"Kamu di mana?" Naura bertanya dengan nada lembut seperti biasa. Sebelah tangan kanan memegang ponsel di telinga, sebelahnya lagi sedang menulis sesuatu. Sepertinya, Naura menyempatkan menelepon sang kekasih hati di tengah kesibukannya saat ini.
Di seberang tepat Naura duduk, ada dua pasang mata menatap Naura dengan wajah kesal.
Dira dan Raka, dua manusia yang dianggap sahabat oleh Naura. Sama-sama berasal dari kota yang sama dan merantau ke Malang untuk berkuliah. Mungkin hal itu yang membuat ketiganya menjadi akrab sejak ospek di semester pertama.
"Bisa-bisanya, lagi nyiapin konsep presentasi masih telpon pacar." Dira, salah satu pemilik tatapan kesal itu. Sementara, cowok di sebelahnya hanya mendengus kasar.
Naura tampak tersenyum-senyum sendiri. Sepertinya, si pacar sedang memberikan ungkapan manis padanya.
"Aku lagi di taman depan perpus … kamu kalau mau ke sini gakpapa, aku tunggu." balas Naura yang masih menghiraukan tatapan kesal itu. Karena juga dia harus berkonsentrasi penuh dengan pekerjaannya sekarang.
"Yaudah kalau gitu, sampe ketemu nanti ya, Vin." Dan akhirnya, Naura memutus telepon. Gadis berambut panjang itu langsung menatap dua sahabat yang duduk tepat di depannya.
"Kalian kenapa sih, kalau gue lagi sama Gavin selalu kesel gitu mukanya."
Raka berdecih, sementara Dira langsung menimpali, "Gavin nggak bisa nyamperin lagi? Paling lagi sibuk sama cewek lain."
Anehnya, mendengar itu Naura malah tertawa. Tidak ada rasa kesal sedikit pun dari raut wajahnya. Dira dan Raka hanya tak tahu, jika terkadang perhatian Gavin pada Naura memang tak terduga dan tak peduli dilihat atau tidak dilihat oleh orang lain.
"Kalau itu emang bener, ya mau gimana lagi. Biarin aja."
Yah, memang begitulah Naura Maheswari, seorang mahasiswa yang memiliki gelar 'Mahasiswa Berprestasi' dari tahun pertama kuliah, namun terlihat bodoh jika membahas kehidupan cintanya.
Gavin adalah pacar Naura sejak mereka SMA, semua yang mengenal Naura pasti juga mengetahui berita pasangan itu. Pada awalnya tidak ada yang salah. Semua orang menganggap jika Naura dan Gavin merupakan pasangan yang 'relationship goal'. Sama-sama pintar, sama-sama aktif, bahkan masuk ke jurusan yang sama yaitu Teknik Lingkungan. Keren bukan?
Hanya saja, gelar 'relationship goal' langsung memudar ketika mengetahui kehidupan percintaan mereka. Naura yang terkesan cuek dan bodoh, sementara Gavin gambaran cowok yang suka tebar pesona. Bagi, Raka dan Dira sudah merasa terbiasa jika sewaktu-waktu Gavin akan marah besar kepada Naura namun sahabatnya itu masih bisa tersenyum.
Kembali kepada Dira dan Raka yang mulai jengah, mereka berdua memutuskan untuk membeli minuman selagi menunggu pekerjaan Naura selesai.
"Gue mau beli minum. Lo mau nitip apa, Ra?" tanya Dira yang mencoba berdiri. Sesekali kedua tangannya mengusap bagian pantat untuk membersihkan kotoran tanah atau rumput yang menempel.
Raka juga ikut berdiri. "Nggak usah ditanyain. Beliin kayak biasa aja."
Naura tersenyum manis menatap kedua sahabatnya, "makasih ya, gue tunggu di sini yaaa, jangan pulang dulu pokoknya!"
"Iyaa … iya,"
Sebenarnya, masa perkuliahan dari semester baru ini belum dibuka. Masih minggu pertama yaitu pekan pengenalan mahasiswa baru di kampus. Naura sebagai mahasiswa berprestasi tentu saja diminta untuk andil dalam perkenalan kampus. Pikir Naura, ya sekalian pamer-pamer sedikit.
Raka dan Dira yang setia kawan itu, akhirnya memutuskan untuk menemani Naura daripada harus diam di kost masing-masing.
Di tengah perjalanan tiba-tiba saja, Raka dan Dira melihat sebuah pemandangan yang membuat keduanya menggeram kesal. Bagaimana bisa baik-baik saja jika melihat Gavin, pacar Naura, kini sedang berbincang akrab dengan cewek asing dan naik motor berboncengan. Baru saja tadi, Dira meledek Naura tentang Gavin dengan cewek lain yang sekarang menjadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Closure
Teen FictionKetika Gavin si Ketua BEM dan Naura si Mahasiswa Berprestasi menjalin hubungan yang dianggap sempurna oleh banyak orang, apa jadinya hubungan yang dianggap indah itu membuat keduanya saling menyakiti tanpa disadari. Tidak ada batas rasa ketika kedua...