Chapter 34

1.6K 305 52
                                    

Dan di sinilah Mark berada. Di dalam pesawat pribadi milik seorang kenalannya di Rusia dan sedang menuju Estonia. Beruntung kenalannya punya akses dan jaringan yang luas di benua Eropa. Jadi Mark bisa sedikit bernafas lega karena ada angin segar dari kasus anaknya.

Tapi buat menuju tempat anaknya itu butuh waktu yang lama karena tempatnya dari ujung ke ujung. Mark harus kearah barat menuju Estonia. Setelah itu dia harus nyebrang ke pulau bernama hiiumaa. Setelah itu dia masih harus ngelanjutin perjalanan dengan mobil menuju dermaga yang terbengkalai disana.

Dan Mark juga udah kontak Yuta, Yakuza Jepang temen kakak iparnya, Jeff. Dan kata Yuta anak buahnya udah bersiaga di titik titik tertentu.

Mark berdoa dalam hati "semoga ayah tepat waktu nak. Bertahan sebentar lagi ya sayang"

Mark bersyukur setidaknya ada bantuan Yuta disaat anak buahnya belum menemukan titik terang. Belum lagi temen Jeff yang dari Chicago yang ternyata mafia terbesar di Amerika juga ikut bantuin.

Walaupun agak lama tapi Mark bersyukur masih ada waktu mengejar dari keberangkatan kapalnya Waktu itu.

Sedangkan di sisi lain...

Awan dan anak-anak lainnya dibawa ke gedung khusus yang udah di sterilkan. Awan bisa denger teriakan-teriakan ketakutan dan kesakitan. Pokoknya lebih horor dari masuk rumah hantu.

Tapi awan gak gentar. Meskipun dia masih keliatan berani tapi tetep aja ketakutan itu ada.

Semua anak tadi di masukkan ke ruangan yang berbeda. Dan pas awan masuk dia udah di tunggu sama seorang pria yang pake Alat pelindung diri tapi mukanya aneh. Senyumnya creepy banget.

Jantung awan berdentum gak karuan. Muka ini ngingetin dia sama pemeran jahat di film-film thriller. Atau sekelas Joker lah. Mukanya serem banget pokoknya.

Badan awan gemetaran. Dia mundur selangkah tapi udah di tahan sama penjaga yang bawa dia.

"Jangan mundur!"

PLAK!

Awan di pukul kepalanya. Tapi awan gelengin kepalanya heboh dan nangis kenceng.

"GAK MAU!! AWAN GAK MAUUU!!! HUWAAAAAAA AYAH TOLONG!!!"

Awan berontak tapi malah di manfaatkan sama dokter sakit ini buat nyayat tangan awan lebar-lebar sampe darahnya keluar banyak banget.

"HUWAAAAAA!!!!"

"Good boy. keep crying and fear of my actions boy"

Dokter itu senyum miring sambil nampung darah awan ke tabung kecil buat di simpan. Dan dokter itu udah dapet beberapa sampel darah punya awan.

Awan ngerasain lengan kirinya kayak di kuliti. Dan ketika awan histeris dokter itu makin seneng karena hormon adrenalin awan yang meningkat pesat dan itu adalah hal yang paling membahagiakan bagi dokter sakit itu.

Bisa dibilang ini adalah proses pembuatan adrenochrome.

"Okay enough, now give me your right hand boy"  dokter itu megang lengan kanan awan dengan sarung tangan karet yang bersimbah darah.

Awan makin histeris "NOOOOO!!! HUWAAAAAAA!!!!"

Tapi lama kelamaan awan juga lemes karena darahnya keluar banyak. Sebelum dokter gila itu nyentuh pisaunya ke tangan awan, pintu tadi udah di dobrak duluan dari depan.

BRAK!!

Pintunya terbuka paksa dan ketiga orang itu noleh kearah pintu. Dokter yang megangin awan dengan satu penjaga dan awan yang udah lemas di lantai dengan muka sembab dan darah yang kemana-mana.

Sedangkan yang dobrak pintu tadi adalah anak buah Johnny; temen Jeff yang dari Chicago itu. Personil berseragam dengan senjata lengkap ngepung ruangan itu.

Dan Mark yang ikutan langsung ambruk ngeliat keadaan anaknya yang menyedihkan itu.

"A—awan..."

Awan noleh dan nemuin ayahnya "a—ayah?"

Mark ngangguk dengan muka banjir air mata "ini ayah nak—"

"Ayah— AKHH!!"

awan ambruk karena pas dia berontak mau ke ayahnya pisau tajam dokter itu langsung nancap di lengan awan bikin goresan baru yang dalam.

Mata Mark menggelap. Dia dengan kekuatan entah dari mana langsung ngehajar dokter tadi di bantu anak buah johnny.

"Sir, you better call a medic for your child. let us handle this person" kata salah satu anak buah Johnny.

Mark ngangguk. Belum sempat dia bangkit Johnny udah dateng sama petugas medis yang bawa tandu.

"Come on, time flies Mark" kata Johnny.

Selagi dokter sakit itu sama penjaganya di lumpuhkan, petugas medis tadi langsung gotong awan buat di bawa ke rumah sakit terdekat.

Mark genggam tangan kecil awan yang rapuh itu "bertahanlah sayang..."

"A—ayah..."

Selagi awan di bawa ke rumah sakit, awan selalu manggil ayahnya. Berharap ini mimpi sederhananya yang terwujud.

"Ayah disini nak... Ayah disini..." Kata Mark dengan kacau karena nafasnya yang tidak teratur karena tangisannya.





ʕ´•ᴥ•'ʔ

200 vote + 50 komen gaskeun triple update

Kalo gak mau yaudah💅🏻

Jumat, 25/03/2022
10:06 p.m

Sh(i)awt(t)y 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang