Bella's POV
Matahari pagi mulai memasuki kamar ku yang memaksaku untuk bangun. Hari ini adalah hari terakhirku berada di Westerham, kota kecil di bagian tenggara negara Inggris dan bernuansa pedesaan yang hanya terdapat 5.000penduduk.
Aku bersama keluarga ku harus pindah ke London yang perbedaannya 360° berbeda dengan kota Westerham. Menurutku tinggal di London tidak senyaman tinggal di Westerham. Penduduk di London saja kurang lebih 8.416.535 dan setiap hari harus bermacet-macet ria, semua orang juga benci macet (?)
Kami sekeluarga pindah, karena ayahku harus melanjutkan bisnis perusahaan sahabatnya di London.Katanya sih ia sedang sakit, namun aku tidak tahu pasti.
Aku langsung menuju ke dapur untuk mencari sarapan. Alhasil, aku tidak melihat namanya kulkas, dan otomatis makanan pun juga tidak ada. Aku langsung ingat bahwa barang-barang yang masih sangat teramat bagus sudah dikirim ke London.
Tiba-tiba ibuku datang dengan membawa 3 mangkuk berisikan sereal dan susu.
"Wow, rupanya kau sudah bangun bell" sapa ibuku.
"Morning mom, dimana kau mendapatkan 3 mangkuk sereal itu ?" Ku rasa ini pertanyaan konyol 'darimana ibuku mendapatkan itu'.
"Aku membuatnya di rumah keluarga Thompson" ya, rumah keluarga Thompson bersebelahan dengan rumahku. Keluarga Thompson juga sangat ramah kepada keluargaku.
"Hmm, seperti itu. Bolehkah aku mendapatkan satu mangkuk sereal itu." merasa cacing-cacing di perut mulai menggeliat.
"Ofcourse, inii ambilah" ibuku memberikan satu mangkuk sereal itu.
"Thanks mom" Aku langsung saja memakan sereal dengan lahap.
Seusai sarapan aku langsung mencuci mangkuk yang ku kapai. Dan langsung pergi menuju ke kamar mandi, menyiapkan diri karena 2 jam lagi aku akan meninggalkan rumah ku yang sangat nyaman.
Merasa lebih segar setelah mandi, aku memilih untuk bermain handpone sambil mengecek barang-barang ku, memamastikan tidak ada satupun yang tertinggal.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi, dan supir pribadi keluargaku sudah datang. Aku langsung menarik koper ku yang berwarna merah dan memasukkan ke dalam bagasi mobil.
Diperjalan, aku hanya memandangi kota Westerham yang sangat indah ini. Aku pasti akan merindukan namanya ketenangan, kesunyian kota ini dan teman-teman sma ku.
Ya, aku sudah berumur 18 tahun. Aku baru saja lulus dari sma. Dan yang jelas aku akan melanjutkan kuliah ku di London. Semoga pilihan ku tepat.
Kurang lebih 2 jam diperjalan, akhirnya aku sampai di London Biggin Hill Airport. Aku beserta ibu dan ayahku langsung masuk menuju ruang chek-in , dan menunggu pesawatnya landas di bandara ini.
Menunggu sekitar 15 menit, nama penerbangan tujuan London yang akan kami naiki sudah dipanggil.
Aku langsung mengambil tempat yang sudah disediakan dan pastinya berada di samping jendela. Tujuannya agar aku bisa melihat keindahan dari atas.
Aku memilih memakai headphone selama di perjalan, hingga aku tertidur.
_____
Bangun dari tidur yang lumayan panjang, aku segera turun dari pesawat, lalu mengambil tas dan koper yang masih berada di mesin entah namanya apa sedang mengelilingi orang-orang yang ingin mengambilnya. Melihat sebuah koper merah, aku yakin itu punyaku dan langsung mengambilnya. Begitupun dengan kedua orangtua ku.
Ternyata di luar masih terang karena sinar matahari yang memaksaku menggunakan kacamata hitam. Aku keluar dari bandara dengan headphone yang masih tersangkut dileher ku, 2 tas selempang di pundak kanan dan kiri, berwarna coklat dan hitam, serta koper merahku siap menunggu taxi kosong.
Bandara ini cukup ramai, sehingga harus sabar menunggu taxi yang mengantarkanku ke rumah baru ku.
_____
Aku sampai di depan sebuah rumah besar tingkat 2 bercat putih. Rumah ini lebih besar dari rumahku di Westerham . Rumah di sebelah rumahku juga sama keadaannya dengan rumahku, besar dan mewah namun terlihat seperti bentuk minimalis.
Aku langsung turun dari taxi dan kembali mengeret koperku. Aku sudah tidak sabar ingin melihat seberapa besar kamar ku, apa ada kamar mandi di dalamnya. Aku tau ini sangat lebay, namun itu kenyataannya.
Aku memang anak orang kaya, namun rumahku diWesterham bisa dibilang sederhana.
Pertama, ayahku langsung membuka pintunya dan masuk diikuti oleh aku dan ibuku. Ku dapati ruang tamu dengan dekorasi simple, dan beberapa aksesoris. Lalu menuju ke ruang keluarga, dapur dan di balakang ada sebuah taman kecil dan kolam renang lumayan luas.
Aku langsung saja naik ke lantai 2 dimana kamarku berada. Di dinding tangga ada sebuah walpaper yang unik. Di atas hanya ada 2 kamar, ke kiri ke kamar orangtuaku, berarti ke kanan adalah kamarku. Aku langsung saja masuk.
Aku senang sekali mendapatkan kamar ini. Aku bisa melihat ke taman belakang dan juga kolam renang dari jendela kamarku.
Ku rasa aku akan betah tinggal di sini. Tempat tidur dengan seprai berwarna abu-abu polos, terdapat meja kecil disamping tempat tidurku dan diatas terdapat lampu tidur. Dan juga sebuah dvd player tepat di depan tempat tidurku.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan sudah berdiri diambang pintu, ya itu ayahku.
"Apa kau suka dengan kamarnya bell ?" tanya ayahku.
"Sangat dad. Siapa yang mendekor kamar ini ? Aku suka desainnya" tanyaku sambil mengelilingi kamar dan melihat isi kamar.
"Kamarmu didesain oleh arsitek terkenal di London ?" yang benar saja, yang desain arsitek terkanal London ?. Pantas desiannya bagus.
"Wow, itu luar biasa dad." Ayahku hanya mengangguk berarti setuju dengan ucapanku.
"Istirahatlah bell, nanti malam kita akan ke rumah sahabat dad. Ku harap nanti malam pastikan kay akan ikut. Dan barang-barangmu dibiarkan dulu."
Bagaimana bisa, baru saja sampai, nanti malam sudah diajak ke rumah sahabatnya, ouhh.
"Oke dad" aku langsung menuju ke tempat tidur, menghempaskan tubuhku di situ. Dan terasa pintu kamar ku sudah tertutup.
*****
HAI semuanya, ini chap pertama cerita 'Fake Or Real Marriage - Harry Styles' . Aku harap kalian ngerti alur awalnya ^^. Jangan lupa vomment(s)
'5+ vote untuk lanjut xD

KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE OR REAL MARRIAGE - Harry Styles
FanfictionSudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan orang menyebalkan dan sekarang dipertemukan, bahkan menjadi sebuah keluarga kecil. Rasanya itu tidak bisa diungkapkan. Rasa kesal, muyak dll tiba-tiba berubah menjadi sebuah rasa sayang. Apakah ini sebuah k...