10. 04. 2018
udah 8 tahun berlalu. Dan disinilah dirinya berada kini, duduk di bangku kayu yang sebelah kakinya kelewat pendek. Membuat duduk nya menjadi goyang tak seimbang.
Di sebelah nya ada siswi bertubuh gempal, dengan kaca mata yang mulai berembun karena nafas dari hidung nya yang masuk. Sementara dirinya hanya diam menatap kesekeliling kelas barunya.
Masih mencoba untuk terbiasa dengan semua wajah baru yang ada di sekitarnya, tapi tidak dengan wajah seseorang yang tengah berdiri di depan pintu sambil mengatur nafasnya.
"NOPAL!" teriakan itu sontak membuat semua orang menoleh dengan heran kearahnya, termasuk sang pemilik nama yang di teriaki.
"NAREZ? LO LAGI?" balasnya tak kalah keras. Entahlah, tapi dari nada bicaranya dia tampak sangat terkejut.
Yang di soraki kini berlari kecil ke arah depan, menemui sang lawan bicara yang masih menatap terkejut. "Gila sekelas lagi bro!"
Tepukan di bahu kiri yang diterima nya, membuat dirinya tersadar. Dengan siapa ia bicara dan ada dimana mereka sekarang. "Bentar bentar, jadi maksud lo.. gue sekelas sama lo lagi gitu?"
Walau sudah jelas, dirinya tetap bertanya untuk memastikan. Dan anggukan dari sang lawan bicara berhasil membuat dirinya menghela napas pelan.
"Napa? Lu ga suka sekelas ma gue lagi?" Dengan cepat dirinya menggeleng, mendorong tubuh lelaki didepannya itu menuju bangku tempat duduk nya.
"Bosen aja liat muka lu"
"Iya juga ya, eh tapi.. KAN KITA BESTAI MASA LO GITU??" Narez menatap kesal Noval yang tengah menyelipkan sandangan tas nya kebelakang kursi itu.
"Bestai bestai, tai lah lu" balasnya tak kalah kesal, dan memilih duduk sembari memainkan ponselnya. Tak berniat mengacuhkan sosok di depannya.
"No"
....
"Noo!" masih tak ada balasan.
"No, kucing yang di rumah gue kasih ke pet shop aja ya?" pertanyaan tersebut sontak membuat Noval menatap Narez dengan sorot mata tajamnya.
Seolah mengisyaratkan 'berani lo lakuin itu, habis lo'. Membuat Narez yang melihatnya bergidik ngeri.
"Duduk sebelah gue aja, No" pintanya sambil menunjuk bangku yang berada di seberang meja Noval.
"Itu udah ada cewe, mejeng aja lu bedua"
"Bukan pacar gue ege. Gampang itu, dia ntar gue suruh pindah. Lo nya aja dulu angkat kaki dari sini" ucapnya sambil merampas ponsel Noval cepat. Membuat sang empu tersentak kaget.
"Loh Narez? Kok lo ngusir Noval?" tanya seorang siswi berwajah kecil itu sambil melirik kedua orang itu heran.
"Iya nih Nay, udah kaya satpol" ucap Noval yang membuat siswi bernametag Naya Rahayu itu terkekeh kecil sambil menggeleng.
cantik ya? :)
Noval memang sudah lumayan mengenal teman teman kelasnya saat ini, karena beberapa dari mereka sudah pernah sekelas dengannya saat kelas 10, berbeda dengan Narez yang tak mengenal siapapun selain Noval, karena memang dirinya hanya punya satu teman.sebenarnya teman Narez itu banyak, tapi memang dirinya yang mudah melupakan orang :(
"Iya saya satpol, kamu dilarang dagang disini. Cepat angkat kaki, ikut saya pindah" ucap Narez yang sudah menarik tangan Noval untuk berdiri sembari mengambil tas lelaki itu dengan ligat.
"Lo apa apaan sih Rez, orang bangku gue ga jauh amat dari bangku lu juga" tolaknya sambil mengambil alih tas nya dari tangan Narez.
Masalahnya bangku mereka hanya berjarak beberapa kotak saja. Kayanya loncat aja udah nyampe.
"Kita tu jauh, bagaikan bumi dan bulan No, ga bisa diginin aku tuh" ucapnya dengan nada kesal yang dibuat-buat, membuat Noval berhasil menampol wajah sok imutnya itu.
plak
"Alay lo, duduk aja sama Meni, dia baik. Ga bakal gigit lo, tenang" ucap Noval sambil berjalan menuju bangku nya kembali, tampa memberikan waktu untuk Narez menyuarakan protesannya karena sudah di tampol.
Akhirnya setelah menghela napasnya sejenak, Narez memutuskan duduk di tempatnya kembali. Disamping siswi bertubuh gempal yang sedang membaca buku novel itu.
"Nama kamu Meni?" tanya nya membuat siswi itu menoleh sambil mengangguk kecil. Pemalu sepertinya.
"Kata Noval, jangan deket-deket Meni, dia suka gigit orang" ucap Narez dengan polosnya. Lalu berakting seolah ketakutan.
Siswi yang bernama Meni itu lalu membulatkan matanya yang sipit itu, walau sudah membulat seperti itu tetap saja matanya sipit.
Kepalanya menoleh kearah bangku belakang, dimana ada Noval yang tengah duduk sambil mengobrol dengan Naya teman sebangkunya.
"NOVAL PRATAMA, ngajak gelud lu?!" teriak Meni yang berhasil membuat semua orang yang ada di kelas itu menoleh kearah kedua orang itu.
Semua murid seketika heboh melihat Meni yang sudah dipenuhi emosi itu berjalan mendekati Noval yang terduduk bingung.
"Lah gue kira Meni anaknya maluan anjir"
"Buset!! itu Meni udah kaya ibu kantin nagih utang woii"
"Gilaa Noval harus melarikan diri sih klo kata gue"
Sepersekian detik, Noval langsung berdiri dari duduknya. Dan berancang-ancang akan berlari menghindari Meni
"JANGAN LARI LO! MINTA MAAF!" teriak Meni yang berhasil membuat semua orang bergidik ngeri.
"Lari Noo, lari sejauh-jauhnya tapi jangan sejauh bumi dan bulan ya! hahaha"
Dan satu hal yang Noval sadari saat itu. Ini semua ulah Narez.
"NAREZZ!! KAMPRET LU ANAK DAKJAL!"
"NOVAALL!!"
"AAA BUKAN GUE WOI!!"
'Seharusnya, gue udah paham cara pikir lo gimana, karena kita yang udah terlalu sering bareng. Tapi nyatanya, gue masih susah paham'-
•
• M E M O R Y •
メモリー
Tbc.