itu reaksi ketika dirinya tidak sejalan dengan insting alphanya sendiri.

Oikawa menghela napas lelah, kemudian beranjak dari meja belajar dan berbaring telentang di atas kasur. Kepalanya menoleh ke arah jendela yang masih terbuka, memperlihatkan langit berbintang dengan bulan penuh di sana.

Sejenak Oikawa mendengus tidak percaya, dia berpikir moon goddess tidak mungkin membiarkan omega mirip bocah itu menjadi fated matenya.

"Akan ku pastikan nanti ... Dia tidak mungkin memiliki bond serupa denganku."

"Kau bilang tidak akan masuk hari ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau bilang tidak akan masuk hari ini?"

Tobio lebih dulu menaruh tasnya kemudian duduk manis, setelah itu baru menaruh atensi pada Hinata yang menatap heran ke arahnya. "Hari ini kan ada mata kuliah Prof.Takeda aku tidak mau ketinggalan lagi."

"Lho, kata siapa? Bukannya diundur minggu depan, ya?"

"Tapi Korai bilang hari ini kok," balas Tobio ngotot.

"Aku bilang apa?" Korai datang tepat ketika namanya disebut-sebut. Dia lekas melempar tasnya ke kursi belakang Tobio, kemudian duduk begitu saja di atas meja yang Tobio tempati. Hinata dan Tobio langsung rusuh mendorong tubuh Korai agar turun dari meja.

"Korai bodoh! Badanmu berat! Nanti kalau mejanya rusak bagaimana?!" semprot Tobio kesal.

Korai hanya mendengus, baru saja membuka mulut hendak membalas semprotan tidak enak dari Tobio, bahunya sudah kepalang ditepuk oleh telapak tangan Hinata. Sialnya, tepukan saudara kembarnya itu tidak main-main, jadi Korai memekik histeris dan membalas pukulan Hinata.

✔[ Oikage ABO ] Enduring BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang