01. Hinaan

511 41 5
                                    

___Secret🍀___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___Secret🍀___

"Pak Rey, kalau saya suka bapak boleh?"

Gadis polos dengan kunciran rambut ikat satu dibelakang. Mata hitam pekat memohon. Berkata di depan mahasiswi kampus yang ada di koridor tepat pada jam istirahat. Membuat banyak orang tercengang dan menahan tawa. Banyak yang menebak pasti tidak akan diterima.

Rintik-rintik hujan yang membahasi bumi membuat suasana semakin dramatis seperti di drama Korea.

Dira Andara gadis berumur 20 tahun saja memasuki S1 ilmu komunikasi. Beberapa bulan lalu dengan berani mengakui hal yang memalukan seperti itu di depan banyak orang. Tapi menurut Dira sendiri hal wajar. Yang tidak wajar  membohongi perasaan sendiri.

Bukannya Dira tak kenal tapi Rey adalah orang yang dia cari selama ini. Dira tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Walaupun banyak yang menganggap ini adalah hal gila.

"Jangan mempermalukan saya, memangnya kamu siapa?" ucapnya dingin tanpa ekspresi.

Rey pria berusia 31 tahun, dengan tinggi 181cm. Status duda anak satu. Pekerjaan dosen pembimbing ilmu komunikasi. Dari berita yang beredar istri dari Arsalan Rey Dinata meninggal dunia akibat kecelakaan mobil semejak 1 tahun lalu. Tidak seorangpun tahu jika Rey adalah duda dan memiliki anak.

Pria dewasa itu memasukkan kedua tangan di clothes coklat miliknya terlihat lebih angkuh. Apapun hal kecil yang dilakukan pria itu membuat para gadis ingin menjerit.

Seketika Dira menatapnya nanar. Detik itu juga tawa para mahasiswa pecah mendengar ucapan Rey pada Dira. Perlahan Dira menurunkan tangannya yang terdapat sepucuk surat berwana biru dihiasi pita berwarna putih mini. Senyuman semanis madu kini pudar.

"Pak..." lirihnya kecewa di tambah dengan bisikan-bisikan iblis menghinanya. Dira menundukkan kepala. Ia bukan menangis tapi menahan rasa kesal dan emosi.

"Lain kali jangan disini, sekalian di lapangan teriak sepuasnya."

Lagi-lagi tawa para mahasiswi pecah mengejek Dira. Setelah Rey meninggalkan dengan hentakan sepatu pantofel. Dira mematung. Secara tidak langsung ia menghina cara ungkapan yang Dira lakukan sekarang.

Sungguh rasa malu tidak lagi dirasakan Dira. Hal ini sudah pernah ia lakukan.

Kapan pak dosen menerima cintanya?

"Dira Dira ... urat malu Lo udah putus yaa? Mana mungkin Pak Rey mau, noh! Skripsi Lo masih ngulang," sindir wanita yang tak asing di telinga Dira.

My Lecturer & SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang