03.

42 6 0
                                    


Kamis.

   Hari ini Noval punya banyak jadwal di sekolahnya, mulai dari belajar sampai latihan basket buat lomba turnamen antar SMA besok di sekolah lain.

Masalahnya sama Narez waktu itu ga terlalu dia perduliin, karena Narez udah minta maaf dan Noval juga sadar itu adalah salahnya sendiri.

"No, gue beli minum dulu ya. Sekalian punya lu" ucap Narez sambil berdiri dari duduknya, menepuk bahu Noval sebagai isyarat dia akan pergi.

Noval hanya mengangguk sembari mengelap asal keringat di dahinya, penat sehabis berlari kesana kemari memasukkan bola kedalam ring.

"Narez mana?" tanya Seno, teman satu teamnya yang kini sudah duduk di sebelahnya.

"Beli minum, napa?"

"Jiahh, udah kaya cewe lu aja. Beliin minum haha." ejek Seno sambil meneguk minumnya. Noval hanya menatap lelaki itu dengan heran.

"Narez sahabat gue, bukan pacar."

"Iya gue tau, gue ga bilang kalian gay kan? Hahaha" tawa Seno yang entah kenapa bukan membuat Noval ikut tertawa malah terbawa emosi.

Gay katanya?

"Masalah lo apa, Sen?"

"Sorry No, gue ga bermaksut. Tapi semua anak tim udah ngetawain kalian, lebih dari yang gue lakuin tadi." Seno terdiam, menatap wajah Noval yang kini sudah tak bersahabat, tangannya bergerak menepuk bahu Noval pelan.

"Gue tau lo ga suka, tapi kalian itu udah kelewat deket. Saran gue, lu aga jaga jarak aja dari Narez, biar ga di omongin anak tim lagi" lanjutnya yang membuat Noval mengerutkan dahinya tak mengerti.

Bagaimana bisa omongan anak anak tim nya begitu memalukan? Apa hubungan persahabatan nya dengan Narez sebegitu menggelikan?

"A-apa yang lo bilang ini bener? Maksud gue, anak-anak tim ga mungkin ngomongin hal seunfaedah itu, Sen." tanya Noval yang mulai khawatir.

Entah ia mengkhawatirkan tentang harga dirinya, atau hubungan persahabatan nya dengan Narez.

"Gue ga mungkin bohong, No. Apa lo mau gue bantu?" tawar Seno, yang seolah melihat keraguan di wajah Noval.

"Ha? Bantu apa?, Ga lah. Ga, gue ga butuh, Sen." Noval menggeleng cepat, berdiri dari duduknya. Membuat Seno ikut berdiri mengikuti gerak Noval.

"No?"

"Oh ya, bilang ke anak tim. Jangan suka ngomongin orang di belakang, di depan orangnya dong. Laki bukan?" ucap Noval, menepuk bahu Seno lumayan kuat, dan berlalu pergi setelahnya.

Noval berlari pergi menuju pintu keluar lapangan basket indoor sekolah itu, menemui Narez yang sudah berdiri memegang 2 botol minuman isotonic. Membuat Seno yang berdiri terdiam itu, menatap mereka dengan tersenyum tipis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Memory •  ||  Na Jaemin x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang