Maaf ini chap absurd abis, authornya pingin banget update sebelum UN. Doain ya. Love you xxx
_____
Sudah siap dengan pakaian rapih, mini skirt berwarna hijau tua, t-shirt berwarna merah dilapisi jaket berwarna hitam. Ku pikir ini perpaduan warna yang bagus.
Aku langsung keluar dari kamar, dan turun ke bawah mendatangi kedua orang tua ku yang sudah menunggu.
"Hi bells, beautiful out fit" Seru dad ku sambil mengambil kunci mobilnya.
"Oh jadi cuma out fitnya aja yang cantik, orangnya tidak ?" Aku tidak setuju dengan dad. Dia hanya memuji penampilanku saja, huft.
"Hayo dad, baby girlnya cemberut" ah mom sama saja seperti dad -_-
"Don't mad at me baby girl. I'm just kidding. You looks beautiful everytime. Ayolah jangan ngambek. Senyum dong" aku pun langsung senyum mendengar pekataan dad. Aku tidak mungkin marah padanya karena hal seperti itu.
"Ahh that's my gurll. Ayo kita segera berangkat"
Mom ku langsung saja menutup pintu dan menguncinya. Lalu kami masuk ke dalam mobil.
Dad ku mulai menginjak gas mobilnya dan berjalan meninggalkan daerah Acton , ya kami tinggal di kawasan Acton, lumayan jauh dari central London, sekitar 9 mil . Aku senang tinggal di kawasan Acton tidak terlalu ramai.
"Dad, kita mau pergi ke mana sih ?" tanyaku.
"Kita mau ke tempat teman dad. Sudah lama dad tidak bertemu" jawab dad.
"Daerah mana rumahnya ?" tanya mom.
"Di daerah Ealing , kita hanya butuh 10 menit untuk sampai disana" jelas dad.
Ternyata rumah teman dad dekat sekali. Hanya butuh waktu 10 menit sampai disana.
"Nah, sudah sampai" ujar dadku.
"Ehh, cepet banget" aku tidak sadar bahwa sudah sampai, ya ampun.
"Ini rumahnya dad ?" mom pun bertanya dan dad hanyak mengangguk.
"Ayo" kami bertiga langsung memasuki halaman rumah teman dad. Rumahnya sama besarnya dengan rumah ku di Acton .
Dad pun memencet belnya. Selang beberapa detik langkah kaki berjalan di dalam terdengar. Dan yup, seorang wanita seumuran mom membukakan pintu dan menyapa kami.
"Hai, Bradley , Lucy" wanita itu langsung memeluk momku.
"Oh hai Bells, i miss you. Dulu kamu masih kecil, sekarang sudah besar makin cantik" wanita itu juga memelukku. Aku mencoba mengingat dan ya, ini Sarah. Istri dari teman dad.
"Aww, thank you Sarah" kami pun melepaskan pelukan kangen.
"Ayo masuk, anggap rumah sendiri"
"Thank you Sarah" ucap mom.
Kami pun mulai memasuki rumah kediaman Styles.
Aku ingat dulu mereka masih tinggal di Westerham. Namun mereka pindah ke London dan tinggal di kawasan Ealing karena bisnis mereka semakin maju. Keluarga 'Styles' dan keluarga ku 'Arden' sangatlah dekat. Namun aku tidak bisa akur dengan anak Mr. dan Mrs. Styles. Kami selalu berantem bagaikan " Tom and Jerry".
"Hai Brad, long time no see you. Apa kabar ?" tanya seorang laki-laki dan kurasa situ Mr. Anthony Styles.
"I'm good, bagaimana keadaan mu ? Jantung masih sering kumat ?" tanya dad ku.
"Kadang-kadang kumat. Hai luciana. Apa kabar ? Senang bisa bertemu dengan mu lagi"
"Baik, senang bertemu dengan mu juga" jawab momku.
"Pasti ini Isabella, ya ampun cantik sekali. Apa kabar bells ?" Anthony memelukku sebentar, ya dia sangat baik denganku.
"Aku baik-baik saja Anthony"
"Ayo duduk" ujar Sarah.
"Sebentar ya, aku mau ke atas dulu. Permisi" Sarah pun berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju ke lantai 2. Ya kami berada di ruang keluarga, karena kami sudah dianggap sebagai keluarga. Jadi jangan heran.
Beberapa menit kemudian, Sarah dan juga, oh tidak. Dia lagi dia lagi. Bisakah aku tidak bertemu dengannya agar aku tidak berkelahi.
Sarah dan anak laki-lakinya, HARRY STYLES turun menuju ke ruang keluarga.
"Ah Harry, apa kabar mu nak ?" sambut dad ku seraya memeluk Harry.
"Ku rasa aku baik-baik saja Brad. Sejak kapan kalian pindah ke London ?" tanya Harry
"Kami baru saja sampai di London tadi pagi. Malamnya langsung kesini." Ujar dadku.
"Oh iya Harry, kamu kuliah dimana ya ?" momku mulai angkat suara dan bertanya kepada Harry. Dan dia langsung menjawab.
"Di University College London. Ada apa ya ?" Tanya Harry sambil mendaratkan bokongnya di kursi.
"Iniloh, tante mau daftarin Bella disana. Biar ada yang jaga." mendengar ucapan mom, aku kaget bukan main.
"Apa ?" Seruku dan juga Harry. Aku bertaruh jika aku kuliah di sana, setiap hari pasti berantem.
"Ya, mom mau kamu sekolah disana. Mom dengar University College London bagus. Disana ada Harry juga."
"Mom, tapi di Acton banyak banget Universitas disana. Aku tidak mau." protes ku. Aku tidak bisa membayangkan setiap hari ketemu Harry.
"Tidak Bells. Dad setuju dengan mom mu." lanjut dad ku. Mereka sama saja -_-
"Iya bells, Harry bisa menjemput mu. Kan bisa lewat Acton buat ke kampus." Ucap Sarah.
"Tidak, aku bisa terlambat jika harus menjemputnya terlebih dahulu." Ujar Harry. Dia mulai menyebalkan.
"Siapa juga yang minta dijemput oleh mu. Aku tidak butuh tumpangan darimu." Aku mulai geram dengan Harry.
"Bagus lah kalau begitu." Jawab Harry kesal.
"Aduhh sudah Harry. Kalian masih saja berantem, tidak berubah. Ingat, kalian sudah besar bukan anak kecil lagi." Sarah angkat suara.
"Hufft, sorry mom."
Aku tertawa puas, aku menang Harry Styles.
"Ayo, kita makan. Tante sudah siapin makan malam bells."
Kami semua beranjak ke meja makan. Pas untuk enam orang. Disana sudah ada makanan tersusun rapih. Aku jadi lapar.
_____
Aku dan kedua orang tuaku pamit, sudah larut malam. Karena besok mungkin orang tua ku akan mendaftarkan ku di University College London. Dan tandanya aku harus bertemu Harry setiap harinya.
*****
Hi kembali sama author amatiran, hoho. Oh iya, aku slow update ya. Mau UN.
JANGAN LUPA VOMMONET(S) , JANGAN JADI SILENT READER(S) PLEASE.
OKE, CAPSLOCK JEBOL.
+5 vote untuk lanjut tapi setelah UN.
xoxo
![](https://img.wattpad.com/cover/37377556-288-k5447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE OR REAL MARRIAGE - Harry Styles
FanfictionSudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan orang menyebalkan dan sekarang dipertemukan, bahkan menjadi sebuah keluarga kecil. Rasanya itu tidak bisa diungkapkan. Rasa kesal, muyak dll tiba-tiba berubah menjadi sebuah rasa sayang. Apakah ini sebuah k...