Pergi Liburan

542 19 2
                                    

Jam Tujuh pagi Ayah membangunkan Aku.Mataku masih mengantuk

'Bangun..nak..udah siaang...".Kata Ayah sambil mengguncang badanku.

Aku menggeliat."jam berapa" tanyaku tanpa membuka mata.

" jam tujuh lewat.."

"Jam sembilan aja kita pergi".Aku memeluk guling melanjutkan tidur.

Bercinta dengan Ayah tadi malam membuatku lelah dan masih mengantuk.

Selama tiga pekan ini aku selalu menolak bila di ajak begituan.
Tubuhku cukup lelah setelah bermain game hampir seharian.

Se usai sekolah bermain game lah yang aku dahulukan. sampai harus di ingatkan Ayah untuk makan siang.ngegim itu terus berlanjut sampai malam.

Pukul sembilan malam aku baru beranjak ke meja makan.
Setelah makan lanjut ngegim sampai hampir jam sebelas malam

Ayah sangat dongkol melihat kelakuanku ini ia sering mengingatkanku,namun aku tak mengubrisnya.

Aku melihat peluang menghasilkan uang dari game online.Hal itu lah yang membuatku semangat menyelesaikan misi demi misi.juga terus memburu item langka yang bisa menghasilkan Cuan besar.

Ayah tak bisa mengerti,aku bisa mendapat uang dari duduk seharian di depan komputer.Ia tak paham sama sekali baginya uang hanya bisa di dapat dari kerja atau berdagang.

Aku cukup Jago ngegim.aku bisa mengingat rute yang aku lalui dengan mudah tanpa harus mengulang bolak balik.
Namaku terus berkibar dan uang beratus ratus ribu mulai mengalir rekeningku.

Hubunganku dengan Sani mulai retak.
Selama ini lebih tiga pekan aku tak pernah ngew dengannya.

Menjelang libur akhir tahun Sani mengajakku untuk Kemping di kawasan Hutan lindung.
Ada dua pasangan sahabatku juga ikut.
Andi dan pacarnya Rizal. Serta Doni dan pasangannya Arif .

Kami semua beda kelas dan di persatukan lewat ekskul pencinta Alam.Entah kenapa kami berenam punya kemistri untuk terus berbareng an.

Baru beberapa menit aku terlelap lagi.Aku bermimpi tercebur ke sungai. tenggelam dan berusaha untuk naik,kondisi badanku terasa lemah.Air sungai begitu dingin dan Napasku mengap mengap.
Aku terus berusaha naik namun tubuhku terasa berat.

Aku panik.

Dalam kepanikan itu aku tersadar.
Tau tau sudah berada di kamar mandi.
Ayah sedang mengguyurku dengan segayung air.

" Apaaan Ayah ini..." teriakku kesal.
Perut Ayah ku cubit untuk meluapkan kemarahanku.
Ayah mengangkatku ke kamar mandi saat aku masih terlelap dan terus mengguyur badanku.

Ayah sedikit meringis

"Kalau kamu tidur teruus.. kita ndak jadi berangkat..".

"Ndak gini juga cara banguninnya..."
Aku meledak meluapkan kemarahan.
Mataku melotot.

Ayah malah tertawa terbahak terbahak.

"Anak Ayah bikin gemees...kalau lagi marah "katanya sambil mencubit pipiku.

Aku gantian mencubit perut Ayah lebih keras

'Aduuh...sakit tuuuh...kuat banget nyubitnya.."

Aku merasa puas melihat Ayah meringis kesakitan.

Sehabis mandi aku berpakaian bagus.
Pakai Celana jeans dan Baju sweater lengan panjang berwarna kuning.
Ayah memakai celana cargo hitam dan baju kaos krah belang belang.

Lalu kami duduk di meja makan untuk sarapan.Ada bubur kacang hijau di campur ketan putih.Juga Teh telur buat nambah stamina.

" Ayah ndak apa apa ninggalin kerjaan."

" Jelan tahun baru Restoran tutup selama seminggu."

Sudah hampir 6 bulan Ayah bekerja sebagai koki di sebuah Restoran khas masakan kampung.
Penghasilannya sangat besar.Ia tak lagi bertani.sawahnya ia serahkan pada Pak Darso dengan sistim bagi hasil.

Ayah bekerja dari jam 9 pagi sampai 8 malam.Hari Sabtu dan minggu Ayah libur.Ia memilih libur karena ingin menghabiskan waktu bersamaku.
Meski  di imingi dengan bonus besar ia tetap memilih libur.

"Yuk berangkat.. hampir jam sembilan."kata Ayah sambil membereskan meja makan.

'Pakaianmu dan punya Ayah sudah di masukan kedalam Tas Ransel."

Tunggu di depan Yu ..Ayah mau kunci pintu dan jendela."

Aku pergi ke halaman duduk di atas motor Nmax .Motor itu dibelikan Ayah 3 bulan yang lalu secara kontan.

Aku membuka ponsel dan memainkan Free fire.Aku lebih suka main gim di komputer dari pada di ponsel.Di depan monitor Lcd aku lebih lincah memainkan gim ketimbang lewat ponsel.

"Ayo berangkat..kata Ayah sambil mengambil ponselku.
Aku menatap Ayah bingung.

"Kamu udah janji..kemaren..selama liburan kamu hanya boleh dua jam main hp."

Aku terdiam. Malu dengan janji yang kuingkari.

Tiba tiba aku di kagetkan dengan deru mesin mobil Avanza merah yang melaju ke halaman lalu berhenti di depanku.

Sani dan empat Sobatku turun dari mobil.

"Bayu...kami memutuskan untuk ikut bersama kamu ke pantai."kata Sani sembari menghampiriku.

Aku tercenung dan memandang Ayah.

"Bayu...Kami tak kan morotin pak lekmu." Sambung Andi.

'Dimobil semua bahan makanan sudah kita siapkan.."Timpal Soni sambil menarik tanganku ke bagian belakang mobil.

'Kamu bisa lihat lengkap semuakan.kompor gas juga ada".

Di bagasi penuh dengan berapa kantung berisi bahan makanan,ada beras dua karung ukuran 10 kg dan beberapa kardus.
Diatap mobil Terlipat rapi 3 unit tenda di ikat pakai tali dari beberapa sisi.

"San..Sbetulnya..Aku pengen Liburan berdua aja sama Ayah".

"Kau Egoiiis..." Sani mulai meledak
Selama hampir Sebulan ini kita jarang bersama.
Bahkan Ngew. Pun tak pernah lagi ...".

Sani menatapku Masam.
"Di rumah aku juga punya Pc..PS5 dan semua jenis konsol.
Aku tahu batas waktu... Ngegim cuma dua tiga jam-an sehari.
Nggak Segila kau!!!...."

"Baru cuma punya satu Pc, aja udah.. belagu.."Suara Sani meninggi penuh kemarahan.

Emosiku terpancing." Mau pamer..ya.
Aku tahu papamu Tajir... bisa beliin apa saja buat kau...
Sok banget... pake ngerendahin aku.."

Aku balas menatap sinis."Kamu suka Ramli...kan..Kont nya lebih gede ..napa ndak bawa aja dia...bisa muasin kau teruus.
Kita putus...aja..

Sani melotot tajam."Kauuu..anggap aku...apaaa.."

" Sudah...sudaah..."Ayah tiba tiba menengahi.
Kalian... boleh ikut.."

Ayah berpaling padaku." Halaman belakang Pak Lek Luas.. konco koncomu bisa Kemping di sana.."

Ayah menaiki motor."Bawa Ranselnya...yu.."

Aku menyandang ransel lalu duduk di belakang Ayah.
Motor di stater.

"  Ikuti kami..ya." teriak Ayah pada teman teman.

Kami melaju meninggalkan Rumah diiringi mobil Sani.

Balada Anak Kampung  RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang